Forum Pers Independent Indonesia Kecam Keras Pembunuhan Wartawan di Mamuju


Nusaperdana.com, Jakarta - Ketua presidium FPII yang juga ketua Dewan Pers Independen, menyampaikan rasa keprihatinannya atas peristiwa pembunuhan sadis yang dialami Demas Leira wartawan media online di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Sebelumnya, korban Demas Leira ditemukan terkapar di pinggir jalan oleh warga Dusun Salubijau Kecamatan Karosa Kabupaten Mamuju Tengah Sulawesi Barat, dalam kondisi tak bernyawah dengan sejumlah luka tusuk di bagian ketiak sebelah kiri dan dada pada Rabu (19/8/2020).

"Saya mewakili semua insan Pers yang tergabung di FPII meminta kepada kepolisian untuk dapat menangkap Pembunuh sadis yang telah membunuh saudara kami satu profesi di Mamuju," kata bunda Kasihhati.

Seorang jurnalis profesional, biasanya memiliki kemampuan untuk melakukan investigasi kasus sehingga sangat berpotensi untuk bisa membantu pihak kepolisian dalam menelusuri jejak kasus ini melalui karya jurnalistik yang pernah dibuat oleh korban Demas Leira di dua media Kabar Daerah.com dan indometro.id, tempatnya bekerja, sebagaimana ID Card yang dimiliki korban ketika ditemukan polisi saat olah TKP.

"Forum Pers Independen Indonesia, dan Dewan Pers Independen, berharap jurnalis yang ada di Mamuju Tengah, termasuk pimpinan redaksi di tempat korban bekerja tidak hanya mengecam perbuatan pelaku pembunuhan tapi segera bertindak mencari semua informasi keterkaitan korban dengan peristiwa atau kasus yang pernah diliputnya untuk dijadikan bukti petunjuk kepada pihak polisi untuk memudahkan pengungkapan kasus ini dan menangkap pelakunya,".

Kasihhati, juga yakin dengan kemampuan dan kecanggihan intelejen Polri maka kasus ini akan bisa segera terungkap sehingga motif pembunuhan bisa ikut terungkap termasuk dalang dari peristiwa ini.

Untuk menghindari kasus serupa terjadi kepada wartawan, Kasihhati menghimbau agar setiap wartawan yang menulis berita soal kasus yang membongkar penyimpangan oknum tertentu, agar lebih waspada dan tidak beraktifitas di luar rumah sendirian.

Kasihhati juga menghimbau kepada semua Pengurus dan anggota FPII diseluruh Indonesia yang notabene jurnalis, agar selalu waspada, dan selalu berkordinasi dengan teman teman organisasi lain, karena bersatu lebih baik daripada terpisah pisah.

"Semoga saudara kita yang mendahului kita mendapat tempat yang layak disisi Allah dan Husnul khotimah, sedangkan kita yang ditinggalkan tetap waspada dan berusaha agar pelaku cepat tertangkap dengan bantuan kepolisian setempat, aamiin," Kasihhati menutup pembicaraannya dengan muka sedih dan geram. (Arie/rls Presidium FPII)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar