RiYoLC Batch II, Komitmen PHR Tingkatkan SDM Riau Berdaya Saing
Rapat Paripurna Sumpah dan Janji DPRD Provinsi Kepri Tahun 2024
Pelaku Narkoba Daun Ganja Kering di Tangkap di Depan SPBU Teratak Bulu
Belajar dari Black Death, Wabah Maut Sebelum COVID-19
Nusaperdana.com, Jakarta - Sebelum dunia dirundung virus Corona, wabah maut Black Death pernah merajalela. Apa kita bisa belajar dari pengalaman itu?
Virus Corona bukanlah pandemi pertama di dunia. Sepanjang sejarah, pernah ada beberapa wabah maut di planet ini. Sekarang zaman sudah canggih, tapi bagaimana orang di zaman dulu mengatasi wabah yang mengancam jiwa?
Salah satu wabah besar yang tercatat dalam sejarah adalah Black Death, atau Bubonic Plague yang terjadi tahun 1347-1350. Mungkin bisa diadu dengan COVID-19, mana yang lebih berbahaya.
Dihimpun detikINET, Senin (27/4/2020) berikut perbandingannya dengan COVID-19:
1. Penyakit berbahaya
Black Death adalah julukan untuk penyakit Pes. Menurut Encylopaedia Britannica, Ini adalah penyakit akibat bakteri Yersinia pestis. Penyakit ini ditularkan dari tikus ke manusia dengan perantara kutu.
Penyakit pes ini terbagi 3 yaitu Bubonic Plague atau pembengkakan kelenjar getah bening, Pneumonic Plague atau infeksi paru-paru dan Septicemic Plague atau infeksi pada darah. Yang paling banyak terjadi di Eropa abad ke-14 adalah Bubonic Plague.
Livescience menulis, pasien bisa meninggal hanya dalam 4 hari setelah tertular dengan demam tinggi, muntah, dan kelenjar getah bening bengkak dan pecah. Sungguh mengerikan. Diperkirakan, 25 juta orang atau 30% populasi di Eropa meninggal akibat wabah Pes antara tahun 1347-1351.
Ini masih jauh lebih mengerikan dari COVID-19. Data terbaru COVID-19 mencatat sudah ada 207.000 kematian akibat COVID-19 sampai saat ini.
2. Berasal dari China
Seperti halnya COVID-19, Black Death berasal dari China. The New York Times pernah menuliskan artikel bahwa pada tahun 2010 tim ilmuwan dari Prancis, Irlandia dan Jerman mengusut DNA dari tulang abad ke-14 di sejumlah negara dan memetakan jalur perjalanan bakteri pes ini.
Kesimpulannya, Black Death berasal dari China yang terbawa lewat Jalur Sutra ke Eropa. Bahkan Black Death d Afrika Timur di awal abad 15, diduga terbawa dalam rombongan 300 kapal Laksamana Cheng Ho tahun 1409.
Tapi, wabah ini di China tidak terkait dengan jumlah populasinya. Bakteri ini di negara asalnya tinggal di dalam hewan pengerat umum seperti tikus dan marmut. Namun ketika bakteri ini terbawa ke Eropa dengan perantara kutu tikus, bencana pun dimulai.
3. Merebak di Eropa mulai dari Italia
Virus Corona di Eropa paling parah terjadi di Italia. Kondisi ini mirip seperti saat Black Death mewabah di Eropa, mulainya dari Italia juga.
Encyclopaedia Britannica menyebutkan wabah pes dari China terbawa dalam invasi bangsa Mongol di Jalur Sutra menuju Crimea tahun 1347. Di sana banyak kapal-kapal dagang dari Genoa, Italia. Tikus-tikus di kapal Italia ketularan kutu-kutu pes dari tikus Asia dan terbawa pulang ke negeri asalnya. Dari situlah Italia ketularan wabah Black Death yang sangat parah. Dari Italia, Black Death menyebar ke seluruh wilayah Eropa Barat.
Kota terpadat Italia saat itu adalah Milan, Roma, Napoli dan Florence. Kondisi Italia pun luluh lantak. DailyHistory mencatat penduduk di Florence habis separuhnya. Secara total, 33% penduduk Italia meninggal. Black Death di Italia memiliki dampak hancurnya kehidupan sosial dan ekonomi, bahkan terjadi kekacauan politik, kerusuhan SARA terhadap komunitas Yahudi dan gereja ditinggalkan jemaatnya.
4. Penanganan dan pemulihan
Percaya atau tidak, karantina, isolasi atau metode semacam lockdown diterapkan untuk menyudahi wabah Black Death. Jadi untuk menangani COVID-19, jangan remehkan yang namanya Social Distancing, Physical Distancing, PSBB dan metode sejenisnya.
Dilansir dari Irish Time, saat wabah Black Death sampai ke Inggris tahun 1665, metode yang umum dilakukan untuk mencegah penularan adalah lokalisir. Dewan kota mengumumkan semacam perintah siaga wabah.
Langkah-langkahnya antara lain menyalakan api unggun untuk membersihkan udara, anjing liar ditangkapi, makanan tidak sehat dirazia dari pasar, kumpul-kumpul dilarang dan yang dianggap paling kontroversial saat itu adalah mengunci warga di rumah masing-masing.
Pelajaran dari Black Death adalah, sebuah wabah bisa datang dari mana saja bahkan tempat yang jauh dengan perantara apa saja dari kutu sampai udara. Itu sebabnya kita semua mesti siaga.
Menjaga jarak dan waspada, menerapkan gaya hidup sehat dan bersih, pembatasan fisik dan sosial bukan hal baru. Sejarah mencatat itu lumrah dilakukan sejak dulu. Jadi, jangan keras kepala jika disuruh jaga jarak dulu sampai nanti waktunya COVID-19 mereda dan vaksinnya sudah ditemukan.
Berita Lainnya
Pesona Wat Arun Di Waktu Senja
Jeon So Min Kesulitan Hadapi Haters Sejak Gabung 'Running Man'
Pemerintah Bergerak Cepat Persiapkan Evakuasi WNI dari Provinsi Hubei
Shalat Jumat di Masjid Arab Saudi Mulai Dibuka
Setelah Terpeleset di Kamar Mandi, Presiden Brazil Alami Amnesia
Trump Minta Iran Tak 'Bantai' Pedemo Insiden Pesawat Ukraina
Virus Corona Disebut Bermutasi Jadi 3 Tipe, Wabah di AS Dipicu Tipe Awal
Presiden Mendapat Apresiasi Terkait Kontribusi Indonesia dalam Penanganan Kebakaran Hutan di Australia