Lumbung Pangan Milik Dinas Ketahanan Pangan Senilai 332 Juta di Desa Gunung Malelo Fungsinya Dipertanyakan

Bangunan lumbung pangan milik Dinas Ketahanan Pangan di Desa Gunung Malelo, Kecamatan Koto Kampar Hulu

Nusaperdana.com, Koto Kampar Hulu - Keberadaan bangunan yang disebut sebagai lumbung pangan yang berada di Desa Gunung Malelo, Kecamatan Koto Kampar Hulu dipertanyakan.

Dari sumber yang kami temui di kantor Camat Koto Kampar Hulu beberapa hari lalu mengatakan, proyek tersebut dikerjakan pada tahun 2021. Namun sampai Maret 2022 belum juga difungsikan.

Kemudian, letak bangunan yang berada di Desa Gunung Malelo adalah hal lain yang juga dipertanyakan. Sumber kami ini juga melihat akan lebih pas bangunan lumbung pangan tersebut dibangun di Desa Tanjung.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kampar, Cokro Aminoto menyebut bangunan itu merupakan lumbung pangan bagi daerah rentan atau rawan pangan.

Katanya, lumbung ini akan dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Ia pun mangku akan mencari tahu ke bawah mengapa bangunan ini belum difungsikan.

"Terima kasih informasinya. Nanti saya cek ke bawah dulu mengapa belum berfungsi," ucap Cokro Aminoto, Sabtu 6 Februari 2022.

Kata dia, bangunan ini secara teknis berfungsi untuk menjaga stok pangan bagi warga di daerah tersebut yang digolongkan daerah rawan pangan.

Soal lokasi, Cokro menyebut, Desa Gunung Malelo adalah titik yang pas untuk dibangun lumbung pangan berdasarkan kajian dan analisa Dinas Ketahanan Pangan. Sebab lanjutnya, di sana merupakan daerah yang tergolong daerah rawan dan rentan pangan.

Nantinya, sambung Cokro, pengelola bisa membeli gabah dari tempat lain, dan disimpan di lumbung, kemudian padi yang disimpan ini bisa pergunakan sesuai kebutuhan warga setempat.

"Gabah tadi diolah sedikit-demi sedikit agar kebutuhan pangan warga terus tercukupi sepanjang tahun," ucap Cokro.

Sementara itu, Kepala Desa Gunung Malelo, Hidayat menyebut lumbung ini akan dikelola oleh Kelompok Tani Setia Desa.

Tapi ia tidak tahu persis kapan proses serah terima dari dinas ke kelompok tani.

"Tak jelas (kapan proses serah terima). Itu Dinas Ketahanan Pangan tu. Sampai kini ketua Gapoktan belum  menyampaikan (laporan) ke pihak desa," ujar Hidayat.

Ketua Gapoktan, Iwal mengatakan justru saat ini masih menunggu informasi dari dinas karena masih ada administrasi yang belum selesai.

"Tunggu informasi dari dinas pak, karena belum selesai administrasi pelaporannya," kata Iwal.

"Kalau sudah ada informasi sudah bisa digunakan, akan kami gunakan sesuai dengan fungsinya," tuturnya lagi.

Pada papan informasi yang terpasang di lokasi disebutkan kegiatan ini bernama penyediaan infrastruktur dan seluruh pendukung kemandirian pangan sesuai kewenangan daerah kabupaten/kota.

Nilai proyek ini tertera sebesar Rp332.500.000 bersumber dari DAK fisik bidang pertanian tahun 2021.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar