Nusaperdana.com - Sebelas tahun lamanya, gelandang pekerja keras Hariono berkiprah untuk Persib Bandung.
Selama itu pula, berbagai jenis seragam beridentitas warna biru sudah pernah dipakai oleh pria kelahiran Sidoarjo tersebut bersama Persib Bandung.
Satu hal yang pasti, nomor 24 selalu melekat di bawah nama Hariono, selama 11 tahun lamanya membela Persib Bandung.
Sayangnya, nomor dan nama itu tak ada lagi di Persib Bandung untuk musim depan, termasuk Liga 1 2020.
Hariono resmi didepak oleh Persib dan saat ini bergabung dengan klub peraih gelar juara Liga 1 2020, Bali United.
Guna memperingati kesetian 11 musim bersama klub berjuluk Maung Bandung, baru-baru ini, Komunitas Jersey Persib Collector membuat acara unik.
Bertajuk Tribute to Hariono, mereka mengadakan pameran kaus bernomor 24 di 1993 Dapur & Kopi, Minggu (29/12/2019) kemarin.
Ketua Jersey Persib Collector, Nays Muntahar mengatakan, acara ini memang dibuat secara khusus untuk Hariono yang sudah 11 tahun membela Maung Bandung.
"Kami sengaja membuat acara ini untuk menghormati kesetiaan dan jasa seorang Hariono," kata Nays Muntahar dikutip situs resmi klub.
"Meskipun musim depan sudah tidak bersama Persib, semua Bobotoh pasti akan selalu mengingat nomor punggung 24 yang dikenakan Mas Har (sapaan akrab Hariono)," sambung dia.
Dalam pelaksanaannya, lebih dari 50 jersey bernomor 24 dipajang di balkon Lantai 1 Graha Persib, Jalan Sulanjana Nomor 17 Bandung itu.
Kaus-kaus tersebut terdiri dari jersi home, away maupun jersi ketiga tim berjuluk Pangeran Biru 11 musim lamanya.
Selain cocok untuk berswafoto, pameran itu juga membuka jalin silaturahmi antar Bobotoh, suporter fanatik Maung Bandung.
"Alhamdulillah banyak teman-teman yang hadir di acara ini, baik para kolektor maupun Bobotoh untuk sekadar mengabadikan momen selfie dengan latar belakang jersey-jersey Hariono," ungkap Nays Muntahar.
Seperti ucapan perpisahan dari Hariono untuk Bobotoh maupun Persib, satu hal yang paling penting untuk diingat.
"Tapi logo Persib di dada lebih penting daripada nama di punggung. Apalah arti nama besar jika tidak ada kecintaan dan kebanggaan membawa nama di dada," tegas Hariono, 22 Desember 2019 lalu.**