Politisi Senior Golkar Desak Airlangga Klarifikasi Dugaan Kasus Perselingkuhan


Nusaperdana. com,Jakarta  - Isu perselingkuhan yang mendera Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) mulai membuat gerah kader partai berlogo pohon beringin kuning itu. Politisi Senior Golkar, Erwin Ricardo Silalahi pun mendesak Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjawab jujur terkait isu dugaan persilingkuhan yang dihembuskan seorang perempuan bernama Rifa Handayani. 

Pasalnya menurut Erwin, jika benar Ketua Umum Parpol inisial AH yang dilaporkan ke mabes Polri dan Komnas HAM adalah Airlangga Hartarto, maka bukan tidak mungkin akan merugikan suara Golkar di Pemilu 2024 mendatang. "Benar atau tidak, Airlangga Hartarto harus segera memberikan keterangan atau klarifikasi. Jika tidak Golkar yang akan dirugikan," ujarnya kepada wartawan, Jumat (24/12/2021) di Jakarta.

Masih menurut Erwin, Airlangga Hartarto bukan saja harus bertanggungjawab atas dugaan perbuatan perselingkuhannya, tapi juga bertanggungjawab menjaga nama baik partai. "Terlebih Dia kan masuk kabinet sebagai pembantu Presiden. Jangan sampai jabatannya sebagai menteri rusak gara-gara isu pribadi. Saya kira, ini akan merugikan Pak Presiden Jokowi, dan merugikan negara," tegasnya.

Untuk itu, Erwin berharap, Presiden Jokowi turun tangan untuk mendesak Airlangga Hartarto jujur dalam kasus tersebut. "Selain Presiden, saya juga berharap, Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, para sesepuh Partai Golkar lainnya seperi pak HM Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Luhut dan Agung Laksono segera memanggil Airlangga. Ini kasus tidak main-main, jangan dibiarkan begitu saja," tegasnya.

Jika isu perselingkuhan itu tidak benar kata Erwin, Airlangga tinggal memberikan bantahan ke publik. "Jangan hanya diam, publik akan semakin meraba-raba dan apada akhirnya sekali lagi Golkar yang akan dirugikan, kalau merasa isu itu tidak benar bantah dong! Atau jika memang kasus tersebut benar adanya, ya saya minta dengan kesatria Airlangga mundur saja dari Golkar," tukasnya.

Ia juga mengaku heran, sejumlah media nasional yang seakan tutup mata dengan kasus tersebut, Padahal menurutnya, media sebagai bagian dari pilar demokrasi harus tetap menjaga marwah independensi dan membantu membangun bangsa dengan informasi yang benar. "Kalau media sudah dibungkam dan bisa dibeli, wah rusak tatatanan negara kita ini. Bayangkan, begitu isu itu mencuat, hampir semua pemberitaan menghilang. Ada apa?," tanya Erwin.

Paskalis Kossay, kader Partai Golkar asal Papua, juga ikut buka suara terkait adanya seorang wanita bernama Rifa Handayani yang melaporkan Ketua Umum Parpol inisial AH. Selain, AH, istrinya juga berinisial YA juga dilaporkan ke Mabes Polri, pada, Selasa (14/12/2021). AH yang dimaksud dalam laporan tersebut tertulis atas nama Airlangga Hartarto yang saat ini adalah Ketua Umum Partai Golkar.

"Secara Etimologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata Implikasi adalah Keterlibatan atau keadaan yang terlibat. Sedangkan kata Skandal adalah Perbuatan yang memalukan atau perbuatan yang menurunkan martabat. Kedua kata ini menjelaskan kepada kita bahwa keterlibatan dari perbuatan yang memalukan ini merusak citra baik dari Partai Golkar. Karena itu saya sengaja mengangkat topik atau judul tulisan diatas supaya kita semua atau para kader partai Golkar dapat mencermati dampak buruk yang akan ditimpa pada partai Golkar " ujar Paskalis.

Setelah mencermati dinamika politik dari Skandal ini, menurut Paskalis dirinya sendiri cukup prihatin terhadap nasib Partai Golkar kedepan. Partai Golkar kata dia akan menjadi bulan-bulanan seperti tidak berpijak pada pondasi yang kuat karena bangunannya sedang diterpa oleh badai angin ribut. "Keprihatinan ini muncul dari pertanggungan jawab moral saya sebagai seorang Kader sejati bukan kader karbitan. Saya kader resmi hasil Penlat Partai Golkar Angkatan terakhir 1992 di Provinsi Papua. Melihat skandal Ketua Umum ini , sebagai kader partai, terus terang saya mengatakan bahwa implikasi politiknya sangat buruk bagi partai Golkar, " tukas Paskalis. 

Dia mengatakan bahwa akibat isu perselingkuhan itu berkembang, sudah susah untuk dikendalikan sehingga upaya apapun semua perjalanan skandal dialami AH sudah menjadi konsumsi publik. "Biarpun di-counter dengan berbagai dalih apapun, kasus seperti ini tidak pernah luput dari pembusukan opini miring. Dan faktanya hal itu yang sedang terjadi saat ini " ujar dia.

Memang kata Paskalis, banyak diantara pihak menilai munculnya skandal tersebut didorong oleh kepentingan politik partai politik lain. Tetapi lanjutnya lagi, Partai Golkar juga harus mengakui bahwa fakta skandal itu memang nyata adanya. "Lebih terhormat kita semua mengakui jujur kasus ini dan segera dicari solusi yang komprehensif dan strategis tentu sesuai dengan mekanisme partai " ujar dia.

Dalam hal mengambil sikap untuk menentukan solusi, Partai Golkar kata dia, tidak harus mengulur-ulur waktu. Karena lanjutnya lagi, semakin mengulur waktu diberi peluang bagi pihak lain dijadikan skandal ini sebagai isue politik untuk memperburuk citra partai golkar. "Oleh sebab itu saya secara pribadi mendesak dua hal, pertama Bung Ketua Umum Bapak Airlangga Hartarto secara gentlemen melakukan klarifikasi terbuka terhadap skandal ini dan meletakan Jabatan sebagai Ketua Umum. Partai Golkar kemudian konsentrasi penuh menyelesaikan kasus. Kedua para tokoh senior yang duduk dalam Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar dan Dewan Etik segera mengambil langkah-langkah  penyelamatan partai melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB)," beber Paskalis. 

Karena kata Paskalis lagi, waktu pertarungan 2024 sudah semakin dekat. Jika tidak segera diambil langkah-langkah penyelamatan partai, maka lanjutnya, eksistensi dan integritas partai Golkar akan terus diterpa oleh isue skandal Ketua Umum ini  sehingga partai ini akan kehilangan trust dan semakin dijauhi publik. "Oleh sebab itu maka saya menilai, MUNASLUB adalah Solusi strategis dan Konstitusional untuk segera menyelamatkan Partai dari ancaman degradasi psikologi politik publik terhadap partai golkar. Semoga," Paskalis mengakhiri tulisannya.

Sebelumnya AH dan istrinya YA sudah dilaporkan ke Mabes Polri oleh  Rifa Handayani. AH dan YA dilaporkan atas tuduhan ancaman dan intimidasi yang dilakukannya di media sosial dengan sangkaan UU ITE.  Selain melaporkan AH dan YA, ke Mabes Polri, pelapor Rifa Handayani juga meminta perlindungan ke Komnas HAM lantaran merasa jiwanya terancam. 

Dalam video tersebut, Rifa mengungkapkan kronologi awal hubungannya dengan AH yang juga menjabat sebagai menteri ini.  Menurut Rifa, awal dirinya kenal pada tahun 2012 lalu, di sebuah konser internasional di Ancol, Jakarta Pusat. Saat itu, AH meminta pin BlackBerry Messenger dan nomor handphone dirinya.** (rls) 



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar