Miris!! Kondisi Keluarga Ini Memperihatinkan, Namun Belum Tersentuh PKH


Nusaperdana.com, Muarasabak - Kondisi kehidupan Pak Kateni (67) bersama istrinya Buk Sri Amah (53) sangat memperhatinkan. Dikarenakan Pak Kateni mengalami kecelakaan disaat kerja dahulu membuat kakinya menjadi cacat permanen, akhirnya Ia tidak bisa begitu maksimal untuk mencari nafkah.

Namun sangat disayangkan, keluarga kurang mampu ini tidak pernah tersentuh program keluarga harapan (PKH). Bahkan mereka tidak mengenal apa itu PKH yang dirasa keluarga seperti Pak Kateni dan Buk Sri Amah berhak untuk mendapatkannya.

"Apa itu ya? Gak ada," ucap Buk Sri Amah ketika disambangi awak media di kediamannya RT 01 Desa Pandan Sejahtera Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, Kamis (16/4/2020).

Sebagai pengganti suami dalam mencari nafkah, Ia hanya bekerja serabutan dan merasa bingung untuk memikirkan biaya makan. Ditambah lagi suaminya juga tengah mulai sakit-sakitan. 

"Kadang kalau kami ada upah nerbas kami upah, kalau ada pinang ngupah pinang walaupun seribu," jelasnya.

"Mau berobat saja kadang saya bingung, kemari dua bulan mau tegak aja merangkak takut jatuh. Kemarin ada upah-upah, sekarang gak ada, kadang-kadang jadi bingung, paling jadi utang sana utang sini. Yang penting makan, entahlah nanti kalau ada uang," paparnya lagi.

Ia berujar, pada suatu kesempatan para tetangga bertanya dan tidak mempercayai keadaan keluarganya yang tidak mendapatkan bantuan PKH. Namun diyakinkannya bahwa mereka benar-benar tidak pernah mendapatkan. 

"Orang-orang itu juga pernah bilang Pakde itu kok gak pernah ya gitu. Saya bilang kalau gak percaya tanya aja pak Kepala Desa," katanya.

Sementar itu, Pak Kateni menduga penyaluran PKH di desanya tidak tepat sasaran. Pasalnya, dengan bercermin kepada dirinya sendiri, selamai ini Ia bersama Istri memang belum tersentuh oleh PKH.

"Saya pikirkan orang seperti saya se-kecamatan ini gak ada, cuma saya. (Seraya menunjukan kaki palsunya). Kenapalah orang itu gak nampak gitu," ungkapnya.

"Yang sehat-sehat, orang yang masih gagah-gagah dapat, kok saya yang gak bisa kerja gak dapat gitu. Kadang-kadang saya mikirnya apa ini memang tidak tepat sasaran," keluhnya.

Kemudian Ia mengaku pernah mendapatkan bantuan berbentuk beras dua tahun yang lalu. Dan pernah juga rumahnya di foto-foto dengan janji akan mendapat bantuan.

"Memang saya pernah dapat bantuan dulu beras, tetapi cuma tiga kali, dua tahun yang lalu. Habis itu terus dilempar yang kemuda-muda, yang kuat-kuat gajinya mau lima jutaan itu," tukasnya.

"Kemarin ada di foto-foto, katanya nanti mau dapat. Sudah berapa tahun tapi tidak ada," kata Pak Kateni. (ygo)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar