Pinger Locator dari Singapura Akan Didatangkan Cari Black Box Sriwijaya Air

KR Baruna Jaya IV. Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap pinger locator dari Singapura akan didatangkan ke Kapal Riset Baruna Jaya IV. KNKT berharap alat tersebut dapat mengoptimalkan pencarian black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

"Kemungkinan besar sesuai dengan informasi dari Pak Ketua akan didatangkan juga pinger locator dari Singapura yang akan didatangkan ke Baruna Jaya IV supaya pencarian ini lebih optimal lagi. Untuk pencarian black box lebih akurat," kata Investigator Keselamatan Pelayanan KNKT Bambang Irawan kepada wartawan di atas Kapal Riset Baruna Jaya IV, Selasa (12/1/2021).

Bambang menerangkan sejatinya timnya juga telah lebih dulu menggunakan pinger locator untuk menyisir koordinat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182. KNKT, kata Bambang, akan fokus pada satu poin yang telah dihimpun dari titik-titik koordinat.

"Jadi tentu kita selalu berkoordinasi juga dengan tim yang sudah berada duluan di lokasi, jadi ada tim dari KNKT udara yang memang sudah berada di KRI Rigel itu yang memang sudah menyisir koordinat yang menggunakan pinger locator," katanya.

"Jadi digunakan pinger locator dari KNKT yang berada di Rigel dan saat ini poin-poin titik koordinatnya sudah di informasikan juga pada kita jadi dengan demikian maka kita akan mengupayakan atau fokus ke poin tersebut. Jadi tentu itu tadi kita berdasarkan pada titik koordinat yang telah didapatkan oleh pinger locator yang berada di KRI Rigel," imbuhnya.

Diketahui, Direktur Operasi Basarnas Rasman MS mengatakan akan memperluas area pelaksanaan kegiatan udara. Perluasan tersebut dilakukan guna memaksimalkan pencarian serpihan pesawat dari Sriwijaya Air SJ182.

"Untuk areal pelaksanaan kegiatan udara itu akan kita tetap melaksanakan pemantauan lewat udara dengan areal yang kita perluas," kata Rasman, kepada wartawan di JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (12/1).

Rasman juga menjelaskan bahwa perluasan di jalur udara itu dilakukan karena kemungkinan serpihan dari SJ182 itu mulai menjauh. Pencarian dibagi dalam 9 sektor.

"Karena kemungkinan kalau ada benda-benda atau barang-barang atau objek yang menjadi pencarian yang ada di permukaan itu bisa dipantau. Dan karena ini sudah 3 hari, tentu mungkin pergerakannya sudah agak menjauh," kata Rasman.

"Jadi upaya kita untuk mencari di atas permukaan tetap kita lakukan, itu kita bagi dalam 9 sektor," sambungnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar