Bupati dan Tradisi, Kombinasi Menumbuhlestarikan Spirit Islami di Indragiri Hilir


Nusaperdana.com, Indragiri Hilir - Kabupaten Indragiri Hilir, merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Riau. Kabupaten seluas 12.615 Kilometer Persegi ini, dikenal dengan sektor perkebunan kelapanya yang menjadi 'primadona'. Terbukti, Kabupaten Indragiri Hilir saat ini menyandang predikat sebagai ‘Negeri Hamparan Kelapa Dunia’ dengan luas lahan perkebunan kelapa mencapai angka 400 ribu Hektare. Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki kekayakan perairan yang cukup melimpah karena memang daerah ini merupakan daerah pesisir. Sekitar 40 persen total luas daerah terdiri dari kawasan perairan berupa laut, sungai dan anak sungai atau yang sering disebut parit. Keragaman suku turut menambah khazanah daerah. Mulai dari suku Melayu, Banjar, Bugis, Jawa, Minang, hingga Batak hidup rukun, berbaur bersama. ‘Negeri Seribu Parit’ – julukan lain Kabupaten Indragiri Hilir - dipimpin oleh seorang Bupati bernama H Muhammad Wardan. Sosok Agamis ini telah menjadi Orang Nomor Satu di Kabupaten Indragiri Hilir sejak penghujung tahun 2013 silam hingga sekarang. [caption id="attachment_4746" align="aligncenter" width="425"] Bupati Kabupaten Indragiri Hilir, H Muhammad Wardan[/caption] Di awal kepemimpinannya, cukup banyak program yang digulirkan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. Program yang paling mencolok adalah program bernuansa Islam. Semangat dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan tidak hanya datang dari Bupati belaka, melainkan juga antusiasme masyarakat yang cukup tinggi dengan beramai-ramai mengikuti setiap adanya kegiatan keagamaan bernuansa Islam. Berdesak-desakan, berpanas-panasan, kadang kehujanan, dengan pakaian putih dominan, sering kali mengisi pemandangan dalam kegiatan keagamaan di Kabupaten Indragiri Hilir. “Saya merasa bersyukur sekaligus bangga karena setiap kali pelaksanaan kegiatan religi di Kabupaten Inhil, baik di kota maupun di desa, selalu mendapatkan perhatian dan antusiasme yang tinggi dari masyarakat,” kata Bupati, H Muhammad Wardan, Sabtu (31/8/2019) saat diwawancarai usai mengikuti Doa Peralihan Tahun 1440 H – 1441 H di Masjid Agung Al-huda, Tembilahan. Kegiatan seperti haul telah sama halnya tradisi yang rutin dilangsungkan oleh masyarakat. Belum lagi, Musabaqah Tilawatil Qur’an atau MTQ yang bahkan seleksinya dilaksanakan hingga ke tingkat desa oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. “Tentunya, ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita. Kegiatan keagamaan seperti haul ini merupakan sebuah upaya dari kita selaku umat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ujar Bupati. Religiusitas sungguh sangat terasa manakala berada di ‘Bumi Sri Gemilang’. Hal itu tentunya tidak terlepas dari peran Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dan tradisi masyarakat setempat yang disadari ataupun tidak telah menumbuhlestarikan spirit Islami secara luas. Gemmar Mengaji, Program Prioritas Pemerintah Daerah Ayun-temayun langkah kaki ke depan dalam temaram bulan yang hampir sepenggalah. Mengenakan baju muslim berbalut kain sarung atau setakat baju bercelana panjang dengan kopiah di kepala, beberapa anak berduyun-duyun berjalan menuju Masjid atau Mushala menanti panggilan azan maghrib. Ba’da maghrib, anak-anak tadi bersama-sama melantunkan ayat suci Alqur-an dibawah bimbingan seorang guru mengaji. Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji atau Gemmar Mengaji telah menjadi rutinitas bagi anak-anak di Kabupaten Indragiri Hilir, tidak hanya di kawasan perkotaan tapi juga sampai ke ceruk desa. Program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir tersebut dimaksudkan, salah satunya untuk melahirkan qori dan qoriah. “Kerinduan dan keinginan untuk kembali menjadi Kabupaten yang disegani karena banyaknya qori dan qoriah berbakat, kini terasa begitu besarnya. Ingin sekali momen seperti saat dulu itu terulang kembali, yang mana qori dan qoriah asal Inhil senantiasa meraih prestasi menjadi juara dalam MTQ Provinsi Riau,” kata Bupati penuh harap. Program Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji di Kabupaten Indragiri Hilir dilaksanakan secara sistematis. Terdapat pola dan metode yang diterapkan untuk pelaksanaan program Gemmar Mengaji. Seperti halnya metode yang diterapkan oleh para pengajar di Masjid Yayasan Amalbhakti Pancasila, Tembilahan itu ada tahsin dan tartil Al-quran berbasis teori-praktek-pelatihan, panduan praktis belajar Al-quran tahsin dan tahfiz Al-quran, risalah tartil Al-quran, Tahsinul quran pedoman memperbaiki bacaan Al-quran. Disamping membaca, para murid yang mengikuti pengajian perlu memahami makna yang dibaca. Hafalan dan tajwid menjadi satu diantara sekian banyak aspek yang diperhatikan saat mengaji. [caption id="attachment_4756" align="aligncenter" width="800"] Anak-anak di salah satu desa sedang mengikuti kegiatan Maghrib Mengaji.[/caption] Pada praktiknya, Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji ini diikuti oleh anak usia rerata 4 sampai 13 tahun. Untuk anak dengan kisaran usia itu, kegiatan belajar mengaji dibagi menjadi beberapa kelas, yakni tilawah, tahfiz, pemula, iqra. Keseriusan dari Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam mencanangkan program Maghri Mengaji juga tercermin dari kegiatan kepelatihan yang diperuntuukan bagi para tenaga pengajar atau guru mengaji. Penilaian lain terkait keseriusan ini juga dapat dilihat dari alokasi honorarium bulanan para guru mengaji yang rutin dibayarkan per triwulan. Jumlah tenaga pengajar mengaji untuk kawasan Kecamatan Tembilahan dan Tembilahan berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, diketahui sebanyak 200 orang. [caption id="attachment_4747" align="aligncenter" width="700"] Bupati Kabupaten Indragiri Hilir, H Muhammad Wardan meninjau pelaksanaan maghrib mengaji di salah satu Masjid.[/caption] ‘Bak gayung bersambut’, kesungguhan dari pihak Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir juga ditanggapi positif oleh segenap masyarakat. Terbukti, dengan meningkatnya jumlah murid Maghrib Mengaji di masjid-masjid. “Alhamdulillah, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kita program Maghrib Mengaji berjalan semakin baik dan semarak. Semangat anak dan orang tua membawa anak-anaknya ke masjid dan musala untuk mengaji sangat luar biasa,” kata Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hilir pada kunjungan monitoring program Maghrib Mengaji di masjid dan musala di Tembilahan. Evaluasi pelaksanaan program Maghrib Mengaji juga acap kali dilakukan. Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir terlihat begitu membuka diri terhadap setiap keluh kesah dari para guru mengaji dan senantiasa memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi. Haul Sebagai Tradisi Haul, merupakan sebuah tradisi yang sudah cukup familiar bagi masyarakat Islam Indonesia, tak terkecuali pula bagi masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir. Di Kabupaten Indragiri Hilir, haul telah menjadi sebuah tradisi yang rutin digelar, baik oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir maupun masyarakat dengan tujuan untuk menghargai dan menghormati jasa besar dari para ulama atau kiai yang telah wafat. Tak terhitung gelaran haul yang dilaksanakan di Kabupaten Indragiri Hilir setiap tahunannya. Haul yang paling mengundang ketertarikan banyak pihak adalah haul Syekh Abdurrahman Siddiq Al-banjari atau yang dikenal dengan julukan Tuan Guru Sapat. Haul bagi Mufti Kerajaan Indragiri senantiasa ramai didatangi para pengunjung dan menjadi ‘magnet’ tidak hanya bagi masyarakat lokal Kabupaten Indragiri Hilir, namun juga mancanegara. Doa dan ziarah ke makam Tuan Guru Sapat adalah agenda yang wajib dilakukan oleh kebanyakan pengunjung. Ribuan pengunjung atau peziarah rela berdesak-desakan demi dapat menghadiri acara haul yang telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata religi tahunan oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir ini. Tak jarang, acara haul Syekh Abdurrahman Siddiq diikuti oleh para pejabat daerah, baik Indragiri Hilir maupun luar Indragiri Hilir. [caption id="attachment_4749" align="aligncenter" width="700"] Pengunjung rela berdesak-desakan demi dapat hadir dalam acara haul Syekh Abdurrahman Siddiq Al-banjari.[/caption] Perwakilan Kerukunan Syekh Abdurrahman Siddiq (KKSA), Al-habib Yahya Bin Al-Habib Thohir Assegaf mengisahkan, selama 27 tahun Tuan Guru Sapat mengabdikan diri mengajari umat ilmu keagamaan secara ikhlas tanpa pamrih. “Tuan Guru Sapat tidak pernah menerima gaji sebagai Mufti Kerajaan Indragiri,” terang Al-habib Yahya pada acara peringatan haul Syekh Abdurrahman Siddiq ke-82 April lalu. Al-habib Yahya menyebutkan, keluasan ilmu dan pergaulan Tuan Guru Sapat membuatnya memiliki banyak murid yang sudah tersebar di pelosok negeri bahkan luar negeri, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Bahkan, Bupati Indragiri Hilir, HM Wardan mengimbau agar muslim di Indragiri Hilir dapat meneladani sosok Syekh Abdurrahman Siddiq, seorang ulama cerdas yang banyak melahirkan tulisan mengenai ilmu agama Islam yang menjadi rujukan umat sampai ke negeri tetangga. [caption id="attachment_4750" align="aligncenter" width="668"] Bupati Kabupaten Indragiri Hilir, H Muhammad Wardan menziarahi makam Syekh Abdurrahman Siddiq Al-banjari.[/caption] Disamping haul bagi Tuan Guru Sapat, secara rutin setiap tahunnya diselenggarakan pula haul Akbar Syekh Abdul Qadiral Al-jailani, Syekh Nawawi Siddiq Berjan, Syekh Muhammad Al Bin Syekh Abdul Wahhab, dan Haul Jama'. Kegiatan haul ini juga tak kalah ramai dengan acara haul Tuan Guru Sapat. Bahkan pada tahun 2019 ini saja, pihak penyelenggara menghadirkan Ustadz Abdul Somad atau UAS guna mengisi tausiah agama sebagai bagian dari rangkaian acara. "Jujur, Saya hampir meneteskan air mata melihat lautan manusia. Tidak pernah Saya melihat manusia ramai berkumpul seperti ini di Kabupaten Inhil," ujar Bupati mengaku takjub di hadapan puluhan ribu jemaah haul pada Januari silam. Antusiasme masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir dalam menghadiri dan mengikuti kegiatan keagamaan memang tak dapat dinafikan. Ribuan bahkan hingga puluhan ribu masyarakat senantiasa memadati lokasi pelaksanaan kegiatan. Mereka datang dari seluruh penjuru daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Mereka rela bersempitan dengan para jemaah lainnya demi dapat turut serta dalam kegiatan. [caption id="attachment_4751" align="aligncenter" width="700"] 'Lautan' Manusia di acara Haul Akbar Syekh Abdul Qadiral Al-jailani, Syekh Nawawi Siddiq Berjan, Syekh Muhammad Al Bin Syekh Abdul Wahhab, dan Haul Jama' yang dihadiri Ustadz Abdul Somad.[/caption] Semangat warga muslim di Kabupaten Indragiri Hilir memang patut diacungi jempol. Semua pengorbanan, waktu, tenaga juga materi diberi semata-mata untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT dan wujud kecintaan mereka terhadap Allah SWT dan para ulama. Sesungguhnya, masih terdapat sederet program keagamaan lainnya yang digulirkan oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, seperti program ‘Satu Desa / Kelurahan, Satu Rumah Tahfidz’, Pembentukan ‘Kampung Qur’an’ dan ‘Shalat Subuh Berjamaah’. Satu yang pasti, segenap program tersebut merupakan gagasan dari Sang Kepala Daerah, H Muhammad Wardan. Tujuannya, menjadikan Indragiri Hilir sebagai sebuah ‘negeri’ yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur serta untuk kejayaan Indragiri Hilir yang semakin maju, bermarwah dan bermartabat sebagaimana Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Penulis: Dedek Pratama



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar