Melalui Webinar, Masyarakat Bengkalis Diberi Pemahaman Bijak Bermedia Sosial


Nusaperdana.com, Bengkalis - Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. 

Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.

Pada hari Kamis 26 Agustus 2021 pukul 13.30 WIB, Webinar Indonesia Makin Cakap Digital dilaksanakan di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Riau yaitu, Drs. H. Syamsuar, M.Si., dan Presiden RI, H. Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Al Akbar Rahmadillah (Founder of Sobat Cyber Indonesia), pada pilar Kecakapan Digital. Akbar memaparkan tema “Gerakan Nasional Literasi Digital”. 

Dalam pemaparannya, Akbar menjelaskan pandemi covid-19 telah mendorong terjadinya perubahan striktural secara cepat dalam dunia pendidikan, masyarakat dituntut untuk melakukan pembelajaran jarak jauh, sekolah-sekolah di seluruh dunia harus cepat beradaptasi dengan sistem digital untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh, institusi banyak mendapat tekanan finansial, serta banyak sekolah dan universitas mendapatkan tekanan finansial salah satunya karena orang tua mahasiswa untuk meringankan biaya kuliah. 

Mempercepat akses digital di semua industri karena konsumen dan pelaku usaha bergantung kepada teknologi, industri perlu mempercepat proses digitalisasi. Masyarakat kini masuk ke dalam era digital, era dimana teknologi menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Dilanjutkan dengan pilar Keamanan Digital, oleh Samuel Berrit Olam (Direktur Ulama Malline PT. Malline Teknologi Internasional). Samuel mengangkat tema “Bijak Bermedia Digital”. 

Samuel membahas berbagai pelanggaran privasi yang marak dijumpai seperti kebocoran data, cyber-stalking, mengambil dan mengunggah foto ataupun video tanpa izin, serta mengabaikan hak cipta. Bahkan foto seseorang bisa dijadikan deepfake, sebuah teknologi Artificial Intelegence dimana teknologi ini bisa memanipulasi wajah aslinya. 

Dimasa depan dengan perkembangan teknologi para hacker akan semakin canggih dengan cara-cara baru untuk meretas akun seseorang dan perusahaan, dengan ciri-ciri sebagai berikut rekaya sosial akan semakin cerdas, Ransoming OT Edge bisa menjadi realita baru, menyebarkan serangan dari luar angkasa dan akan ada ancaman kuantum. 

Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah hacker, meliputi jangan klik sembarang situs, jangan sembarangan melakukan login saat online, buatlah password yang kuat yang tidak mudah ditebak oleh sistem, dan gunakan dua langkah autentifikasi untuk menambah keamanan.

Pilar Budaya Digital, oleh Rini Hidayati (Guru SMKN 2 Bengkalis dan Wakil Bidang Kurikulum). Rini memberikan materi dengan tema “ Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. 

Rini menjabarkan cakupan literasi digital, meliputi pengetahuan, kemampuan mengakses, serta kemampuan memanfaatkan.

Meningkatkan kemampuan pendidik dalam literasi digital untuk optimalisasi pembelajaran pada anak didik, dengan cara peningkatan fasilitas publik yang mendukung literasi digital, pengadaan pelatihan dan kegiatan literasi digital, serta sosialisasi penggunaan internet yang benar dan keberadaan UU ITE.

Contoh literasi digital di sekolah, antara lain anak didik dianjurkan membaca melalui aplikasi digital, guru mengajak para peserta didik untuk menulis lewat aplikasi digital, sekolah menyediakan kelas virtual bagi siswa-siswinya, warga sekolah berkomunikasi menggunakan teknologi digital, serta pihak sekolah aktif mengelola website. 

Tahapan terakhir dalam literasi digital adalah ketika sebagai masyarakat sudah mampu menggunakan media dan perangkat digital secara bijak dalam menunjang aktivitas kesehariannya.

Narasumber terakhir pada pilar Etika Digital, oleh Hendra (Ketua Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Bengkalis). Hendra mengangkat tema “Tips Mengenali Berita Palsu dan Verifikasi”. 

Hendra menjelaskan berita hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi seolah-olah dibuat benar cara kerj aberita hoaks adalah dengan di eskpresikan dalam bentuk ujaran kebencian, penghinaan, perusakan, pengeroyokan di media sosial bahkan persekusi atau penganiayaan. 

Sebelum mengunggah sesuatu hendaknya saring sebelum membagikan informasi, hal ini penting dilakukan untuk mengurangi penyebaran hoax yang akan merugikan banyak orang. 

Ciri-ciri berita palsu salah satunya judulnya menghebohkan, beritanya terkesan menakuti, dan isi berita yang provokatif. Agar tidak mendapati berita hoaks hendaknya masyarakat mencari sumber berita, cek fotonya, ikuti grup anti hoax di media sosial, serta tidak terpengaruh dengan berita provokatif.

Webinar diakhiri, oleh Michelle Wanda (AKtris, Presenter, dan Influencer dengan Followers 48,1 Ribu). 

Michelle menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa mempercepat akses digital di semua industri karena konsumen dan pelaku usaha bergantung kepada teknologi, industri perlu mempercepat proses digitalisasi. 

Masyarakat kini masuk ke dalam era digital, era dimana teknologi menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. 

Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah hacker, meliputi jangan klik sembarang situs, jangan sembarangan melakukan login saat online, buatlah password yang kuat yang tidak mudah ditebak oleh sistem, dan gunakan dua langkah autentifikasi untuk menambah keamanan.

Tahapan terakhir dalam literasi digital adalah ketika sebagai masyarakat sudah mampu menggunakan media dan perangkat digital secara bijak dalam menunjang aktivitas kesehariannya. 

Agar tidak mendapati berita hoaks hendaknya masyarakat mencari sumber berita, cek fotonya, ikuti grup anti hoax di media sosial, serta tidak terpengaruh dengan berita provokatif. (Putra)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar