Sumur tersebut ditemukan oleh relawan budaya Ciamis Muhammad Solehan (38) saat sedang survei membuat rute jalan acara sepeda gowes. Ia melihat pohon hanjuang berjajar yang merupakan ciri khas Galuh (kerajaan).

"Saya curiga kemungkinan di sini ada peninggalan. Ternyata menemukan 7 sumur ini, banyak yang tertutup rerumputan jadi tidak bahwa itu sumur. Dilihat memang seperti bukan buatan di zaman sekarang. Mungkin diduga ada pada zaman kerajaan Galuh tujuannya untuk pengairan," ujar Solehan saat ditemui detikcom sedang menunjukan sumur unik di Ciamis, Sabtu (6/6/2020). 

Pantauan di lokasi, diameter sumur itu tak terlalu besar. Di pinggirnya dikelilingi batu yang telah berlumpur berukuran sedang. Air yang dihasilkan cukup jernih meski di permukaannya dipenuhi dedaunan kering yang jatuh. Sebagian sumur masih ditutupi oleh rerumputan.

Ada satu sumur yang tidak berfungsi karena tertutup longsoran tanah. Sumur berada di bawah tebing dan mengelilingi area persawahan. Meski musim kemarau, sumur tersebut tak pernah surut. Sumur unik di Ciamis ini terlihat sangat dalam.

"Memang warga di sini banyak yang tidak tahu. Karena lokasi ini dianggap sedikit angker jadi banyak warga yang tidak ke tempat ini," dia mengungkapkan. 

Beberapa baru di pinggir lokasi sumur unik di Ciamis juga nampak menyerupai berbagai bentuk. Salah satunya batu berbentuk kepala katak 'bangkong'. Tapi, tak bisa dipastikan itu peninggalan bersejarah atau bukan.

"Uniknya sumur ini berjajar dan mengelilingi area persawahan. Air yang keluar juga cukup melimpah. Kalau ditata dengan rapih, dibersihkan bisa menjadi salah satu potensi wisata," Solehan membeberkan. 

Meski warga sekitar tak mengetahui sumur unik di Ciamis tersebut, namun ternyata ada beberapa warga dari luar datang dan mandi lokasi sumur. Biasanya, ditemukan pada malam tertentu.

"Memang sempat beberapa kali melihat ada warga secara diam-diam datang, tapi bukan warga di sini secara. Maksud dan tujuannya tidak diketahui. Tapi biasanya itu mitosnya kemungkinan untuk tujuan tertentu, seperti laris berdagang dan sejenisnya," kata Solehan.

Sementara itu, Kepala Dusun Majaprana Hilman Somantri membenarkan adanya 7 sumur tersebut. Namun selama ini tak banyak mengetahuinya. Warga hanya mengetahui 1 sumur yang ukurannya cukup besar. Dimanfaatkan untuk pengairan sawah dan untuk keperluan air bersih terutama saat kemarau. 

"Dengan ada temuan ini memang kita belum merencanakan apa-apa, harus ada berempug (rapat) dulu di bahas. Memang itu dimanfaatkan warga, terutama saat kemarau. Untuk wisata atau hal lainnya belum, yang jelas untuk pengairan," dia menjelaskan.

Sumber : Detik.com /  Editor : Redaksi