Dari 30 Pasien di Riau, Baru 1 Dinyatakan Positif Corona

Indra Yopi

Nusaperdana.com, Pekanbaru - Terhitung sejak 3 hingga 20 Maret, Dinas Kesehatan (Diskes) Riau sudah mencatat 30 pasien suspect corona (Covid-19).

Dari total itu, 10 di antaranya sudah dinyatakan negatif. Sementara, 20 lainnya masih menjalani perawatan. Termasuk satu pasien yang positif.

Ke-20 pasien yang masih dirawat tersebut di antaranya berada di RSUD Bengkalis 3 orang, RSUD Arifin Achmad 4 orang, Awal Bros Sudirman 2 orang, Ibnu Sina 2 orang, Eka Hospital 4 orang, Awal Bros A Yani 3 orang, RSUD Dumai 1 orang, RSUD Siak 1 orang, dan Rumah Sakit Hermina 1 orang.

Juru bicara tim medis penanganan corona di Riau dr Indra Yopi mengatakan, pasien terbaru yang dirawat karena suspect pada Jumat (20/3) ada dua orang. Satu pasien dirawat di Pekanbaru, sementara satu pasien lagi dirawat di Siak.

"Hingga hari ini (kemarin, red) total ada 30 pasien suspect corona di Riau. Atau ada dua tambahan pasien dari hari Kamis. Satu pasien dirawat di Rumah Sakit Hermina, dan satu lagi di RSUD Siak," ujar Indra Yopi.

Sedangkan untuk satu pasien yang positif corona, lanjut Yopi, saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Arifin Achmad. Kondisi pasien tersebut saat ini masih stabil.

"Kondisi masih baik-baik saja, aman, alhamdulillah. Pasien positif tetap satu, belum ada tambahan. Sampel swap-nya kami kirim setiap hari untuk dicek. Hal itu untuk memastikan kondisi pasien apakah sudah negatif corona atau belum," jelasnya.

Dalam pada itu Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, kasus positif virus corona yang berasal dari Riau ternyata sudah lama tinggal di Jakarta.

Pria 63 tahun berinisial M itu ternyata hanya kartu tanda penduduknya saja yang Riau.

"Setelah dicek di Riau, ternyata dia sudah lama tidak tinggal di sana," kata Achmad Yurianto saat jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (20/3).

Yuri, sapaan akrabnya, mengatakan, saat diketahui berasal dari Riau, tim penanganan Covid-19 langsung mengecek ke lokasi untuk menelusuri orang tersebut pernah kontak dengan siapa saja. Ternyata memang diketahui yang bersangkutan sudah lama tinggal di Jakarta.

Karena itu, lanjutnya menjelaskan melalui rilis yang diterima dari BNPB RI, penelusuran kontak yang bersangkutan hanya bisa dilakukan berdasarkan penuturannya saja. Penelusuran kontak ditarik selama 14 hari ke belakang.

Selama 14 hari itu dia pernah ke mana saja dan bertemu siapa saja. Biasanya keluarga dan orang-orang yang tinggal dengan seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi juga akan diperiksa.

Sementara itu Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar mengatakan, sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona, pihaknya juga sudah meminta tempat hiburan seperti diskotik dan warung internet (warnet) ditutup. Pasalnya lokasi itu kerap dijadikan lokasi orang-orang untuk berkumpul.

"Untuk saat ini, tidak usahlah berusaha dulu, tutuplah dulu. Karena diskotik ini banyak orang yang berkumpul. Kita tidak tahu dari mana orang yang datang itu," kata Gubri.

Selain diskotik, Gubri juga meminta warnet yang ada juga tutup. Karena dikhawatirkan anak-anak yang libur sekolah justru akan berkumpul di warnet.

"Untuk tempat-tempat yang kemungkinan orang berkumpul banyak-banyak itu, sementara ini tutuplah dulu. Saya rasa tak banyaklah ruginya, karena ini demi keselamatan kita bersama. Seperti warnet itu juga, jangan nanti jadi tempat anak-anak berkumpul," ujarnya.

Terkait penutupan tempat hiburan tersebut, Gubri mengaku sudah menyampaikan kepada Wakil Wali Kota Pekanbaru dan Wali Kota Dumai.

Sementara itu untuk pemenuhan alat pelindung diri (APD) yang saat ini banyak diperlukan rumah sakit di Riau, Gubri mengaku sudah meminta bantuan pihak swasta memenuhi hal tersebut. Karena, saat ini yang menjadi kendala Pemprov Riau bukan pada sisi anggaran.

"Kalau anggaran kita siap, tapi yang masalahnya stok barang APD itu yang tidak ada. Untuk itu, kami minta bantuan pihak swasta di Riau untuk ikut membantu mencarikan APD tersebut," ujarnya.

Selain itu, pihaknya saat ini juga masih mendata jumlah tenaga kesehatan di Riau yang terlibat dalam penanganan pasien suspect dan positif corona. Pihaknya akan memberikan insentif sebagai bentuk penghargaan.

"Kami akan berikan insentif bagi tenaga kesehatan di Riau yang terlibat dalam penanganan corona," kata Gubri.

Satu Warga Perawang Suspect
Satu warga Perawang, MS (52) suspect atau pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Siak dr Tonny Chandra saat rapat pembentukan Satgas  Corona di Wisma Pemda bersama Bupati Siak Drs Alfedri, Pj Sekda Jamaluddin, Direktur RSUD Tengku Rafi’an dan forkopimda.

Terduga yang merupakan karyawan IKPP itu beberapa hari lalu pulang dari Jakarta melayat keluarganya yang meninggal karena corona. Saat pulang ke Perawang sempat berkumpul dengan 11 temannya.

"Saat ini terduga sedang menjalani perawan di Eka Hospital, sedangkan 11 temannya sedang dikarantina oleh pihak IKPP," jelas Tony.

Lebih jauh dikatakan Tonny, saat ditelusuri ternyata, keluarga MS yang meninggal tersebut positif corona. Diduga MS ada kontak visik dengannya.

"Saat ini kami sedang koordinasi dengan pihak IKPP. Baik tentang pasien suspect mau pun 11 temannya yang diisolasi," ungkap Tonny.

Semua Harus Jelas dan Terbuka

Dalam hal ini tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Sebab semakin cepat diketahui seseorang suspect, semakin mudah ditelusuri telah kontak fisik dengan siapa saja dia dan sudah ke mana saja dia.

Hal ini perlu kerja sama semua pihak. Sebagaimana disampaikan Bupati Siak Drs H Alfedri MSi, semua pihak harus bisa bekerja sama, salah satunya dengan tetap berada di rumah.

"Jangan bepergian jika tidak terlalu perlu. Mengisolasi diri dan keluarga sangat penting, karena itu untuk kebaikan bersama," ungkap Bupati.

Dia pun sudah berkoordinasi dengan semua pihak, baik forkopimda maupun masyarakat untuk peduli dan terus saling mengingatkan dan menjaga bagaimana Covid-19 tidak ada di Siak.

Bupati juga menjelaskan kesiapan RSUD Tengku Rafi’an. Bahkan saat ini ada pasien dari Bandar Petalangan Pelalawan berinisial Ha (67) yang dirujuk ke RSUD Tengku Rafi’an dua hari yang lalu.

“Kami sudah koordinasi, kami akan secepatnya memulangkannya ke Pelalawan setelah mereka menyiapkan ruang di rumah sakit mereka untuk pasien suspect corona,” ungkap Bupati.

Menurutnya pasien baru pulang umrah dan kondisi kesehatannya menurun dan suspect.

"Perawat-perawat terlatih sudah kami siapkan. Dan mereka juga memiliki SOP agar tidak terkena. Meski itu tidak mudah karena tim medis harus melayani pasien," kata Bupati.

Ditambahkan Direktur RSUD Tengku Rafi’an dokter Benny Chairuddin, pencegahan dan pemutusan mata rantai penyebaran harus melibatkan semua unsur termasuk masyarakat.

"Dan semua itu dimulai dari diri sendiri," ungkapnya.

Pihaknya saat ini membatasi warga yang ingin membesuk pasien. Cukup yang menjaga saja yang berada di rumah sakit.

"Tidak hanya itu, siapa saja yang ke RSUD Tengku Rafi’an selain menyemprot tangan dengan antiseptik, suhu tubuhnya juga diperiksa. Hal itu dilakukan demi keamanan bersama," jelas Benny.

Sementara Humas PT IKPP Armadi mengatakan karyawan yang melayat keluarganya positif corona di Jakarta pulang ke Pekanbaru pada 17 Maret.

"Pihak perusahaan tetap terus melakukan pemantauan baik terhadap karyawan yang saat ini mendapatkan pemantauan di rumah sakit Pekanbaru, maupun yang 13 karyawan yang sedang menjalankan karatina sesuai SOP," ujar Armadi.

Hasil Tes Negatif, Pasien Dipulangkan
Hasil tes Covid-19 terhadap pasien kedua diisolasi di RSUD Bengkalis sudah keluar dan hasilnya negatif.

Dengan demikian, pasien yang sudah 10 hari berada di ruang isolasi ini sudah diperbolehkan pulang, namun tetap dilakukan pengawasan, terutama untuk penyakit yang dialami pasien tersebut.

"Siang tadi (Kamis (19/3), red) hasil labornya  sudah kita terima dan negatif corona," ujar Plt Direktur RSUD Bengkalis dr Ersan kepada wartawan, Kamis malam (19/3).

Mulai kemarin pihak keluarga sudah bisa  membawa pulang pasien dan tidak perlu khawatir terjangkit dengan virus corona.

Petugas kesehatan sendiri melalui puskesmas setempat akan melakukan pengawasan terhadap pasien dimaksud karena walau dinyatakan negatif covid-19, tapi pasien ini memiliki  riwayat radang paru atau pneumonia.

"Jadi sakitnya itu yang perlu diawasi, bukan coronanya. Kita ingin memastikan bahwa pasien benar-benar sehat," ujar Ersan.

Dengan negatifnya pasien tersebut, Ersan  mengatakan, tinggal dua pasien dalam pengawasan (PDP) lagi yang  berada di kamar isolasi.

Terhadap dua pasien tersebut dilakukan pengambilan sampel swab untuk uji labor. Kedua pasien itu seperti diberitakan sebelumnya masing-masing berusia 19 tahun dan 2 tahun 7 bulan.

"Kami sudah dipercaya untuk mengambil sendiri sampel swab ini, kemudian akan kami serahkan ke Diskes Riau," kata Ersan.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar