Sumber Foto: Jamkesnews.com
Nusaperdana.com, Indragiri Hilir - Ustadz Ruhiat (45) sapaan akrabnya, salah satu peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dengan segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Pegawai Negeri. Bagi Ruhiat, mengikuti kepesertaan Program JKN-KIS tidak membuatnya rugi, akan tetapi justru membuat ia dan keluarganya merasa beruntung.
“Saya sekeluarga terdaftar Program JKN-KIS, namun yang rutin menggunakan KIS saat berobat adalah istri saya lantaran harus menjalani cuci darah dua kali dalam seminggu dengan penyakit Diabetesnya. Oleh sebab itu, saya merasa memiliki hutang pada peserta JKN-KIS yang lain karena telah membantu biaya pengobatan istri saya,” terangnya.
Telah merasakan berbagai manfaat pelayanan kesehatan, Ruhiat sadar bahwa prinsip gotong royong dalam Program JKN-KIS benar adanya.
“Jika dihitung dengan uang, mungkin biaya guna menjalani cuci darah dalam sebulan sekitar Rp8 juta. Sementara dengan program JKN-KIS, iuran yang saya bayarkan setiap bulannya tidak sampai Rp1 juta. Artinya dalam sebulan, saya telah dibantu oleh peserta JKN-KIS yang lain dari biaya Rp8 juta tersebut. Inilah yang dinamakan gotong royong, membantu kami yang sakit dari iuran peserta yang sehat,” jelasnya.
Saat masyarakat luar banyak yang berfikir bahwa sia-sia membayarkan iuran jika tidak pernah dimanfaatkan, namun Ruhiat beranggapan niat tersebut salah dan perlu diluruskan.
“Intinya saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman Program JKN-KIS, dimana ada setetes Rupiah yang terpakai untuk pengobatan istri saya, jadi saya meminta agar diikhlaskan dan anggap itu sebagai sedekah dalam membantu saya maupun peserta JKN-KIS yang lainnya. Jika ada yang mengatakan hanya membayar iuran saja namun tidak pernah terpakai untuk berobat maka disyukuri, jangan berkeinginan untuk sakit karena sakit itu menderita dan tidak enak,” lanjutnya.
Ruhiat pun mengajak masyarakat dan stakeholder yang mengikuti Program JKN-KIS agar merasa lega dan bersyukur dapat membantu peserta yang sakit. Ia juga berharap BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Program JKN-KIS semakin amanah dan dipercaya oleh masyarakat, sehingga peserta tidak menganggap uangnya sia-sia akan tetapi merasa bernilai.
“Bagi kami yang sudah sakit ini, tentu merasa berterimakasih sudah ditolong. Namun jangan dijadikan hutang, sebab kami turut mendoakan dan semoga ini menjadi amal kebaikan. Saya berharap yang selama ini mengulurkan tangannya tidak pernah sakit, serta dengan senang hati membantu orang lain walaupun dengan selembar rupiah yang disumbangkan. Begitupun saya, yang akan merasa ikhlas dan bangga menolong sesama lewat iuran yang dibayarkan setiap bulannya,” tutupnya.