Kurang Dari 12 Jam, Pelaku Pembunuhan di Kampar Berhasil Diringkus Polisi
Tim Kuasa Hukum PT ABM Adukan SP3 ke Komisi Reformasi Polri
Dasa Wisma di Desa Sungai Raya Produksi 100 Masker Perhari
Nusaperdana.com, Tembilahan - Untuk bantu pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19), Kepala Desa Sungai Raya bersama anggota Dasa Wisma (PKK) di Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) membuat masker sendiri dengan harga jual murah tanpa untung untuk bantu masyarakat.
Sebagaimana diketahui, pemerintah mengharuskan kepada seluruh warga Indonesia untuk mengenakan masker saat akan keluar rumah.
Karena adanya kelangkaan masker di daerah kabupaten Inhil, maka Kepala Desa Sungai Raya bersama anggota Dasa Wisma (PKK) setempat membuat masker sendiri dengan harga jual murah tanpa untung untuk membantu Masyarakat.
Hal ini juga sesuai dengan anjuran yang diperintahkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar menggunakan masker demi mencegah penularan Covid-19.
"Pada awal mulanya ini hanyalah kegiatan para ibu ibu PKK dasa wisma karna adanya wabah Virus Corona (Covid-19) maka kami berinisiatif untuk membuat sendiri masker dan membagikannya kepada para masyarakat perdesaan," kata Kepala Desa Sungai Raya, Kartini Wati kepada Nusapersana.com, Selasa (07/04/2020).
Karena banyaknya permintaan para masyarakat dan orang Dinas akhirnya Kartini Wati bersama anggota dasa wisma (PKK) Desa Sungai Raya dan di bantu oleh masyarakat memproduksi masker lebih banyak dan di jual secara murah tanpa keuntungan.
"Karena permintaan yang sangat banyak, kami pun harus terus menambah anggota untuk pembuatan masker ini, satu Meter Kain bisa membuat 15 Masker dalam satu hari kami hanya dapat memproduksi kurang lebih 100 masker saja karena keterbatasan Alat jahit dan karna alat jahit masih model lama jadi pembuatan masker ini belum maksimal," sebutnya.
Selain masker yang sesuai dengan WHO yaitu tipe N95, ternyata masker yang terbuat dari kain baloteli juga efektif untuk mencegah virus (Covid-19) namun masker ini harus selalu di cuci setelah selesai di pakai.
"Untuk kain kami cari yang lembut dan menyerap agar enak untuk di pakai, karena bahannya dari kain jadi harus selalu di cuci untuk menjaga keseterilan masker tersebut," jelasnya.
Karena kelangkaan masker ini membuat harga masker melonjak naik hingga 10.000 per satu buahnya.
"Untuk harga kami tidak mencari untung hanya sesuai dengan modal, tergantung dari model dan motifnya, karena kegiatan kami ini juga untuk membantu Masyarakat," tutupnya. (safar)

Berita Lainnya
Dari Kampar untuk Aceh: Solidaritas Nyata Desa Indra Sakti dengan Rp16,5 Juta dan Dua Ambulans
Etomidate Resmi Jadi Narkotika Golongan II, Pengguna Vape Campuran Kini Terancam Pidana dan Rehabilitasi
Kurang Dari 12 Jam, Pelaku Pembunuhan di Kampar Berhasil Diringkus Polisi
Tenggat Akhir Tahun Membayangi, Proyek Jalan Soebrantas Kampar Mandek Diwarnai Spanduk Ancaman Pidana
Peningkatan Jalan ke Kantor Bupati Kampar Dihentikan Warga, Begini Tanggapan Bupati Ahmad Yuzar
Konflik Lahan 50 Hektar di Kampar Nyaris Ricuh: Mediasi Darurat via WhatsApp Digelar, Akar Masalah Diduga Pelunasan yang Mandek
Libur Nataru Menjelang, Kilang Pertamina Pastikan Tetap Beroperasi Untuk Amankan Kebutuhan BBM
Kasus Pengeroyokan di Kebun Sawit Kampar Naik ke Tahap Penyidikan, Pelaku Diduga Mangkir Panggilan Polisi