Ilmuwan Ungkap Ada yang Aneh di Matahari
Nusaperdana.com, Jakarta - Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Science, ilmuwan menemukan ada keanehan di Matahari. Sumber cahaya bagi Bumi itu terindikasi lebih 'diam' dibandingkan dengan bintang-bintang sejenis.
Riset ini memanfaatkan data dari Keppler Space Telescope untuk membandingkan terang Matahari dan bintang sepertinya di alam semesta. Berdasarkan fluktuasi kecerahan sinarnya, Matahari tampak kurang aktif.
Dikutip detikINET dari Independent, dari 369 sampel bintang seperti Matahari, ilmuwan mengungkap bahwa mereka pada umumnya mengalami fluktuasi brightness 5 kali lebih kuat dari Matahari dalam perhitungan selama 140 hari.
"Kami sangat terkejut bahwa kebanyakan bintang yang seperti Matahari jauh lebih aktif daripada Matahari," ucap Dr Alexander Saphiro, ilmuwan dari he Max Planck Institute for Solar System Research (MPS).
Sampel bintang sejenis Matahari itu dipilih dengan kriteria suhu permukaan, usia dan periode rotasi yang sama. Mereka belum dapat memastikan kenapa tingkah Matahari berbeda.
Berdasarkan riset berbagai elemen seperti lingkar pohon atau rekaman fosil, diketahui pula bahwa Matahari berada dalam kondisinya saat ini setidaknya selama 9.000 tahun. Tapi sangat sukar diketahui apakah hal sama terjadi di masa sebelumnya dan ataukah keadaan ini temporer.
"Dibandingkan umur Matahari, 9.000 tahun seperti kedipan mata. Matahari kita hampir 4,6 miliar tahun usianya. Bisa dibayangkan bahwa Matahari mengalami fase sunyi ini beribu-ribu tahun," ucap Timo Reinhold, pakar astrofisika.
Berita Lainnya
Himbauan Berbahasa Indonesia di Toilet Jepang Ini Jadi Sorotan
Perkuat Kerjasama Pertahanan, Menhan Prabowo Diterima Presiden Erdogan
Heboh, Kehadiran Dark Mode WhatsApp Jadi Trending Topic di Twitter
Miss Universe 2019 Senang Bisa Pakai Busana dari Tenun NTT
Indonesia Gandeng Timor Leste Tangani Sampah Plastik
Dunia Mulai Beralih ke Sawit
RI-Turki Berpotensi Besar Pengaruhi terhadap Dunia Islam
Blackpink dan BTS Masuk Trending YouTube, Haters Perang Komen