Karyawan Meninggal Lakakerja HES, Manager PB Beri Penjelasan
Nusaperdana.com, Duri – Beberapa saat lalu, seorang operator alat berat jenis Compactor terlibat lakakerja di areal proyek jalan tol Trans Sumatera. Insiden tersebut berujung maut, Fe (26) warga jalan Nila, Kecamatan Mandau, Duri disebut meregang nyawa.
Operator malang itu diketahui terdaftar sebagai karyawan PT Petronesia Benimel (PB) yang berkantor di jalan lintas Duri-Dumai Km.7 Desa Pematang Obo, Kecamatan Bathin Solapan, Duri.
Fe disebut tengah bekerja di proyek nasional yang dipegang oleh PT HK Industri, adapun lokasi kejadian berada di seksi III ruas pekerjaan Dumai-Pekanbaru.
Menanggapi maraknya kabar simpang siur yang beredar, Health Enviroment and Safety (HES) Manager PB, Repanses menyebut bahwa tragedi naas itu memang benar adanya. Akan tetapi, ia menyanggah beberapa kronologi kejadian yang sempat tersiar.
“Benar. Kecelakaan itu benar adanya. Tapi untuk kronologinya itu yang kita perlu luruskan,” ungkap sang HES Manager, Senin (20/4) sore.
Repanses menyebut, Fe merupakan operator alat berat yang memiliki sertifikat kompetensi dan telah mengantongi lisensi operator alat berat yang dikeluarkan pihak penyelenggara.
Almarhum Fe disebut telah mengoperasikan compactor atau alat pemadat tanah sekitar enam bulan, tindakan itu pun dilengkapi dengan surat izin operator (SIO).
Pada hari kejadian, ungkapnya, Fe sedang memadatkan tanah pada proses Reclaimed Aggregat Material (RAM) atau tindakan penimbunan dan pemadatan badan tanah sebelum dilakukannya betonisasi atau pengaspalan.
“Nah, saat kejadian itu ada dua compactor yang beroperasi. Posisi korban itu di belakang temannya, mereka sama-sama memadatkan dalam posisi jalan mundur. Saat proses jalan mundur inilah Fe tidak memperhatikan blind spot atau titik rawan yang ada di belakang alat berat itu,” jelasnya.
Tak lama setelah berjalan mundur, alat pemadat tanah itu pun terbalik karena melintas di bagian RAM yang berbeda elevasi atau ketinggian tanahnya. Atas tragedi itu, Fe terjebak di dalam compactor.
Personel K3 yang berada di lapangan pun disebut langsung mengambil tindakan cepat tanggap dalam memberi bantuan. Personel lainnya sempat meraba posisi korban yang terhimpit di dalam alat berat, namun posisinya kian sulit dijangkau.
Personel lainnya disebut langsung menggerakkan alat berat yang juga berada di seksi III areal proyek nasional PT HKI. Alat itu digerakkan untuk membalikkan posisi compactor yang mengapit korban, tak lama tindakan itu pun berhasil.
Repanses menyebut, setelah diangkat, kondisi korban tampak tidak sadarkan diri. Akan tetapi, detak jantung dan nadi korban disebut masih aktif. Dengan sedikit harapan yang hampir pudar, petugas pun segera melarikan korban ke Klinik Kasih Ibu, Kecamatan Kandis.
“Evakuasi langsung dilakukan. Kita langsung bawa dia ke klinik Kasih Ibu yang ada di Kandis, saat dilakukan pemeriksaan, saat itulah kita dapat kabar bahwa karyawan kami ini sudah tidak ada lagi (wafat, red),” akunya.
Atas kabar duka itu, pihaknya pun langsung melakukan pelaporan ke Mapolsek Kandis untuk segera dilakukan penyelidikan dan pengamanan lebih lanjut.
Segala pengurusan ke instansi terkait pun disebut telah dilaksanakan guna melaporkan kecelakaan kerja yang mengakibatkan wafatnya Fe.
Mulai dari urusan BPJS Ketenagakerjaan, santunan, urusan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta pemberian sejumlah bantuan pun disebut telah dilakukan oleh jajaran PT PB kepada keluarga korban.
“Hak-hak almarhum sudah kita penuhi, segala macam pelaporan pun sudah kita ajukan. Sampai saat ini, kami masih dalam tahap investigasi untuk mengurutkan kronologi sebelum dan sesudah kecelakaan,” imbuhnya.
Atas insiden berujung maut itu Repanses berharap, seluruh pekerja yang ada di bawah pengawasannya untuk tetap waspada dan semakin meningkatkan sistem keselamatan di lokasi kerja, terlebih bagi personel yang mengoperasikan alat berat.
“Kami akui kecelakaan itu tak luput dari peran dan pengawasan kami di lapangan, kedepan akan semakin kami tingkatkan agar hal semacam ini tidak lagi terjadi. Untuk saat ini kami masih lakukan investigasi, nanti, kami akan paparkan hasil lengkapnya,” pungkasnya. (team)

Berita Lainnya
Dari Kampar untuk Aceh: Solidaritas Nyata Desa Indra Sakti dengan Rp16,5 Juta dan Dua Ambulans
Etomidate Resmi Jadi Narkotika Golongan II, Pengguna Vape Campuran Kini Terancam Pidana dan Rehabilitasi
Kurang Dari 12 Jam, Pelaku Pembunuhan di Kampar Berhasil Diringkus Polisi
Tenggat Akhir Tahun Membayangi, Proyek Jalan Soebrantas Kampar Mandek Diwarnai Spanduk Ancaman Pidana
Peningkatan Jalan ke Kantor Bupati Kampar Dihentikan Warga, Begini Tanggapan Bupati Ahmad Yuzar
Konflik Lahan 50 Hektar di Kampar Nyaris Ricuh: Mediasi Darurat via WhatsApp Digelar, Akar Masalah Diduga Pelunasan yang Mandek
Libur Nataru Menjelang, Kilang Pertamina Pastikan Tetap Beroperasi Untuk Amankan Kebutuhan BBM
Kasus Pengeroyokan di Kebun Sawit Kampar Naik ke Tahap Penyidikan, Pelaku Diduga Mangkir Panggilan Polisi