Benarkah Masker Berbahaya bagi Pernapasan ketika Olahraga

Nusaperdana.com - Di tengah persiapan memasuki new normal, kini masyarakat diperbolehkan berkativitas kembali keluar rumah dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan olahraga pagi atau sore pun kini pun makin marak terlihat.
Tapi, jika berlari dengan tetap mengenakan masker, apakah tetap baik?
Yup, Olahraga bisa membuat tubuh lebih bugar. Apalagi selama masa pandemi Covid-19, olahraga bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Tapi karena takut tertular virus dan berusaha menjaga jarak, membuat semua orang tetap memakai masker saat berolahraga seperti naik sepeda, berlari, atau jogging.
Direktur Medis New York Road Runners, dr. Stuart Weiss mengatakan, saat berlari dengan penutup wajah atau masker akan mengubah dinamika sistem pernapasan. Dan akan semakin berbahaya jika bahan masker tidak nyaman dan sesak.
“Akan lebih sulit untuk bernapas, dan itu dapat memengaruhi efektivitas olahraga,” katanya seperti dilansir dari The Wall Street Journal, Ahad (14/6).
Dia memperingatkan bahwa masker dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir hidung, serta menciptakan genangan keringat di sekitar mulut, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Praktisi Olahraga di Mayo Clinic di Rochester, Minn., Michael Joyner, yang mencoba mengenakan masker kain selama bersepeda.
“Jika Anda seorang atlet dan benar-benar perlu berlatih keras, temukan daerah private di luar ruangan dan berlatih tanpa masker akan lebih baik,” kata Dr. Joyner.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS merekomendasikan bahwa setiap orang saat ini wajib mengenakan masker kain saat di luar rumah.
Namun, tidak ada alasan medis yang kuat bagi orang yang berolahraga di luar harus mengenakan masker.
Pada dasarnya, seseorang mengenakan masker untuk melindungi orang lain. Sehingga jika terinfeksi dan melepaskan virus melalui mulut dan hidung, masker berfungsi sebagai penghalang antara orang lain.
“Data menunjukkan bahwa orang yang menular dan bisa menular adalah dengan jarak kurang dari 1,5 meter,” kata dr Chambers.
Sehingga, jika Anda berada di luar ruangan saat olahraga dan menjauhkan diri dari orang lain, sangat tidak mungkin akan terpapar.
“Namun paling baik saat berolahraga adalah dengan tidak memakai masker tapi tetap menjaga jarak,” kata seorang profesor di Divisi Penyakit Menular di University of California, San Francisco, Henry Chambers.
Solusinya
Seorang dokter pengobatan darurat di Stanford University School of Medicine, Paul Auerbach, menyarankan agar masker tetap terpasang di dagu atau leher sambil berjalan, berlari atau bersepeda.
Nah ketika berpapasan dengan orang lain, Anda bisa menariknya ke mulut dan hidung.
“Ini adalah tindakan solidaritas dan kesopanan, membiarkan semua orang tahu Anda berusaha untuk menghormati, cerdas, dan aman,” katanya.
Berita Lainnya
Ramadhan Tiba, Ketua DPRD Kepri Iman Sutiawan Berbagi Sembako
LBH Pers SMSI Riau Siap Dampingi Masyarakat Hadapi Masalah Hukum
Gubernur Ansar Sampaikan Gagasan Upaya Peningkatan Layanan Kesehatan dan Nakes kepada Menkes RI
Srikandi PLN Turut Berperan Dalam Komisioning GI 150 kV Talisayan sebagai Wujud Semangat Hari Pahlawan
Kunjungi Proyek Pembangunan TL 150 kV GI Malifut - GI Tobelo, EVP MKJ PLN Tegaskan Komitmen PLN untuk Memperkuat Infrastruktur Kelistrikan di Maluku Utara
Membanggakan, Teknik Sipil UNISI Raih Juara 1 Lomba Tingkat Nasional
SMSI Gagas RM Margono Djojohadikoesoemo Menjadi Pahlawan Nasional, Dukungan Kian Menguat
Pembangunan Kelurahan Dinilai Tertinggal, Ferryandi Janjikan Anggaran Sama Dengan Di Desa