Rasio Elektrifikasi RI Tembus Target, Tapi Masih Kalah dari Malaysia

Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut peringkat electricity access population atau akses listrik terhadap populasi Indonesia masih tertinggal jauh oleh negara-negara tetangga seperti Malaysia hingga Singapura. Padahal rasio elektrifikasi hingga saat ini sudah mencapai 99,48%.

Angka rasio elektrifikasi Indonesia yang mencapai 99,48% ini meningkat signifikan dibandingkan pada posisi tahun 2014 yang sebesar 84%. Bahkan angka rasio 99,48% ini melampaui target RPJMN periode 2015-2019 yang sebesar 96%.

"Namun kita juga harus melihat electricity access population kita berada di peringkat 95 masih tertinggal dari Malaysia peringkat 87, Vietnam peringkat 84, dan Singapura, Thailand, Tiongkok, Korea Selatan berada pada peringkat kedua," kata Jokowi saat membuka ratas mengenai peningkatan rasio elektrifikasi pedesaan secara virtual, Jakarta, Jumat (3/4/2020).

Indonesia juga masih tertinggal dari negara tetangganya pada sisi electricity supply quality. Indonesia berada di peringkat 54, sedangkan Malaysia di 38, Thailand di 31, China peringkat 18, dan Singapura peringkat dua.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan salah satu faktor Indonesia masih kalah dengan negara tetangga lantaran masih ada 433 desa yang belum teraliri listrik. Seluruh desa itu berada di empat provinsi yaitu Papua sebanyak 325 desa, Papua Barat sebanyak 102 desa, Nusa Tenggara Timur (NTT) ada 5 desa, dan Maluku 1 desa.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Jokowi pun meminta kepada pihak terkait untuk mengidentifikasi atau mendata secara jelas desa-desanya. Mulai dari yang berdekatan dengan wilayah yang sudah berlistrik maupun belum, begitu juga mengenai jarak rumah antar penduduk berjauhan atau berdekatan.

Tujuan dari identifikasi atau mendata ini berkaitan dengan persiapan anggaran dan kebijakan investasi yang bisa mendukung program listrik di desa. Tidak hanya itu Jokowi juga meminta adanya peningkatan akses listrik kepada masyarakat miskin atau tidak sebatas pada listrik desanya saja.

"Program berlistrik perlu ada sambungannya dengan program pemanfaatan listrik secara efisien dan produktif terutama dalam pengembangan industri rumah tangga, industri rumahan dan dengan adanya listrik kita harapkan anak-anak bisa belajar di malam hari dengan penerangan lampu yang cukup, sehingga kualitas pendidikan kita juga semakin meningkat," ungkapnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar