Cerita Keturunan Raja Bone Jadi Penasihat Kerajaan Thailand

Ilustrasi

Nusaperdana.com - Suatu hari Panglima Angkatan Bersenjata Thailand yang kini menjabat Perdana Menteri Jenderal Prayut Chan Ocha, terbang dari Bangkok menuju Pesantren An Nur, Provinsi Yala, Thailand Selatan.

Dia datang untuk tujuan yang sangat penting, yaitu menemui Amir Jamaah Thailand yang juga Pembina Pondok Pesantren Abdurrahman Patalong Petta Baso.

Petta Baso adalah Keturunan Raja Bone ke-24, Andi Baso Pute. Dengan perasaan gelisah, kepada Petta Baso, Prayut Chan Ocha meminta nasihat untuk menyelesaikan konflik berdarah di Yala, Pattani, dan Nharatiwat yang melibatkan mujahidin muslim dan tentara Thailand yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Triliunan dana telah dihabiskan untuk menyelesaikan konflik ini, tapi tak kunjung usai.

"Kuncinya tentara harus lembut, jangan keras kepada jihadi. Tentara boleh merebut senjata dari tangan mereka, tapi kamu tak akan bisa tangkap senjata di ‘otak’ mereka,” tegas Petta Baso.

Petta Baso pun meminta Pemerintah Thailand agar para mujahidin yang menyerahkan diri jangan ditangkap, tapi diikutkan usaha dakwah selama 6 bulan. Usulan Petta Baso diterima. Sebelumnya, para mujahidin yang ditangkap ditahan 10–20 tahun.

Kini, 5.800 mujahidin sudah ikut usaha dakwah dan diterima dengan baik oleh pemerintah negara itu. Hebatnya lagi, Petta Baso juga menolak semua bantuan dana dari pemerintah, termasuk bantuan untuk pesantrennya. Sebaliknya justru dia yang membantu tentara membangunkan kamp-kamp.

Kini konflik di Thailand Selatan sudah mulai reda. Sewaktu banjir besar melanda Bangkok, bersama Jamaah Dakwah Thailand, Petta Baso mengirimkan enam kontainer bantuan dan jutaan Bath Thailand.

Usaha Petta Baso mengenalkan Islam yang lemah lembut telah membuat 20 Jenderal Thailand masuk Islam, demikian juga biksu-biksu Buddha berbondong-bondong masuk Islam. Petta Baso telah mengorbankan diri dan hartanya untuk agama Allah, akhirnya dunia pun tunduk pada dirinya.

Bila bertemu Petta Baso, Jenderal Thailand kini cium tangan. Kini dia juga menjadi penasihat Kerajaan Thailand. Di Pesantren An Nur yang sangat luas, Petta Baso hanya menempati kamar yang sangat kecil sekitar 2×3 meter dengan fasilitas yang sangat sederhana.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar