Inhil Connect Bedah Tantangan Dan Peluang UMKM Tahun 2021


Nusaperdana.com, Yogyakarta - Inhil Connect gelar Webinar Kewirausahaan (Via Zoom Meeting) sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Selasa (26/01/2021), Yogyakarta.

Diskusi daring tersebut berfokus dibidang usaha pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan tema "Melihat Peluang dan Tantangan UMKM di Tahun 2021".

Pemateri yang dihadirkan secara virtual saat itu adalah:

- R. Mohd. Zamzami, M.Si (Dewan Pengawas Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) Pusat, Jakarta).

- Wahyu Hermawan, S.P (Pelaku UMKM Kecamatan Keritang - Inhil).

Muhammad Iqbal Samsudin, S.H selaku Ketua Umum Inhil Connect menjelaskan bahwa organisasi yang ia pimpin itu harus menjadi wadah kontributif bagi daerah.

"Diskusi seperti ini merupakan upaya sentral untuk melihat persoalan yang ada, sebelum menjadi usulan yang akan kita suarakan dan usahakan", Jelas Iqbal.

Selain itu, Iqbal menegaskan kepada pengurus dan anggota Inhil Connect untuk terus menjembatani aspirasi pemuda khususnya dan masyarakat pada umumnya.

"Meski baru berdiri tahun 2021 ini, kita tetap harus bergerak, serta menangkap aspirasi dari pemuda dan masyarakat, lalu kita jembatani agar sampai kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Inhil", tegas Iqbal.

Webinar Kewirausahaan tersebut diawali dengan pemaparan terkait kondisi UMKM di Indonesia secara umum oleh Zamzami.

“UMKM merupakan penyelamat dari ekonomi bangsa ketika terjadinya krisis di tahun 1998. Ketika ekonomi dunia dan ekonomi makro mengalami krisis, ternyata ekonomi mikro dapat bertahan melalui UMKM", terang Zamzami.

Selanjutnya, Anggota Dewan Pengawas GKN itu menjelaskan dinamika ekonomi Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun di masa pandemi.

"Sudah ada beberapa kali pandemi di Indonesia, seperti SARS, Flu Burung, Flu babi, dan lainnya. Tapi, tidak terjadi dengan kurun waktu yang begitu lama seperti covid-19 ini”, tambahnya.

Lebih lanjut, menurutnya kondisi ekonomi mikro Indonesia di masa pandemi covid-19 sangat tidak stabil.

Instabilitas diperparah dengan adanya kebijakan PSBB dan Social Distancing, yang mempersempit ruang gerak dan mempersulit interaksi langsung (tatap muka).

Tapi, disisi lain Zamzami melihat peluang bahkan jawaban atas kondisi keterpurukan ekonomi Indonesia saat ini. Ia melirik keunikan Industri Digital.

"Uniknya, yang menjadi jawaban atas kondisi ini adalah industri digital. Ketika ruang bergerak masyarakat terbatas, kendala ini dijawab dengan industri digital", kata Zamzami.

Diujung pemaparannya, ia menjelaskan salah satu tantangan UMKM di Tahun 2021 adalah persiapan masyarakat terhadap penguasaan dunia digital.

"Maka, tantangan kedepannya untuk pembangunan UMKM adalah bagaimana mempersiapkan masyarakat untuk mampu menguasai dunia digital", jelas Zamzami.

Pemaparan kemudian dilanjutkan oleh Wahyu Hermawan. Menurutnya, Inhil memiliki peluang besar terhadap pengembangan UMKM, hal ini ditunjang oleh adanya sumber daya alam yang berlimpah khususnya kelapa.

“Kelapa ini adalah tumbuhan yang dapat diolah menjadi berbagai olahan turunan. Saat ini saya mencoba untuk mengangkat produksi olahan sabut kelapa yang sudah puluhan tahun terabaikan”, katanya.

Wahyu menambahkan bahwa UMKM keritang sudah cukup mampu untuk memproduksi olahan sabut kelapa, bahkan produksinya termasuk satu dari dua wilayah pengolahan sabut kelapa selain Kepulauan Riau.

"Peluang sebesar itu seharusnya didukung dengan sarana dan prasarana seperti pasar dan modal", Jelas Wahyu.

“Pelaku usaha kecil setingkat UMKM akan sangat sulit untuk mendapatkan modal dari bank. Harapannya pemerintah dapat membantu untuk memberi kemudahan pelaku UMKM dalam hal jaminan peminjaman dan permodalan”, tambahnya.

Terkait keluhan atas penjualan, Wahyu menjelaskan, jika pasar olahan turunan kelapa sulit dicapai, maka kecendrungan masyarakat untuk menjual kelapa utuh akan selalu terjadi.

Peluang UMKM lainnya menurut Wahyu ada pada sektor wisata local. Hal itu baginya sangat bisa membantu pelaku usaha kecil.

“Seperti di Belilas, masyarakat disana memanfaatkan danau untuk menjadi tempat wisata. Kitapun juga dapat membuat fasilitas sederhana namun menyenangkan sebagai tempat wisata lokal. Hal ini tentunya akan sangat membantu pelaku usaha kecil”, ujar Wahyu.

Diskusi interaktif berlangsung selama 2 jam dan dihadiri oleh putra-putri Inhil dari berbagai wilayah seperti Riau, Jakarta, Yogyakarta dan Kepulauan Riau. (AS)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar