Kerusuhan 6 Januari, Trump Dituding sebagai Biang Keroknya
Nusaperdana.com - Ketua Senat dari Partai Republik Mitch McConnell menuduh Presiden Donald Trump memprovokasi penyerbuan ke Capitol Hill pada 6 Januari lalu. McConnell biasanya berpihak pada presiden Partai Republik tersebut.
"Massa diberi kebohongan, mereka diprovokasi presiden dan orang-orang berkuasa lainnya," kata McConnell dalam pidatonya di ruang sidang Senat, Selasa (19/1).
Pada Rabu (13/1) pekan lalu House of Representatives memakzulkan kembali Trump untuk keduanya kalinya. Senat belum menjadwalkan sidang untuk menentukan apakah Trump bersalah atau tidak.
Pekan lalu McConnell mengatakan ia akan mendengarkan argumen yang diajukan dalam sidang sebelum memutuskan bagaimana caranya menggelar pemungutan suara dalam sidang pemakzulan. House mendakwa Trump memicu pemberontakan yang mendorong pengepungan Capitol Hill.
Ketua Senat dari Partai Demokrat Chuck Schumer dalam pidatonya mengatakan Trump adalah ancaman bagi ketertiban konstitusional Amerika Serikat, baik saat ia masih menjabat maupun tidak.
Masa jabatan Trump berakhir hari ini ketika Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joe Biden dan Kamala Harris mengambil sumpah jabatan.
Schumer mengatakan jika Trump dinyatakan bersalah maka Senat akan menggelar pemungutan suara untuk melarangnya maju kembali ke pemilihan presiden.
Pada 6 Januari lalu pendukung Trump menyerang Capitol Hill untuk mencegah Kongres meresmikan kemenangan Biden dalam pemilihan presiden bulan November lalu. Penyerangan itu menewaskan lima orang termasuk seorang petugas polisi. ????
Berita Lainnya
Ini Aturan Pakai Masker yang Benar untuk Maksimal Cegah Corona
SpaceX Sukses 'Daratkan' Astronaut NASA ke Stasiun Antariksa
Pemerintah Rusia Setuju Avifavir sebagai Obat Covid-19
Presiden Jokowi: Indonesia Berperan Penting dalam Pembentukan Energi Masa Depan Terbarukan
Pencak Silat ditetapkan sebagai Warisan Tak Benda Dunia UNESCO
Arsitek RS Corona di Wuhan Ternyata Pernah Sekolah di Indonesia
Dua WNI Sandera Berhasil Dibebaskan di Filipina
Lab Wuhan Punya Tiga Jenis Virus Corona dari Kelelawar, Beda dari COVID-19