Program Kementerian Kominfo 25 Juni 2021, Edukasi Masyarakat Melalui Kegiatan Literasi Digital di Kabupaten Siak, Riau


Nusaperdana.com, SIAK - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, oleh  Gubernur Provinsi Riau Drs. H.Syamsuar, M.Si, menyatakan bahwa mendukung kegiatan Literasi Digital agar dapat memanfaatkan internet dan teknologi  untuk hal yang positif dan kreatif serta menamba daya saing sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan turut membangun daerah masing masing, dilanjutkan oleh Presiden RI, Bapak Jokowi yang memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Materi DIGITAL SKILL disampaikan oleh AKBAR RIANDI (Relawan TIK Bangka Belitung dan 1001 Digitalpreneur) dengan Thema : “PENTINGNYA MEMILIKI DIGITAL SKILL DIMASA PANDEMI  COVID 19”

Akbar memberikan penjelasan bahwa pemanfaatan teknologi masyarakat Indonesia tidak sebanding dengan tingkat literasi digital masyarakat yang masih tergolong rendah, utamanya mengenai keamanan dalam penggunaan teknologi.

Akbar juga mengajak masyarakat memperluas skill di saat WFH dengan cara membaca buku, membuat konten, mendengar podcast, menonton youtube dan sebagainya.

Kiat sukses skill bagi UMKM menurut Akbar antara lain, konsisten dengan brand, visualisasi dn packaging yang bagus, produknya unik dan berbeda, fokus terhadap kepuasan konsumen, respon yang cepat dan jujur serta komitmen dalam ketersediaan produk. 

Gambaran pemetaannya sebagai berikut : 
1. Marketing : fokus pada pemasaran (soft dan hard selling), managemen konten di media sosial.
2. Design Produk : Design produk dengan menekankan MVP, Design Thinking, BMC, Design Sprint.
3. Teknologi : User Interface / User Experience, CMS (Blogspot / Wordpres), Web Apps / Android Apps, Domain + Hosting.
4. Financial : Management financial. 

Kemudian, materi DIGITAL CULTURE  dipaparkan oleh ROBI ARMILUS, S.Sos, M.Si (Direktur Sosial Corner Institute atau Peneliti Suku Petalangan) dengan Thema : “ANGKAT BUDAYA SUKU PETALANGAN DI KANCAH NASIONAL” 

Robi menerangkan bagaimana meningkatkan pengetahuan akan warisan budaya melalui literasi digital, diantaranya buat konten digital bisa berupa tulisan, gambar, atau video, buat Blog, dan jadikan karya ilmiah .

Untuk konten bisa gunakan aplikasi seperti canva untuk mengedit dan mendesain sehingga bisa membuat konten di Instagram. Blog bisa menulis tentang budaya didaerah kamu diblog sendiri seperti di bloger, wordpres atau di platfom seperti kompasiana. Karya ilmiah berlaku bagi yang hendak menyelesaikan tugas akhir kuliah, bisa mengangkat isu kebudayaan di daerah atau ikut kompetisi karya tulis ilmiah.

Robi mengakhiri penjelasannya yaitu dengan menulis dan berkarya didunia digital sejatinya kita telah meninggalkan legacy untuk anak cucu kita kedepannya.

Selanjutnya, materi DIGITAL SAFETY  disampaikan oleh GINNA DESIANA (Creator DolananYuk.id dan RTIK Indonesia ) dengan Thema : “TIPS DAN TRIK MENJAGA KEAMANAN PRIVASI SECARA DIGITAL ”

Ginna memberikan contoh jenis jenis data pribadi yang dilindungi, antara lain :
- Data pribadi umum : Nama lengkap, jenis kelamin, agama, kewarganegaraan.
- Data pribadi specifik : Data kesehatan, biometrik, genetika, keuangan pribadi, catatan kejahatan dan sebagainya.

Seseorang yang menggunakan data pribadi orang lain akan dikenakan pidana kurungan 7 tahun atau denda maksimal 70 milyar.
Tips dan Trik menjaga keamanan privasi : 
- Jangan pernah posting data diri di media sosial.
- Buat password yang berbeda untuk setiap akun.
- Cek setting privasi dan keamanan di Google : g.co/PrivacyCheckup dan g.co/SecurityCheckup 
- Cek di facebook : fb.com/privacy. 
- Atur privasi di whatsapp : verifikasi dua langkah.

Untuk mengecek apakah email kita sudah bocor atau belum, buka laman haveibeenpwned.com, masukan alamat email kita. Sedangkan untuk cek password di laman http://password.kaspersky.com/  .

Ginna memberikan pengandaian password layaknya seperti celana dalammu : mengganti secara teratur, jangan pernah berbagi dengan siapapun, jauhkan dari orang lain yang coba mengintip.

Untuk materi DIGITAL ETHICS  dipaparkan oleh MAHMUD HIBATUL WAFI  (Wapimred Artikula.id) dengan Thema : “HATE SPEECH : IDENTIFIKASI KONTEN ”

Menurut Mahmud, ujaran kebencian cukup berbahaya karena ujaran kebencian pada dasaranya adalah intimidasi dan pembatasan terhadap kebebasan berbicara, ujaran kebencian berperan penting dalam terciptanya polarisasi sosial berdasarkan kelompok identitas, ujaran kebencian tidak hanya dimaksudkan untuk menciptakan wacana permusuhan, menyemai benih intoleransi atau melukai perasaan terhadap kelompok identitas lain, tetapi juga telah menjadi alat mobilisasi atau rekrutmen oleh kelompok-kelompok garis keras dan ujaran kebencian mempunyai kaitan baik secara langsung dan tidak langsung dengan terjadinya diskriminasi dan kekerasan.

Respon atas Hate Speech secara legal (regulasi ) ada di Pasal 156 KUHP, Pasal 335 KUHP, Pasal 27 ayat 1 dan ayat 3 UU ITE, Pasal 28 ayat 2 UU ITE, Pasal 29 UU ITE.

Untuk respon non legal ada 2 cara yaitu yang pertama adalah memperkuat kontrol pubik terhadap persebaran ujaran kebencian, dan yang kedua perlu upaya untuk mendorong informal restriction, atau regulasi yang dibuat di tingkat kelembagaan tertentu seperti universitas dan ruang kerja untuk membatasi praktek ujaran kebencian. 

Terakhir, SHARING SESSION dipandu oleh - RANA RAYENDRA, S.I.Kom  (CEO of Bicara Project, 16,1K Followers )

Rana menyebutkan pada era ini kebutuhan tentang literasi digital sangat dibutuhkan agar pemakai media digital saat ini mengetahui cara memakai media digital secara baik, kita harus melakukan pernyaringan terlebih dahulu sebelum meng share sesuatu informasi kepada grup atau orang lain disekitar kita. 

Rana pun mengajak bersama sama perangi hoax dan saling bahu membahu untuk menyebarluaskan kecakapan Literasi Digital di Indonesia. (Donni)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar