NFT Bisa Berharga Sangat Mahal hingga Triliunan Rupiah, Ini Penjelasannya

Sumber Tempo.co

Nusaperdana.com - Ghozali ramai diperbincangkan publik usai sukses menjual koleksi swafotonya sebagai NFT. Pemuda 22 tahun ini dikabarkan sudah meraup miliaran rupiah dari berjualan NFT.

Dilansir dari Tempo.co, kesuksesan Ghozali seiring dengan berkembangnya dunia jual-beli NFT dan mata uang kripto. Pasar NFT belakangan ini berkembang pesat dengan aset-aset yang mencapai nilai jutaan dolar AS.

Aset NFT termahal Ghozali saat ini ditebus hingga 999 Ethereum atau sekitar USD3 juta. Seorang kolektor membeli aset Ghozali Everyday seri #732 dengan harga sebesar itu.

Lalu, apa yang menyebabkan NFT begitu populer dan dihargai sangat mahal?

Apa Itu NFT?
NFT adalah singkatan non-fungible token. Non-fungible artinya sesuatu yang tidak dapat dipertukarkan, sebuah karya yang memiliki keunikan sendiri.

Aset non-fungible bisa berwujud lukisan atau bangunan. Aset seperti ini bisa saja diduplikasi, tetapi karya orisinal tetap saja hanya ada satu.

Konsep tersebut berlaku dalam NFT. Token di sini merujuk pada berkas digital yang disimpan dalam blockchain.

Jadi, yang dibeli dari NFT sebenarnya bukanlah karya seperti swafoto Ghozali, melainkan berkas digital yang memuat sertifikat keaslian atau kepemilikan karya tersebut.

Apa yang Bisa Dijadikan NFT?
Secara teori, berkas digital apa pun bisa dijual sebagai NFT. Ini karena yang bernilai dari NFT adalah berkas orisinalitasnya.

Selain foto seperti Ghozali, karya yang bisa dijual sebagai NFT antara lain adalah meme, twit, atau musik.

Meskipun sudah dibeli, karya-karya tersebut tetap bisa beredar bebas dan diduplikasi oleh pengguna internet.

Kendati demikian, berkas keasliannya tidak bisa dipalsukan. Melansir BBC, ini karena catatan siapa memiliki apa dalam blockchain tercatat dalam ledger yang dirawat oleh ribuan komputer.

Orisinalitas itulah yang membuat NFT berharga. Seperti membeli karya pelukis tertentu, karya itu bisa diplagiat ribuan kali tetapi pembeli tetaplah berstatus pemilik aslinya.

Mengapa NFT Bisa Berharga Mahal hingga Triliunan Rupiah?
Rekor aset NFT termahal saat ini dipegang oleh The Merge yang dibuat oleh Pak. Aset ini terjual dengan mata uang Ethereum yang jika dikonversikan nilainya mencapai USD91,8 juta atau sekitar Rp1,3 triliun.

Alasan orang rela membayar mahal demi berkas NFT pun bermacam. Bagi penikmat karya seni, alasannya bisa sebagai apresiasi.

Bagi karya seperti swafoto Ghozali, meskipun terlihat remeh, konsistensinya membuat foto selama lima tahun dapat menjadikan karyanya bernilai.

Di lain sisi, aspek ketokohan juga kadang berpengaruh dalam penjualan aset NFT. Tokoh kenamaan seperti Jack Dorsey dan Edward Snowden pernah merilis NFT yang laku jutaan dolar AS.

Selain itu, pembeli juga bisa jadi berspekulasi harga itemnya akan terus naik dan ia akan mendapatkan keuntungan.

Hal ini pun rentan membuat bisnis NFT sebatas menjadi gelembung ekonomi. Gelembung ekonomi adalah perdagangan aset dalam volume besar dengan nilai yang lebih tinggi dibanding nilai fundamentalnya.

Gelembung ekonomi bisa tiba-tiba pecah saat barang yang diperdagangkan sudah tidak diminati lagi. Harganya akan anjlok drastis dan pembeli terakhir merugi.

Mike Winkelmann, seniman digital yang sukses menjual NFT seharga puluhan juta dolar AS pada 2021 lalu, mengakui bahwa NFT rentan menjadi gelembung ekonomi.

“Sejujurnya, saya berpikir akan ada gelembung. Dan saya pikir kita sekarang sedang berada dalam gelembung itu,” kata Winkelmann kepada BBC.

Sementara itu, mantan juru lelang Christie’s, Charless Allsopp juga skeptis dengan bisnis NFT. Ia menyebut konsep bisnis NFT “tidak masuk akal.”

“Gagasan membeli sesuatu yang tidak ada itu aneh. Saya pikir orang yang berinvestasi di situ sedikit bodoh, tetapi saya harap mereka tidak kehilagan uang,” kata Allsopp.(red/dana)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar