
NUSAPERDANA.COM, KAMPAR – Potret kemiskinan ekstrem kembali mencuat di Kabupaten Kampar. Kali ini, sebuah rumah warga miskin yang tidak layak huni ditemukan di Desa Ganting Damai, Dusun Suka Maju, Kecamatan Salo. Kondisi bangunan yang memprihatinkan itu menuai sorotan dan kekecewaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah daerah.
Rumah tersebut tampak jauh dari standar kelayakan huni. Dinding rapuh, atap bocor, serta lantai tanah menjadi keseharian penghuni rumah yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Ironisnya, kondisi ini terjadi di tengah gencarnya program pengentasan kemiskinan yang selama ini digaungkan pemerintah.
Warga setempat mempertanyakan peran dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Kampar, khususnya Bupati Kampar, yang dinilai lalai dan tidak maksimal dalam mendata serta menangani warga miskin ekstrem di wilayahnya.
“Ini bukan kasus baru. Sudah berulang kali rumah warga miskin dibiarkan tidak layak huni. Pemerintah daerah jangan hanya pandai bicara program, tapi turun langsung ke lapangan,” ujar salah seorang warga dengan nada kecewa.
Masyarakat secara tegas meminta Bupati Kampar bertanggung jawab penuh. Jika pemerintah daerah dinilai tidak mampu atau tidak serius menangani persoalan rumah tidak layak huni, warga mendesak agar Kementerian Sosial Republik Indonesia turun tangan langsung.
Tak hanya itu, warga juga meminta Presiden RI Prabowo Subianto untuk memberi perhatian khusus terhadap kondisi kemiskinan ekstrem di Kampar, khususnya di Desa Ganting Damai.
“Kalau daerah tidak sanggup, kami minta negara hadir. Kami minta Kementerian Sosial dan Presiden Prabowo bertindak. Jangan biarkan rakyat hidup di rumah seperti ini,” tegas warga lainnya.
Kasus ini dinilai menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah, mengingat program Rumah Layak Huni (RLH) dan bantuan sosial seharusnya menjadi prioritas utama bagi warga miskin.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari Bupati Kampar maupun instansi terkait mengenai langkah konkret penanganan rumah warga miskin di Dusun Suka Maju, Desa Ganting Damai.
Masyarakat berharap, sorotan publik ini tidak kembali berakhir tanpa tindakan nyata. Kemiskinan bukan sekadar data di atas kertas, tetapi jeritan nyata rakyat kecil yang menunggu kehadiran negara.