Kisah Seorang Guru, 20 Tahun Mengabdi di Desa Terpencil


Nusaperdana.com, Pinggir - Selasa (21/01/2020) Kesabaran seorang Sapruddin A.Ma.Pd sang pejuang pendidikan yang tak kenal lelah dalam berjuang untuk tingkatkan nilai pendidikan di sebuah Desa yang sangat terpencil bernama Bagan Boneo,di Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis.

Berawal di tahun 1994 masuk kira-kira sekitar hampir 20 tahun, tidak pernah menyurutkan hati untuk mengabdikan diri sebagai seorang pengajar demi masa depan anak desa yang terpencil agar mereka juga dapatkan pendidikan yang layak.

Namun semangat untuk mengabdikan diri di daerah tersebut tidak menyurutkan hatinya untuk mengajar dan mendidik anak negeri yang tak patah arang,sehingga dengan penuh semangat melangkahkan kaki ke Desa Bagan Boneo.

Sapruddin yang sekarang menjabat sebagai kepala sekolah di SD 14 Pinggir menceritakan kepada Nusaperdana di ruangan kantornya pada Senin,(20/1/2020).

"Banyak suka dan dukanya sewaktu saya mengajar jadi guru biasa dan sampai jadi kepala sekolah disana. Suka dan dukanya ada," katanya.

Dukanya semasa itu anak-anak disana pagi membantu orang tuanya dulu untuk bekerja, ada yang cari ikan,ada juga yang bantu orang tua keladang,dan siangnya barulah mereka sekolah untuk menuntut ilmu,terang sapruddin.

"Dan di saat dukanya saya tidak pulang sehingga saya berdiam diri di daerah terpencil itu dalam waktu yang lama bahkan sampai satu bulan," jelasnya pria paruh baya ini.

"Saya tetap semangat dimana tempat kita mengabdikan diri sebagai guru,karena nilai-nilai kehidupan dan nilai luhur rasanya sulit kalau tanpa guru. Oleh karena itu, sosok guru sebagai teladan kehidupan, karena disamping itu ilmu pengetahun adalah yang no satu," paparnya kepala sekolah ini.

Dikatakan,guru atau tenaga pendidik harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan itu, namun untuk meningkatkan kapasitas dan ilmu pengetahuannya, guru mesti mampu memahami tempat itu dengan baik serta bisa menghadirkan kepribadian yang tahan dalam menghadapi suasana tempat dengan jarak tempuh yang mungkin rasanya tidak ada yang sanggup untuk melangkah kedaerah yang sangat terpencil itu.

“Tapi saya kira kalau yang namanya guru tangguh seperti apapun daerahnya, tempatnya maupun suasananya demi generasi penerus bangsa harus tetap semangat.Dan pada akhirnya saya sampai abdikan diri sebelum memasuki masa pensiun yang tinggal berapa tahun lagi sebagai kepala sekolah di SD 14 Pinggir," pungkasnya.**(putra)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar