Literasi Digital di Bengkalis: Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial


Nusaperdana.com, Bengkalis - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital, pada Kamis 16 Juli 2021 pukul 14.00 WIB - selesai di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Riau yaitu Drs. H. Syamsuar, M.Si., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Kemudian, Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

OLEG SANCHABAKHTIAR (Creative Concept dan Direktur Expert Planet Design Indonesia), pada sesi Kecakapan Digital. Oleg memaparkan tema “PENTINGNYA MEMILIKI DIGITAL SKILLS DI MASA PANDEMI COVID-19”. 

Dalam pemaparannya, Oleg menjelaskan tips dan trik cara membuat konten yang menarik bagi generasi milenial antara lain, membuat konten yang orisinil, membuat headline yang menarik, isi yang memberikan informasi pengetahuan yang akurat, perspektif baru, menginspirasi, dengan kemasan yang sangat menghibur, durasi yang cukup, mempunyai jadwal tayang yang teratur, serta tau konten yang paling banyak diminati generasi milenial.

Konten bisa disebut menarik dan punya nilai positif dikarenakan, berkualitas isi dan kemasan sesuai marketnya, berkualitas mudah untuk ditemukan, berkualitas mudah untuk dibaca, berkualitas untuk bisa dibagikan, berkualitas bagus untuk selalu diingat, serta harus dikemas dengan format hiburan.

Dilanjutkan dengan sesi Keamanan Digital oleh, MARFESIO SEVYONE LUHUKAY (Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan). Marsefio memaparkan tema “PERAN ORANG TUA DALAM MEBERIKAN AJARAN TENTANG KEAMANAN DIGITAL UNTUK ANAK”. 

Marsefio menjelaskan dampak positif internet untuk anak seperti, sarana belajar, memudahkan mencari informasi, menumbuhkan kreativitas, dan mengenal dunia lebih luas. Sedangkan dampak negatif internet bagi anak mencakup, korban perundungan, perubahan pribadi menjadi pemarah, kelelahan mental, disesatkan dengan berita atau informasi hoax, dan cenderung mengisolasi diri. 

Peran orang tua dalam meberikan ajaran tentang keamanan digital untuk anak antara lain, pendampingan atau menjadi rujukan bagi anak, beri waktu khusus, ajari anak melindungi privasi  data diri dan keluarga, berkomunikasi secara intens, serta ajari anak untuk membuat konten yang positif untuk mengambangkan bakat sehingga berdampak positif untuk dirinya, keluarga, bangsa, dan Negara. Literasi digital menjadi tugas bersama antara Pemerintah, industry, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Ajari anak untuk bijak bermedia sosial, pendidikan media literasi mulai dari rumah.

Sesi Budaya Digital oleh, TANTRI PUSPITA YAZID (Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unri). Tantri memberikan materi dengan tema “BUDAYA KOMUNIKASI KOMUNITAS PENDIDIK DAN ANAK DIDIK DI ERA DIGITAL”. 

Tantri menjelaskan literasi digital merupakan kemampuan individu menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, serta membangun pengetahuan baru. Manfaat literasi digital antara lain, menghemat waktu, memperluas jaringan, membuat keputusan yang lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien, serta memperkaya keterampilan. Ancaman penggunaan internet antara lain, hoaks, radikalisme, penipuan, pornografi, bullying, prostitusi, SARA, serta ujaran kebencian.

Tujuan peningkatan literasi digital bagi pendidik diantaranya, meningkatkan pengetahuan mengenai media atau sumber informasi yang berkualitas, meningkatkan kemampuan agar dapat membedakan antara realitas media baru dengan realitas sosial, serta meningkatkan kemampuan untuk bersikap kritis terhadap media baru atau sumber-sumber informasi. Peran pendidik orang tua, sebagai pengawas kegiatan online selama di rumah. Peran pendidik guru, memberikan pembelajaran interaktif dengan memanfaatkan teknologi digital.

Narasumber terakhir pada sesi Etika digital oleh, KHANSEN PRANATA WIRANTOBER (Mahasiswa dan Youth Activist). Khansen mengangkat tema “UPAYA MENCEGAH, MENDETEKSI, DAN MENYIKAPI CYBER BULLYING”. 

Khansen menjelaskan cyberbullying merupakan perundingan di dunia maya secara individu maupun kelompok yang dilakukan secara agresif dan secara berulang. Kriteria cyber bullying mencakup, flaming, cyber stlaking, outing, harassment, exclusion, impersonation, dan trickery. Dampak cyberbullying dapat mempengaruhi, produktifitas, psikologis, dan sosial. Landasan hukum yang terdapat pada UU ITE no. 19 tahun 2016 pasal 27 ayat 3, mendistribusian informasi elektronik dengan pencemaran nama baik, hukuman penjara maksimal 4 tahun dan/atau denda sebesar 750 juta. 

Menyikapi cyber bullying dapat dilakukan dengan cara, tenang dan abaikan, memberitahu orang terdekat, kumpulkan bukti, laporkan, dan blokir. Cara menghindari cyber bullying diantaranya, terus berpikir positif, hindari lingkungan negatif, laporkan sesuai tindakan dan bukti, serta tingkatkan empati dan toleransi dengan sesama pengguna internet atau media sosial.

Webinar diakhiri oleh, MICHELLE WANDA (Aktris, Presenter, dan Influencer dengan Followers 46,6 Ribu). 

Michelle menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber berupa, konten bisa disebut menarik dan punya nilai positif dikarenakan, berkualitas isi dan kemasan sesuai marketnya, berkualitas mudah untuk ditemukan, berkualitas mudah untuk dibaca, berkualitas untuk bisa dibagikan, berkualitas bagus untuk selalu diingat, serta harus dikemas dengan format hiburan. Peran orang tua dalam meberikan ajaran tentang keamanan digital untuk anak antara lain, pendampingan atau menjadi rujukan bagi anak, beri waktu khusus, ajari anak melindungi privasi  data diri dan keluarga, dan berkomunikasi secara intens. 

Menyikapi cyber bullying dapat dilakukan dengan cara, tenang dan abaikan, memberitahu orang terdekat, kumpulkan bukti, laporkan, dan blokir. Serta, Tujuan peningkatan literasi digital bagi pendidik diantaranya, meningkatkan pengetahuan mengenai media atau sumber informasi yang berkualitas, meningkatkan kemampuan agar dapat membedakan antara realitas media baru dengan realitas sosial, serta meningkatkan kemampuan untuk bersikap kritis terhadap media baru atau sumber-sumber informasi. (Putra)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar