Petani Keluhkan Harga Garam di Tengah Pandemi Covid-19


Nusaperdana.com, Pangkep Sulsel - Selama masa pandemik Covid 19 ini, petani garam yang ada di Kabupaten Pangkep mengeluhkan lesunya harga. Petani sekarang hanya dapat menyimpan hasil panen sambil menunggu harga yang pantas. 

Wakil Bupati Pangkep, H.Syahban Sammana SH, mengatakan,"jika Pemkab hanya dapat meminta agar petani dapat menjual hasil dengan harga yang memuaskan. Hal itu diumumkan Syahban saat dibuka sosialisasi,"uangkap.

Daerah Pengembangan Usaha Garam Rakyat (Pugar) di Pangkajene, Selasa (30/6/20), para peserta yang berasal dari petani dan koperasi pengelola garam, mengeluhkannya untuk Pemkab Pangkep. 

Appe, petani garam di Kecamatan Labakkang, menerima harga sekarang Rp 20 ribu selama Covid yang sebelumnya Rp 40 ribu per karung berat 50 kg,"lebih baik saya tampung dulu dan disimpan di gudang, nanti harga bagus baru saya jual,"katanya ditemui di acara tersebut.

Kadis Perikanan, Hj. Andi Farida, mengakui juga hal tersebut. Ia mengatakan bahwa pasar garam memang sekarang lesu. Ia juga berharap agar harga bisa naik pada saat panen nanti pada bulan Agustus hingga November. 

Penghasil garam di Sulsel selain Pangkep, yaitu Jeneponto dan Takalar dengan luas garam di sulsel mencapai 1.500 ha.Untuk Pangkep sekitar 500 ha usaha garam dengan 100 ha lebih masuk dalam program pugar dengan produksi tahun 2019 sebanyak 45 ton lebih. (mcpangkajene/Amir)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar