Menurun, Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini Tinggal 2,5 Persen

Ahad, 05 April 2020

Nusaperdana.com - Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini pada level 2,5 persen. Angka itu turun separo dari proyeksi ADB tahun lalu yang mencapai 5 persen.

Penyebab anjloknya proyeksi tersebut tentu saja pandemi COVID-19. Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan bahwa fundamental makroekonomi Indonesia sangat kuat. Namun, wabah global itu membuat arah ekonomi berubah.

"Kondisi lingkungan eksternal menjadi buruk dan permintaan dalam negeri melemah," ujarnya Jumat (3/4).

Menurut ADB, perekonomian Indonesia akan pulih tahun depan. Optimisme itu bisa terwujud jika pemerintah melakukan kebijakan yang tegas dan efektif dalam menanggulangi pandemi.

"Perekonomian Indonesia dapat kembali secara bertahap ke jalur pertumbuhannya tahun depan," tuturnya.

ADB juga memperkirakan inflasi naik ke level 3 persen pada tahun ini. Tahun lalu inflasi rata-rata mencapai 2,8 persen. Nanti pada 2021 inflasi diproyeksi turun lagi menjadi 2,8 persen.

Mencermati kondisi perekonomian pekan pertama April, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi sebesar 0,2 persen month-to-month (MtM). Angka tersebut lebih tinggi daripada bulan sebelumnya pada level 0,1 persen (MtM).

Sementara itu, inflasi tahunan 2,8 persen. Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, komoditas bahan pokok menjadi mayoritas penyumbang inflasi.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah diperdagangkan Rp16.464 per dolar AS kemarin, menguat tipis daripada 2 April.

Perry menganggap nilai tukar rupiah saat ini masih memadai. Dia meyakini nilai tukar rupiah bergerak stabil sepanjang tahun ini.

"Bahkan, akan cenderung menguat ke sekitar Rp15.000 per dalar AS pada akhir tahun ini," kata alumnus Iowa State University tersebut.

Perry meyakini pertumbuhan ekonomi tidak akan lebih rendah daripada 2,3 persen tahun ini.

Dia menegaskan, BI sudah menyusun langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi kondisi ekonomi terburuk bersama pemerintah, OJK, dan LPS. Kemarin indeks harga saham gabungan (IHSG) juga finis pada zona hijau.