Presiden Jokowi : Kalau Anak Stunting, Kurang Gizi Bagaimana Mau Bersaing di Internasional

Presiden Jokowi : Kalau Anak Stunting, Kurang Gizi Bagaimana Mau Bersaing di Internasional

Nusaperdana.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menargetkan prevalensi stunting (kekerdilan) pada anak bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia turun dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 14 persen di 2024.

"Kalau anaknya stunting, kurang gizi bagaimana mau bersaing di tingkat internasional. Saya ingin di 2024 angka stunting nasional harus turun jadi 14 persen," kata Jokowi, dikutip dari Antara, Jumat (8/7).

Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi di puncak peringatan hari keluarga nasional (Harganas) ke-29 tahun 2022 di Lapangan Merdeka Medan, Sumatra Utara.

"Data 2021 stunting sudah di angka 24,4 persen. Pada 2014 saat saya masuk, angka stunting 37 persen. Jadi penurunannya tinggi, dan pada 2024 harus bisa 14 persen," ungkap Jokowi lagi.

Presiden juga mengingatkan agar seluruh pihak berkolaborasi untuk mewujudkan target tersebut. Pencegahan stunting, kata Presiden, harus dilakukan dari tingkat keluarga. Presiden mengatakan, keluarga merupakan ekosistem pertama dan utama dalam mengasuh, mendidik, dan membentuk manusia yang sehat, bergizi, dan berkualitas.

"Saya mengajak seluruh kekuatan bangsa untuk bergerak dan bekerja bersama-sama, bersinergi menurunkan stunting dan seluruh akar masalahnya dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia generasi penerus kita yang berkualitas. Betul-betul harus kita siapkan," ujar Presiden Jokowi.

Senada dengan Presiden, Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo menyatakan pentingnya peran keluarga dalam mencegah stunting. Harganas merupakan momentum refleksi dan apresiasi negara terhadap peran penting keluarga dalam membangun SDM Indonesia yang berkualitas, kata Kepala BKKBN.

"Terima kasih kepada segenap mitra yang luar biasa mendukung penurunan stunting," tutur dr. Hasto.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar