_Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Penguriseng saat berdiskusi bersama wartawan di kegiatan Media Gathering PHE Mandalika_
Nusaperdana.com - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) optimis dalam menatap tahun 2024 dengan melakukan eksplorasi dan produksi yang agresif. Optimisme ini didorong dengan komitmen dari anak perusahaan PHE yakni PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan melakukan kegiatan eksplorasi yang agresif untuk menopang energi nasional yang berujung pada ketahanan bangsa.
Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Penguriseng mengatakan, pihaknya menatap 2024 dengan penuh optimisme. Sebab, sikap itu akan berdampak pada semangat pekerja hulu di Pertamina dalam memproduksi energi bagi negeri.
“Karena kalau tidak optimis, otomatis harapan masyarakat akan energi juga tidak optimis. Dengan adanya rasa optimisme ini, maka semangat untuk ketahanan energi itu akan timbul, dan semangat itu juga untuk masyarakat. Karena, ketahanan energi itu adalah bagian penting dari ketahanan suatu negara,” kata Muharram dalam kegiatan Media Gathering PHE di Mandalika, Lombok, Selasa (6/2/2024).
Dia juga menyoroti peran dari media dalam upaya meningkatkan rasa optimisme dan semangat untuk eksplorasi dan memproduski potensi energi, dalam hal ini minyak dan gas, yang ada di Indonesia. Terlebih, peran media sebagai wadah edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya ketahanan energi bagi negeri.
Ia mengajak media untuk melihat secara jangka panjang, betapa besarnya kebutuhan dan jenis energi yang sangat dibutuhkan di 3 dekade mendatang. Pada tahun 2050 dibutuhkan 1000 Mega Ton Energi untuk memenuhi kebutuhan, berlipatganda dibandingkan saat ini. Hal inilah yang perlu diceritakan dan ditranslasikan melalui berbagai narasi media ke publik.
“Kalau media membantu mengawal kita, maka bersama-sama kita bisa mengedukasi dan memberikan pencerahan, sehingga tidak ada satu orangpun yang berniat menghambat pencapaian ketahanan energi negeri ini,” katanya.
Terkait dengan rencana eksplorasi dan produksi yang lebih ditingkatkan di tahun 2024, Muharram mengatakan, PHE melakukan dalam dua strategi. Pertama, Pertamina akan memanfaatkan potensi-potensi sumber daya energi atau pun sumur yang sudah ada (area eksisting). “Tentunya, eksplorasi eksplorasi di daerah lama ini kita lakukan dengan cara berpikir yang baru dan teknologi yang baru,” katanya.
Strategi kedua, kata Muharram, Pertamina akan melakukan eksplorasi dan produksi di area yang akan datang (emerging), namun dengan potensi sumber daya yang besar. “Kita cari temuan yang besar bahkan raksasa, sehingga kita dapat kemampuan untuk mendapatkan ketahanan energi nasional,” katanya.
Untuk diketahui, dua strategi tersebut sudah diterapkan oleh PHR Wilayah Kerja (WK) Rokan. Yakni, dengan pengembangan lapangan di Minas untuk meningkatkan produksi WK Rokan, serta melakukan pengeboran sumur Minyak Non Konvensional (MNK) di Lapangan Gulamo yang saat ini sudah masuk dalam tahap evaluasi hasil pemboran. Semua upaya tersebut dilakukan dalam upaya mendukung capaian target 1 juta barel minyak per hari di tahun 2030.
Untuk itu, lanjut Muharram, PHE sebagai motor produksi minyak di Pertamina, berkomitmen untuk melakukan kegiatan eksplorasi untuk memproduksi minyak dan gas yang lebih baik di tahun 2024.
“Kalau kita tidak lakukan (eksplorasi dan produksi), mau tak mau konsumsi itu akan tetap ada. Jadi, kita harus tetap lakukan produksi. Karena, persoalan migas ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal pertahanan suatu bangsa. Untuk itu, kita sudah sepakat untuk mendukung eksplorasi yang agresif, yakni ‘Explore the Potential’,” kata Muharram.
TENTANG PHR WK ROKAN
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018.
Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021. Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.
Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi pertamina. Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.**