Kasus Stunting di Kelurahan Kuala Enok dan Desa Tanjung Pasir Terjadi Penurunan


Nusaperdana.com - Data Puskesmas Kuala Enok menunjukkan terjadi penurunan persentase balita Stunting di Kelurahan Kuala Enok dan Desa Tanjung Pasir rentang tahun 2020-2021.

Di Kelurahan Kuala Enok, dari 20,75 % ditahun 2020 menjadi 3,98 % pada tahun 2021. Sementara itu di Desa Tanjung Pasir dari 33 orang atau sebesar  15,64 % ditahun 2020 menjadi 10 orang atau 5,35 % pada tahun 2021.

Hal ini menunjukkan adanya konvergensi program/intervensi Upaya percepatan pencegahan stunting telah mampu menurunkan presentase balita stunting di Desa Tanjung Pasir.

Diungkapkan Kepala Puskesmas Kuala Enok H.  Muhammad Syum,  SKM.  MM, dalam mewujudkan Kecamatan Tanah Merah bebas Stunting diperlukan peningkatan kerjasama dan komitmen semua pemangku kebijakan dalam pelaksana program agar dapatnya lebih kompak lagi dalam menangani stunting di keluaran Kula Enok dan Desa Tanjung Pasir.

"Pemerintah di Desa Tanjung Pasir sangat mengharapkan dukungan dari berbagai sector untuk menangani dan mencegah bertambahnya balita stunting melalui konvergensi pencegahan Stunting yang akan dilaksanakan sebelum musrenbangdes. Pemerintah desa diharap dapat meningkatkan kerjasama dan partisipasi aktif dalam hal ini," ujar Kepala Puskesmas Kuala Enok.

Berbagai upaya yang telah dilakukan di Kelurahan Kuala Enok dan Desa Tanjung Pasir Bersama Puskesmas dan lintas sector terkait seperti PKK Desa, Kecamatan pemerintahan Kecamatan guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di masa 1.000 Hari pertama Kehidupan (HPK).

"Puskesmas melalui program iniovatif Pos Stunting dengan Kegiatan antara lainnya, Pengukuran bayi Balita,
Pemeriksaan Kesehatan Anak,
Fokus Discusian Grouf (FGD), Edukasi
Demontrasi Makanan Bergizi," jelas H.  Muhammad Syum.

Tidak hanya itu Kegiatan Penyuluhan pada remaja putri dan ibu hamil juga dilakukan terhadap pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah.

"Juga kita lakukan Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita, pemberian Obat cacing pada balita, Penyuluhan Asi eksklusif," jelasnya.

Dijelaskan Muhammad Syum, bagi bayi dan balita dengan kondisi gizi kurang dan buruk sudah dilakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sementara itu untuk Ibu hamil Anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK) telah mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

"Dengan adanya penanganan bayi balita gizi kurang dan gizi buruk, ibu hamil KEK tersebut menunjukkan pendampingan dapat menekan terjadinya stunting, gizi kurang, gizi buruk, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dari ibu hamil Kurang Energi Kronis dan Anemia yang ada," pungkasnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar