Nusaperdana.com, Jakarta - Politisi PDI-Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung alias Nyai Dewi meminta presenter Najwa Shihab untuk tidak membuat gaduh dan menyudutkan pemerintah di tengah pandemi covid-19.

Hal tersebut dikatakannya terkait aksi Najwa Shihab yang mewawancarai kursi kosong lantaran sang narasumber yakni Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto tidak menghadiri undangan ke acara Mata Najwa.

"Najwa Shihab, harusnya di saat negara tengah mengalami penyebaran Covid-19 kau jangan membuat gaduh dengan berita-berita yang menyudutkan pemerintah," katanya sebagaimana dikutip di Jakarta, Sabtu (3/10/2020).

Sambungnya, "Dan Dewi pun menilai, tindakan itu aneh dan arahnya tidak jelas. Karena itu merupakan tindakan perundungan yang ditujukan kepada Menkes. Seharusnya sebagai manusia beragama Najwa Shihab punya hati nurani dan tidak menghakimi orang. Sebagai manusia yang beragama harusnya kau punya hati nurani bukan menghakimi setiap orang yang kau wawancara. Nyari rating jangan begitu amat," tulisnya.

Diketahui sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menjadi bulan-bulanan publik usai dirinya tidak hadir dalam wawancara di acara Mata Najwa. Banyak pihak menilai Menkes Terawan tidak serius dan tidak bertanggung jawab penuh menanggung amanah dalam penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Najwa Shihab sebagai pembawa acara Mata Najwa mengaku hendak mengonfirmasi beberapa hal terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia selama ini. Namun sayangnya, Terawan tidak hadir dan membuat Najwa akhirnya mewawancara kursi kosong.

Diakui Najwa Shihab, berkali-kali ia mengundang Menkes Terawan untuk datang namun tidak pernah hadir.

"Ke mana Menkes Terawan? Kesekian kalinya kami mengundang, inilah kursi dan panggung #MataNajwa untuk Pak Terawan," kata Najwa.

Di hadapan kursi kosong yang terlihat di video pada kanal Youtube Najwa Shihab yang dipublikasikan pada Senin (28/9/2020), sang presenter mengutarakan beberapa kisi-kisi pertanyaan yang bakal diajukan kepada Menkes.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikumpulkan dari berbagai pertanyaan publik terkait penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Mengapa menghilang, Pak? Anda minim sekali muncul di depan publik memberi penjelasan selama pandemi. Rasanya Menteri Kesehatan yang paling low profile di seluruh dunia selama wabah ini hanya Menteri Kesehatan Republik Indonesia," tanya Najwa berhadapan dengan kursi kosong, seperti dikutip dari kanal Youtube Najwa Shihab, Senin (28/9/2020).

Di sisi lain, muncul petisi yang meminta Presiden Joko Widodo untuk mencopot Menkes Terawan. Petisi ini digagas oleh lima orang yang menamakan dirinya sebagai Koalisi untuk Indonesia Bebas Covid-19.

Mereka adalah pekerja rumah tangga bernama Jala, buruh bernama Sapinah, Presiden Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Sultan Rivandi, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indoneska (UI) Manik Marganama Hendra, dan Irma Hidayana dari Lapor Covid-19.

Dalam paparannya, mereka menilai Terawan sudah gagal menjalankan tugas menangani pandemi. Sudah memasuki bulan ketujuh, situasi bukannya membaik malah makin parah. Mereka menyebut hal ini karena penanganan Covid-19 yang buruk.

Para pengusul petisi mengatakan, sejak awal, Terawan terkesan menggampangkan pandemi. Akhirnya, penanganannya pun tidak serius.

"Saat ini pun ia tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah seperti perlindungan tenaga kesehatan dan menekan angka penyebaran Covid-19," tulis mereka.

Di jagat Twitter, ajakan untuk menandatangani petisi ini terus menggema antara lain dikampanyekan oleh pendiri Kontras, Haris Azhar. "Tolong kasih tahu Presiden Jokowi untuk copot Terawan," kicau @haris_azhar sambil menyisipkan tagar #PutusinTerawanTandatanganiPetisi.

Selebtwit Gita Putri menyuarakan hal serupa. "Apakah menurut Anda sebaiknya Presiden Jokowi mengganti Menkes Terawan terkait penanganan Covid? Ini dia petisinya untuk mendorong Presiden Joko Widodo mengganti Menkes Terawan," tulis @gitaputrid.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar