'Vitamin' yang Bikin IHSG dan Rupiah Perkasa

Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia dan nilai tukar rupiah belakangan ini tampak kembali bergairah. Susah dua hari berturut-turut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah menguat.

Kemarin IHSG ditutup menguat 206 poin (4,7%) ke level 4.545. Pada sesi I IHSG sempat menguat 342 poin (7,8%) level 4.681.

Penguatan ini melanjutkan tren perdagangan kemarin. IHSG kemarin ditutup melonjak hingga 401 poin (10,1%) ke level 4.338.

Sementara rupiah kemarin menunjukkan penguatan. Menurut data RTI dolar AS ditutup berada di level Rp 16.170.

Lalu apa gerangan vitamin yang membuat rupiah dan IHSG menguat?

Rupiah

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim menilai pelemahan dolar AS hari ini dipicu beberapa sentimen yang berasal dari AS. Salah satunya melonjaknya data pengangguran mingguan di AS yang mencapai 3,28 juta. Hal itu disebabkan penyebaran virus corona di AS.

"Ini di luar dugaan para ahli yang memprediksi angka pengangguran AS di angka 1 juta. Tapi ternyata sampai 3,28 juta. Artinya dalam satu minggu yang biasanya cuma 240 ribu sekarang mencapai jutaan. Ini membuat indeks dolar kembali melemah," terangnya kepada detikcom, Jumat (27/3/2020).

Selain itu, Ibrahim menilai inisiatif lockdown yang dilakukan beberapa kabupaten/kota seperti Tegal juga turut memberikan sentimen positif terhadap pergerakan nilai tukar. Menurutnya pasar melihat ada keseriusan dari Indonesia untuk mengatasi penyebaran COVID-19.

"Ini akan menjadi prestasi tersendiri bagi pemerintah sehingga pasar akan kembali tertarik dan dana asing akan kembali masuk ke pasar saham dan obligasi dalam negeri," tambahnya.

Disamping itu Bank Indonesia (BI) terus melakukan koordinasi dengan para pengusaha untuk bersama-sama melakukan intervensi. Intervensi BI melalui pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF sedangkan pengusaha dengan cara menjual dollar AS yang masih tersimpan. Sehingga kepanikan pasar akan sedikit berkurang.

Tak hanya itu, senat AS menyetujui paket stimulus tak terbatas pada hari Rabu sebesar US$ 2 triliun. Stimulus sebesar itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Disisi lain Negara-negara anggota G-20 dalam pertemuan di minggu ini berjanji akan menggelontorkan dana sebesar US$ 5 triliun bertujuan untuk menggeliatkan roda ekonomi akibat dampak dari wabah virus corona sehingga ekonomi bisa stabil kembali.

Ibrahim memprediksi dolar akan kembali melemah pekan depan bahkan bisa mencapai level di bawah Rp 16.000. Asalkan DPR AS menyetujui stimulus tak terbatas itu.

"Dalam perdagangan minggu depan, di hari Senin rupiah kemungkinan akan menguat karena program stimulus tak terbatas akan disetujui DPR. Di range 15.900-16.250," tutupnya.

IHSG

Menurut Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali penguatan IHSG selama 2 hari ini didorong oleh sentimen global. Terutama dari berita pemerintah AS yang menyiapkan stimulus hingga US$ 2 triliun untuk mengantisipasi dampak virus corona atau COVID-19.

"Karena ada stimulus dana US$ 2 triliun untuk AS sendiri dan tambahan US$ 5 triliun dari G20 ke negara-negara tersebut. Otomatis roda ekonomi yang dianggap terdampak secara signifikan dari wabah COVID-19 menjadi lebih terjaga," tuturnya kepada detikcom, Jumat (27/3/2020).

Namun Frederik menekankan, bukan berarti IHSG pulih sepenuhnya dari tren buruk. IHSG masih akan terpengaruh dari pandemi COVID-19. Sebab masih belum ada kepastian kapan wabah ini berakhir.
"Artinya apabila selama beberapa minggu kedepan belum terlihat perbaikan dari pandemik, maka bisa saja pasar kembali menurun," tambahnya.

Meski begitu selama pemberitaan dunia masih dihiasi oleh stimulus-stimulus untuk menopang ekonomi, bukan tidak mungkin IHSG akan kembali menguat pekan depan.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar