Tambang Pasir Marak di Aliran Sungai Kampar, Camat Tambang Abukari Lagi Lagi Bungkam


Nusaperdana.com, Kampar - Camat Tambang, Abukari bungkam ketika ditanya perihal aktivitas tambang pasir di aliran Sungai Kampar yang banyak beroperasi di wilayah tersebut.

"No coment," ucap Abukari saat dijumpai di gedung DPRD Kampar di sela rapat dengar pendapat yang dilaksanakan oleh Komisi III terkait perizinan toko moderen Indomaret yang juga menghadirkan dirinya sebagai salah satu pihak yang dimintai keterangannya oleh anggota dewan, Senin, 15 November 2021.

Kami sudah beberapa kali meminta tanggapan Abukari soal tambang pasir yang banyak dijumpai di aliran sungai di Kecamatan Tambang. Namun, Abukari tetap saja bungkam.

Tak berselang lama, Kepala Desa Terantang, Asmara Dewi juga hadir di DPRD Kampar. Hanya saja, kehadiran Dewi untuk keperluan lain, yakni persoalan koperasi sawit, Iyo Basamo.

Ketika ditanya terkait tambang pasir yang juga banyak terdapat di desanya, Dewi mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk menindak operasional tambang pasir dengan mesin ponton sebagai penyedot pasir dari sungai.

Meski tak diberi izin oleh desa, Dewi mengaku berat untuk melarang aktivitas tambang pasir karena takut dibully oleh warga desa.

"Sebab, di tambang pasir itu banyak warga yang bekerja. Banyak yang menggantungkan hidup di situ," ujar Dewi. 

Warga Keluhkan Kondisi Jalan Rusak dan Licin Akibat Truk Angkutan Pasir

Diberitakan sebelumnya, tidak hanya beroperasi di aliran Sungai Kampar, aktivitas tambang pasir di beberapa desa di Kecamatan Tambang juga dikeluhkan warga.

Menurut warga, hilir mudik truk angkutan pasir sangat mengganggu jalan masyarakat. Disebutkan warga, jalan jadi rusak, berlumpur, licin dan basah. Bila tak hati-hati bisa membahayakan para pengendara.

"Aduh bang, jalan kami kini macam jalan ke kebun zaman dulu. Banyak lubang-lubang dan berlumpur. Licin," ucap salah seorang warga Desa Kualu kepada wartawan, Minggu, 14 November 2021.

Dia pun mengungkap, sejak dari Desa Terantang hingga ke desa-desa di hilir seperti Desa Padang Luas, Parit Baru dan Kualu sangat banyak tambang pasir. Tapi sebut dia, kerusakan jalan yang sangat parah terjadi di Desa Parit Baru dan di Desa Kualu.

Dia mengatakan, warga sudah lama merasakan kerusakan jalan yang dipicu oleh hilir mudik truk angkutan pasir tersebut. Namun, keluhan warga ini katanya, tak begitu didengar oleh pihak-pihak berwenang di daerah tersebut.

"Tapi apa daya bang, warga biasa macam kita ini sulit didengar keluhannya. Kita hanya bisa berharap pada pihak kecamatan untuk dapat mengambil sikap agar jalan masyarakat tidak semakin parah kondisinya," harap dia.

Dia pun menyebut, kondisi jalan berlumpur akan berubah jadi debu yang sangat mengganggu mata pengendara di musim panas. Kondisi jalan rusak yang dipicu oleh hilir mudik truk pengangkut pasir ini, lanjut dia, sudah diketahui oleh pihak kecamatan maupun desa. Yang sangat disayangkan warga, pihak desa dan kecamatan justru terkesan tutup mata.

Dikatakannya, usaha tambang ini banyak dimiliki oleh orang bukan warga desa setempat melainkan dimiliki oleh orang yang berdomisili di Pekanbaru.

"Kalau di Parit Baru dan Kualu rata-rata pemiliknya orang yang tinggal di Pekanbaru," beber dia. 

Pada saat itu kami kemudian menghubungi Camat Tambang, Abukari untuk meminta tanggapan atas keluhan warga ini. Namun, Abukari lagi lagi tidak merespon upaya wartawan untuk menghubunginya. (Redaksi)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar