Dimulai Dari Kajian, Bengkres Akan Pentaskan Sejarah Perjuangan Panglima Besar Reteh


Inhil - Bengkel Kreasi atau Bengkres berencana untuk melakukan kajian tentang sejarah perjuangan Panglima Besar Reteh, Tengku Sulung. Hasil kajian tersebut kemudian akan divisualisasikan dalam bentuk pertunjukan teater. "Menjadi penting bagi kami karena Tengku Sulung adalah seorang pejuang kemerdekaan terhadap kolonial Belanda di daerah Reteh dan Sungai Batang. Sejarah ini perlu kita angkat kepermukaan, dalam hal ini dalam bentuk pementasan teater," ungkap Roma Irama, Ketua Bengkel Kreasi, Sabtu (11/5/2019) di Tembilahan. Pada kesempatan ini, Roma sedikit menceritakan kisah Sang Panglima. Dia menuturkan, semula Tengku Sulung berkedudukan di sebuah desa bernama, Kotabaru Hulu, sekitar 16 mil dari Pulau Kijang. Roma mengatakan, di desa ini Tengku Sulung membangun Benteng yang kelak ditandai dengan adanya Desa Benteng, Sungai Batang, Indragiri Hilir di Hulu Sungai Batang. "Benteng ini dibangun di kawasan seluas 2 hektare. Sekitar 3 Kilometer dari benteng ini terdapat rumah Tengku Sulung berupa benteng kecil yang ditumbuhi pohon Dedap," jelasnya yang terus melanjutkan cerita. Menurut Roma, di benteng itulah pertahanan Tengku Sulung dan pasukannya dalam melawan Belanda yang datang dari pusat Karesidenan di Tanjung Pinang. "Tengku Sulung sangat didukung oleh pasukannya, baik yang berdiam di Hilir maupun di Hulu Kotabaru," kata Roma mengakhiri sekilas kisah tentang Panglima Besar Reteh, Tengku Sulung. Sementara itu, Saipudin Ikhwan atau Boboy sebagai salah satu pendiri Bengkel Kreasi, menjelaskan tentang pentingnya sejarah bagi generasi muda, khususnya generasi muda Kabupaten Inhil. Dia menyebutkan bahwa sejarah adalah 'kompas' masa depan. "Kita sebagai generasi muda tak boleh hilang pegangan dengan sejarah, terutama sejarah perjuangan daerah. Belajar sejarah ibarat menarik busur panah, semakin ke belakang, maka akan semakin melesat jauh kedepan," katanya. Setelah melakukan kajian mendalam baik secara historis hingga sosiologis, diungkapkan Boboy, dengan terlebih dahulu mendatangkan pakar dan tokoh yang mengetahui tentang perjuangan Tengku Sulung, maka selanjutnya hasil kajian tersebut akan dijadikan sebuah naskah teater, lagu dan syair.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar