EMCL Optimalisasi Lifting 2019, Langka Penting Menuju Produksi 235 ribu BOPD


Nusaperdana.com, Blora - SKK Migas bersama EMCL terus melakukan berbagai langkah dalam rangka meningkatkan produksi di wilayah operasinya yang saat ini sudah menjadi penyumbang produksi minyak terbesar di Indonesia. Berdasarkan data perkembangan produksi sampai tanggal 22 Desember 2019.

Produksi blok yang menjadi wilayah operasi EMCL telah mencapai 217,7 ribu BOPD atau 110% diatas target APBN 2019. Selain produksi yang mencapai diatas target, EMCL juga mencatatkan capaian kinerja di tahun 2019 yang mengesankan, antara lain:

- Tidak ada recordable injury terkait kegiatan di lapangan.
- Sampai tanggal 27 Desember 2019 telah melakukan kumulatif lifting sebanyak 519 kali, 19 lifting tujuan ekspor dan 112 lifting tujuan domestik.
- Manajemen yang baik dalam melaksanakan kegiatan hose dan  penggantian hose.
- Track record yang baik dalam avaibility pengelolaan tanker dengan tidak adanya download time karena keterlambatan tanker.
- Inventory minimal pada akhir tahun : @2015 440KB, @2016 700 KB, @2017 -400KB, @ 2018 -370, @ 2019 -370KB

Untuk memastikan lifting dapat dilakukan secara optimal menjelang berakhirnya tahun 2019, Manajemen SKK Migas melakukan kunjungan kerja ke 6 (enam) lokasi lifting di Sumatera, Jawa dan Kalimantan untuk memastikan pelaksanaan lifting akhir tahun berjalan dengan baik sesuai target yang telah ditetapkan. Pada kegiatan lifting akhir tahun ini, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengunjungi FSO Gagak Rimang yang merupakan wilayah operasi EMCL. 

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno didampingi Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher, Kepala Perwakilan Jawa Bali Nusa Tenggara Nurwahidi serta jajaran fungsi dan staf SKK Migas yang terkait terkait.

Kunjungan akhir tahun dalam rangka lifting untuk 2019 berbeda dengan tahun sebelumnya. "Pimpinan SKK Migas turun langsung dalam rangka memberikan motivasi kepada jajaran SKK Migas yang berada di garis depan untuk memastikan lifting dapat berlangsung secara optimal sesuai target yang telah ditetapkan. Sekaligus meninjau kesiapan fasilitas yang dimiliki KKKS dalam mendukung pelaksanaan lifting", kata Julius Wiratno.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menambahkan "EMCL akan memiliki peran yang semakin penting dimasa mendatang, karena blok yang menjadi wilayah operasinya memiliki potensi untuk terus ditingkatkan produksinya. Sejak berproduksi pertama kali dengan kapasitas 165 ribu BOPD, saat ini sudah meningkat menjadi 217,7 ribu BOPD. Bahkan jika revisi AMDAL disetujui, maka blok ini akan mampu berproduksi sebesar 235 ribu BOPD". 

Saat ini, revisi AMDAL sudah diajukan ke Pemerintah. Ditengah tren penurunan beberapa blok migas lainnya, maka peningkatan produksi dalam wilayah operasi EMCL menjadi sangat penting agar target APBN 2020 dapat tercapai.

Sampai 20 Desember 2019, FSO Gagak Rimang telah melakukan 27 kali pengapalan minyak untuk domestik maupun ekspor dengan rata-rata 10-12 kali perbulan. Pada sisa bulan Desember 2019, lifting akan dilaksanakan tanggal 27, 28, 29, 30 dan 31 Desember 2019.

Tahun 2020 diyakini lifting akan semakin baik dengan terintegrasinya PIMS EMCL dengan integrated operation center (IOC) yang dikembangkan SKK Migas yang saat ini sudah mencakup 4 module yaitu : production/lifting, PIMS, Vessel Tracking System, Realtime Drilling & Maintenance. Terintegrasinya PIMS EMCL akan semakin meningkatkan optimalisasi lifting EMCL di tahun 2020.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar