Nusaperdana.com, Jakarta - Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Barat pada Kamis, 12 Desember 2019, Presiden Joko Widodo turut meninjau perkembangan pembangunan lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek dan kereta cepat Jakarta-Bandung yang lokasinya berdekatan dengan jalan tol layang Jakarta-Cikampek.
Presiden mengatakan bahwa kompleksitas dari pembangunan LRT dan kereta cepat tersebut cukup tinggi mengingat lokasi dan waktunya yang berdekatan dengan pembangunan infrastruktur lain, yakni jalan tol layang Jakarta-Cikampek sepanjang 36,4 kilometer yang baru saja diresmikan. Hal tersebut ditambah dengan kondisi lalu lintas di sekitarnya yang harus tetap berjalan.
"Contoh jalan tol (layang) ini, itu kesempatan memasang _girder_-nya hanya berapa jam? Tiga sampai empat jam per hari karena lalu lintas yang begitu sangat padat dan hanya malam hari. Yang kedua, di sampingnya lagi ada LRT dibangun, sampingnya ada kereta cepat. Bayangkan rumitnya," ujarnya di Kilometer 16, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Meski demikian, pembangunan tersebut tetap harus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan daya saing, kecepatan, serta efisiensi. Presiden optimistis bahwa pembangunan LRT dan kereta cepat tersebut akan dapat diselesaikan segera. Pihaknya menargetkan agar proyek-proyek tersebut dapat diselesaikan di akhir tahun 2021 mendatang.
"Kereta cepat ini investasinya USD6 miliar dan akan diselesaikan insyaallah nanti di akhir 2021. LRT investasi Rp29 triliun akan selesai juga di akhir 2021. Semuanya akan selesai, nanti akan terintegrasi," ucapnya.
Mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.