Boy Rafli Lakukan Orasi Kebangsaan di Malam Anugerah Padang TV Award 2021

Komjen Boy Rafli saat orasi kebangsaan di Malam Anugerah Padang Tv Award 2021, Jumat 26 Maret 2021 di Padang. (Dok. Istimewa)

Nusaperdana.com, Padang - Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kerukunan antar warganya. Agar selalu terjaga, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar diminta melakukan orasi kebangsaan untuk kemajuan Sumatera Barat saat menghadiri Malam Anugerah Padang Tv Award 2021 yang digelar pada Jumat,  26 Maret 2021 dari pukul 19.00 - 24.00 WIB di Ballroom - Hotel Pangeran Beach, Jalan Ir. H. Juanda No. 79, Padang.

Pada orasi tersebut Boy Rafli mengatakan hari ini terjadi ancaman global, terutama bencana non alam. Ancaman tersebut adalah transnasional ideologi yang secara tidak sadar pada era globalisasi ini begitu mudah masuk menghampiri masyarakat. Media sosial seharusnya bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa, apalagi penggunanya naik pesat di Indonesia pada saat ini, mencapai 80 persen dari jumlah penduduk, dari 274 juta penduduk, 202 jutanya adalah pengguna internet.

Sepeti dijelaskan Boy Rafli, transnasional ideologi juga masuk melalui media sosial, utamanya dilakukan oleh organisasi terlarang dunia yang mengembangkan semangat radikal intoleransi dan berpotensi pada radikal terorisme. PBB menyatakan organisasi terlarang di dunia tersebut, yaitu Al Qaeda dan ISIS. Organisasi tersebut telah berhasil mempengaruhi pola pikir sebagian masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia sebenarnya adalah bangsa yang toleran, bangsa yang sangat menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang menghormati keberagaman, semangat bertoleransi, mengedepankan persatuan, terkandung dalam UUD 1945. Tanpa terasa, pengaruh yang diberikan oleh organisasi terlarang tersebut masuk dalam relung-relung kehidupan masyarakat. 

“Contoh nyata, dalam tujuh tahun terakhir ini tercatat 1250 warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan berangkat ke Irak dan Syiria. Ini real, nyata, sebagian mereka sudah ada yang dideportasi, sebagian ada yang meninggal dunia di angka sekitar 100 orang, karena terjebak dalam konflik bersenjata, ibu-ibu dan anak-anak masih ada di camp penahanan, di camp pengungsian. Laki-lakinya harus menghadapi proses hukum Irak dan Syiria. Dari beberapa yang kita wawancara, termasuk juga di antaranya adalah ASN, esselonnya cukup tinggi, esselon dua, katanya ingin mencari kebenaran berangkat ke sana,” kata Boy Rafli. 

Boy Rafli juga menjelaskan bahwa organisasi terlarang tersebut menggunakan narasi agama, seolah-olah mereka sedang berjuang di jalan kebenaran, berjihad, berjalan di atas nilai-nilai agama. Padahal, mereka seratus persen memanipulasi agama, mungkin adalah bagian dari peta politik global mereka yang ingin menghancurkan umat Islam dengan cara membangun narasi-narasi kebencian dan dengan mudahnya menggolongkan orang-orang tertentu yang tidak seiman, tidak sekeyakinan dengannya, tidak sealiran, tidak satu mazhab, sebagai bagian lawan yang harus dimatikan. Mereka mengusung ideologi kekerasan dan kemudian tidak segan-segan membunuh walaupun itu adalah sesama umat Islam. 

Lebih lanjut Boy Rafli mengatakan, Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa terorisme bukan agama, radikal intoleransi sangat sistematis dilakukan organisasi terlarang tersebut. Mereka didukung oleh dana yang besar, menguasai ladang-ladang sumber daya energi di Timur Tengah dan kemudian membiayai seluruh sel-selnya yang ada di seluruh dunia yang telah tergabung di dalam kelompok ISIS. Mereka telah masuk di lebih dari 40 negara, dengan jumlah orang yang direkrut kurang lebih 40 ribu sampai 50 ribu, mereka telah hadir di Irak dan Syiria. Walaupun hari ini mereka banyak yang relokasi, termasuk Warga Negara Indonesia yang melakukan relokasi ke Yaman, Afghanistan, dan Filipina selatan. 

Boy Rafli juga mengatakan, “Keindonesiaan bagi bangsa Indonesia adalah legacy, peninggalan leluhur yang harus kita rawat bersama-sama dan investasi sosial yang telah diberikan oleh tokoh-tokoh Sumatera Barat demikian besar. Oleh karena itu, tentu kami berharap dukungan kita semua, selamatkan anak-anak muda kita, karena kalangan milenial hari ini sangat gandrung dengan media sosial, dimana di dalamnya sangat masif, propaganda yang dilakukan oleh mereka. Yang ke dua, meskipun bukan menjadi bagian dari tugas saya, tapi saya wajib mengingatkan bahaya narkoba. Nah ini, tokoh-tokoh pemerintahan, tokoh adat, ninik mamak, sama-sama harus kompak membersihkan narkoba di tengah masyarakat kita.”

“Ini adalah permasalahan bangsa yang tidak bisa dibiarkan. apa yang dipropagandakan mereka merupakan antitesis dari nilai-nilai luhur bangsa. Jadi pasti, apapun ajaran, atau apa yang mereka sampaikan itu tidak sejalan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Perlu gerakan masif menghadapi radikal intoleransi dan virus narkoba yang tentunya kita ingin agar itu dapat kita atasi. Kita yang berkesempatan mendapatkan posisi peran penting dalam masyarakat diberikan kewarasan dalam berpikir, akal sehat oleh Allah SWT, hendaknya kita bantu, mari kita selamatkan generasi muda Indonesia, agar mereka bisa meraih masa depan yang lebih baik dari generasi hari ini, lebih sukses sebagai bangsa yang maju di masa yang akan datang,” kata Boy Rafli.

Malam Anugerah Padang Tv Award 2021 diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Padang Tv ke-14, Boy Rafli jadi salah seorang dari 14 tokoh inspiratif Sumatera Barat yang memperoleh anugerah dalam acara tersebut.

Seusai acara, Boy Rafli memenuhi agenda pertemuan dengan Junaidi Tjoa, Ketua komunitas Sahabat Boy Rafli Provinsi Sumatera Barat (SBR Sumbar) beserta para anggotanya, dilakukan pada salah satu restoran di Jalan M. Yamin, Padang. Pada pertemuan tersebut Boy Rafli menyampaikan harapannya, semoga SBR Sumbar dapat menjadi perpanjangan tangan bagi BNPT dalam menyukseskan progam Salam Indonesia Harmoni.

"Mari kita bijak bermedia sosial, hindari ujaran kebencian yang dapat memecah belah masyarakat. Bersama-sama kita jaga rasa kebangsaan untuk menangkal radikal intoleransi demi Indonesia harmoni," kata Boy Rafli. (Muhammad Fadhli)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar