Diskusi Sore Elida Netty Bersama Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Duri

Suasa Diskusi Elida Netty bersama Aliansi Mahasiswa dan Pemuda di Caffe Yera

Nusaperdana.com,Duri -  Elida Netty SH MH seorang Tokoh Perempuan asal Kota Duri yang saat ini berkecimpung di Dunia Hukum sebagai Pengacara kondang tingkat Nasional mengundang Aliansi Mahasiswa dan Beberapa Pemuda berdiskusi membahas kemajuan Kota Duri khusus Kabupaten Bengkalis. sabtu (02/10) sore kemarin. 

Bertempat di Yera Caffe simpang jalan mawar Duri diskusi sore itu di moderatori oleh Agung Masudi yang di hadiri oleh anggota Dewan Kabupaten Bengkalis dari Partai PKS H. Adri SE, Aktivis 98 Bonar, Perwakilan KPA Kabupaten Bengkalis Feny Wulandari, LAMR Kecamatan Mandau Budiman, 5 orang Perwakilan Aliansi Mahasiswa Duri, rekan-rekan Media dan beberapa tamu undangan lainnya. 

"Pertemuan ini  adalah diskusi kecil untuk menampung aspirasi dan kita sebagai masyarakat Kabupaten Bengkalis memporsikan diri sebagai masyarakat yang ingin Kabupatennya lebih maju. Apa yang sudah dilakukan pemerintah sampai sekarang perlu kita bantu dalam hal pemkiran dan ide-ide cemerlang yang mungkin dapat kita sumbangkan melalui pertemuan ini," ucap Perempuan kelahiran kota Duri ini. 

Ia menjelaskan perlunya mengetahui bagaimana  masalah ekonomi, hukum, dan yang paling utama adalah pendidikan. Langkah apa yang sudah diambil oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam menyikapi masa pandemi ini. Dan juga langkah apa untuk perbaikan ekonomi nya. Sepertinya ini harus dibedah dan didiskusikan, sehingga menghasilkan sebuah catatan penting dan akhirnya dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah khusus nya di Kabupaten Bengkalis. 

“Terlebih lagi saat ini sumur-sumur minyak sudah dikelola oleh negeri kita sendiri dan 100 % sudah dikelola tanpa melibatkan negara luar. Tentu logikanya ini menjadikan nilai tersendiri untuk kemakmuran masyarakat disekitar, khususnya pengelolaan sumur minyak di Blok Rokan. Kabupaten Bengkalis punya peranan yang sangat signifikan,"jelasnya lagi

Elida Netty juga mengingatkan dengan beralihnya ke Blok Rokan saat ini haruskah masyarakat menjadi penonton lagi ?  Jawaban ini hanya bisa dijawab oleh Pemerintah, sampai dimana pengelolaan ini akan berimbas kepada masyarakat di Kabupaten Bengkalis, khususnya di Mandau. Peluang untuk membangun Bengkalis itu luar biasa, dan kita bisa mengalahkan Kutai Kartanegara, kalau benar-benar mau mengelola dengan serius untuk kesejahteraan masyarakat nya. 

“Bagaimana nasib anak negeri secara keseluruhan yang hanya tamat SMA dan tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tingi karena faktor biaya. Ini juga harus dipikirkan, karena peluang untuk tenaga kerja di Migas juga sangat memungkinkan," terangnya. 

Ia pun berharap Pemerintah juga harus mengerti dengan keadaan sekarang. Masyarakat adalah aset pemerintah. Dan pemerintah tidak akan pernah ada tanpa adanya masyarakat. Kita ingin sekali membuka peluang dan memberi gagasan, terutama dari anak-anak muda, Mahasiswa, Tokoh Masyarakat, Kaum ibu terkait dengan perlindungan anak dan perempuan. 

“Pertemuan Ini akan kita followup ke pemerintah daerah, agar bisa memberikan kontribusi berupa ide dan gagasan yang positif. Pertemuan-pertemuan seperti ini akan kita lakukan secara rutin dan untuk ke depan akan kita agendakan secara berkala. Kita harus membantu Pemerintah Daerah dengan ide-ide cemerlang guna arah yang lebih baik untuk Kabupaten Bengkalis," ujar Elida Netty memberi semangat kepada Adik-adik dari Aliansi Mahasiswa Duri itu. 

Sementara itu perwakilan dari Aliansi Mahasiswa Duri Andri Ramdhan mengatakan sebagai mahasiswa yang berasal dari Kota Duri Kabupaten Bengkalis, kita ingin memberikan sumbangsih pemikiran. Dan saat ini kita bersilaturahmi kepada praktisi hukum yang memang sudah berkecimpung di kancah nasional. Kami ingin pemikiran dari Aliansi Mahasiswa tidak bertabrakan dengan konsep hukum. 

“Kami yang tergabung di Aliansi Mahasiswa Duri berjumlah lebih kurang 250 orang, dan hadir saat ini 5 orang sebagai perwakilan," jelas Andri mewakili Aliansi Mahasiswa Duri. 

 

Sesi Diskusi dan tanya Jawab

Pertemuan terlihat semakin mencair, sebagai moderator Agung Masudi melanjutkan dengan sesi diskusi dengan memberikan kesempatan kepada tamu yang hadir memberikan penyampaian dan masukan sesuai dengan bidangnya masing-masing. 

Diawali perwakilan dari Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis H. Adri SE pada kesempatan itu memaparkan secara gamblang terkait dengan Anggaran di Kabupaten Bengkalis.

Saat ini anggaran Kabupaten Bengkalis angkanya lumayan fantastis, diangka 3,5 Triliun, yang sebelumnya hanya senilai 3,2 Triliun, tentunya  semua angka akan dialokasikan sesuai dengan peruntukan untuk mendukung visi dan misi pemerintahan Kabupaten Bengkalis.

" Kabupaten Bengkalis menanggung beban yang cukup tinggi dari kultur daerah yang berbeda," jelasnya dengan santai, karena diskusi ini memang tidak pertemuan formal.

Lebih lanjut Mantan Pegawai Cevron ini juga menjelaskan untuk pembiayaan operasional senilai 2, 4 Triliun diperuntukkan membayar tenaga Honorer dan lain sebagainya, dan untuk modal anggaran belanja dengan nilai 1,1 Triliun. 

Kalau saat ini Kabupaten Bengkalis tidak pada posisi APBD yang paling besar, seperti 10 tahun yang lalu. Namun saat ini sudah posisi 10 besar dari seluruh Kabupaten di Indonesia. Tapi kalau di Provinsi Riau itu benar, Bengkalis di posisi nomor satu. 

“Terkait peralihan PT. CPI ke PT. PHR daerah mendapat 10 %. dan agar angka itu bisa terealisasi tentunya ada mekanisme yang mengatur. Dan untuk menampung semua itu dibutuhkan BUMD. Namun untuk membentuk BUMD butuh waktu 2 tahun. Saat peralihan PT. CPI ke PT. PHR Kabupaten Bengkalis tidak ada BUMD, artinya Kabupaten Bengkalis tidak siap," ungkap H. Adri yang mengetahui bagaimana mekanisme karena pada posisi BANGGAR di Kabupaten Bengkalis.

Terakhir, Adri mengatakan, membangun Kabupaten Bengkalis sangat dibutuhkan dengan Kemitraan Kolaborasi. Mahasiswa, Masyarakat harus kritis untuk memberi masukan untuk Bengkalis lebih baik dan maju ke depan.

Selanjutnya dari segi Kesehatan dalam penanganan situasi Pandemi Covid -19 saat dr Gultom memaparkan bagaimana penanganannya bisa maksimal harus  dibutuhkan leadership secara personal.

"Tetap lakukan protokol kesehatan. Kita tidak ada yang lebih paham terkait dengan covid-19. Karena covid-19 tidak bisa diukur dan kapan endeminya. Saat ini kondisi sepertinya belum memungkinkan bisa berakhir jika enveronment tidak bisa terkondisi. Dan menyangkut enveronment ini adalah urusan pemerintah,"jelasnya.

Diakhir pemaparannya dr Gultom mengatakan yang menjadi pertanyaan, Mengapa warga Kabupaten Bengkalis harus melakukan vaksinasi ke Kabupaten/Kota lain!. Ini juga harus menjadi pemikiran pemerintah daerah. 

Menambah apa yang dipaparkan dr Gultom, selaku yang ikut juga membidangi Dinas Kesehatan Arman menyampaikan  untuk menjaga Herd Immunity tetap melakukan vaksinasi. Namun ada pendekatan yang salah. 

"Kita selalu berkonsentrasi kepada penderita. Tapi tidak konsentrasi kepada yang terpapar. Bagi yang belum melakukan vaksin, silahkan datangi tempat vaksinasi," ujar Arman yang pernah menjabat sebagai Humas di RSUD Kecamtaan Mandau ini.

Sementara itu dari komisi Perlindungan Anak dan Perempuan Kabupaten Bengkalis Feny Wulandari memaparkan soal penanganan kasus yang ada saat ini pemerintah kabupaten Bengkalis  harus gerak cepat. Kita lihat Pemkab terlalu lambat gerakannya dalam bidang anak dan perempuan. Kita harus berlari untuk mengantisipasi segala sesuatu yang bakal terjadi dengan anak dan perempuan.

“Bengkalis ini unik.. Suka sosialisasi, tapi realisasinya tidak ada.Kita stoplah hal-hal yang seperti ini. Hanya membuang-buang  anggaran," jelasnya sedikit mengingat agar apa terjadi saat ini ada solusi yang lebih baik. 

Bahkan dikatakan Feny sampai saat ini, RSUD di Kecamatan Mandau tidak ada Psikolog. Jangan tunggu kejadian baru kita sibuk menanganinya. 

“Untuk agar tercapainya semua itu perlu diperhatikan 5 kluster hak anak, yang meliputi kluster hak sipil dan kebebasan, kluster lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kluster kesehatan dasar dan kesejahteraan, kluster pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya dan kluster perlindungan khusus. Untuk pencapaian Daerah layak anak, kita harus berlari dan harus ekstra, agar kita bisa melakukan pencapaian. Ini adalah cita-cita kita bersama khususnya Pemerintah Kabupaten Bengkalis," papar Feny. 

Dilanjutkan Paparan juga disampaikan oleh salah seorang Aktivis 98 Bonar menyampaikan dari sektor non migas yang juga bisa menunjang ekonomi masyarakat yang saat masih terabaikan. 

 “Pemerintah saat ini banyak berkonsentrasi terkait dengan migas, sedangkan sektor pariwisata dan perkebunan, pertanian banyak terlupakan. Justru selain dari sektor migas akan memberikan sumbangsih PAD yang cukup besar kalau dikelola dengan maksimal. Namun sampai saat ini tidak tersentuh. Seharusnya Ini menjadikan catatan khusus bagi para pengambil kebijakan. Banyak yang bisa digarap dari sektor lain selain migas. Saya yakin dan percaya, jika disentuh secara maksimal, maka akan menghasilkan nilai bahkan lebih dari sektor Migas," paparnya dengan singkat dan lugas. 

Masuk dengan sesi peralihan ke Blok Rokan, mewakili advokat dari Badan usaha milik Adat (BUMA) yang dibawakan naungan LAMR Provinsi Riau Mukhis SH mengatakan sampai saat ini Kabupaten Bengkalis tidak mempunyai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di sektor migas. Dan yang perlu ditingkatkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis adalah nilai ekonomis dari Pariwisata. Sepertinya harus dilakukan restorasi kebijakan, agar Kabupaten Bengkalis bisa lebih maju. 

“LAMR selama ini hanya melihat dan hanya mendapat souvenir. Kita Ingin menjadi pemain di Blok Rokan dengan membentuk Badan Usaha Milik Adat (BUMA). Dan saat ini BUMA menggandeng perusahaan asal Rusia," jelasnya. 

Melanjutkan apa yang disampaikan Advokat dari BUMA, Budiman selaku LAMR Kecamatan Mandau menambahkan  permasalahan dari sisi sosial, intens sudah dilakukan oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

“Setelah kita tanyakan terkait dengan TJSP, Pemerintah tidak bisa menjawab regulasinya. Sudah 7 tahun berlalu yang katanya mau di perdakan, namun sampai saat ini tidak pernah terealisas. Bahkan LAMR sudah melakukan hearing dengan para pengambil kebijakan. Tapi sampai saat ini tidak ada kejelasan," kata Budiman dengan tegas.  

Ia berharap ini segera diakomodir, agar bisa dimanfaatkan oleh adik adik kita para generasi penerus. Saya yakin dan percaya, jika dana itu untuk upgrade skill putra-putra daerah, ini akan membentuk kaum muda yang profesional sesuai dengan bidang masing-masing.

Terakhir dari Aliansi Mahasiswa Duri Andri Rahmadan, menutup diskusi mengatakan karena memang waktu yang tidak memungkinkan, Ia hanya memberikan masukan terkait dengan Fasilitas, Pelayanan,  Infrastruktur, dan juga termasuk Taman kota yang sudah dijanjikan beberapa waktu yang lalu dan Fasilitas yang mangkrak. 

"Aliansi Mahasiswa Duri juga mengharapkan adanya Universitas Migas di Kabupaten Bengkalis, khususnya Mandau, " jelasnya dengan padat dan singkat.

Pada penutup pertemuan  tersebut melanjutkan dari kegiatan Penanaman 1000 bibit Matoa, Aliansi Mahasiswa Duri menyerahkan bibit Penghijauan pohon Matoa sebagai tanda cinta kepada yang hadir acara diskusi tersebut.** 



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar