Kepala SKK Migas Kunjungi Terminal Senipah, Periksa Kesiapan Lifting Akhir Tahun 2019


Nusaperdana.com, Balikpapan - Menjelang berakhirnya tahun 2019, Manajemen SKK Migas melakukan kunjungan kerja ke 6 (enam) lokasi lifting di Sumatera, Jawa dan Kalimantan untuk memastikan pelaksanaan lifting akhir tahun berjalan dengan baik sesuai target yang telah ditetapkan. Pada kegiatan lifting akhir tahun ini, Kepala SKK Migas mengunjungi Terminal Senipah yang merupakan wilayah operasi Pertamina Hulu Mahakam. 

Kepala SKK Migas didampingi Penasehat Ahli Sukandar, Kepala Perwakilan Kalimantan Sulawesi Syaifudin, jajaran fungsi dan staf SKK Migas yang terkait terkait dan anggota Komisi VII DPR Dapil Kalimantan Timur Rudy Mas'ud. Dari Pertamina Hulu Mahakam yang hadir antara lain Direktur Pengembangan dan Produksi Eko Agus Sardjono, General Manager John Anis serta fungsi terkait.

Kunjungan akhir tahun dalam rangka lifting untuk 2019 berbeda dengan tahun sebelumnya. "Pimpinan SKK Migas turun langsung dan mengajak anggota DPR Komisi VII sebagai mitra untuk dapat melihat secara langsung upaya dan kerja keras  serta berbagai terobosan dan inovasi yang dilakukan Kontraktor KKS dan SKK Migas dalam mencapai target yang telah ditetapkan dalam APBN maupun Work, Program & Budget 2019", kata Dwi Soetjipto Kepala SKK Migas.

Kegiatan ini akan menambah wawasan anggota DPR karena dapat berinteraksi langsung dengan pimpinan KKKS di lokasi produksi, sehingga akan mendapatkan informasi operasional hulu migas lebih komprehensif. Kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk mengkomunikasikan kebutuhan operasional hulu migas yang membutuhkan dukungan dari Pemerintah dan DPR.

"Produksi di blok Mahakam masih memiliki banyak tantangan, khususnya masih terjadi decline rate pada gas, namun mulai dapat diatasi dengan melakukan pengeboran di 2019 yang lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga sepanjang tahun 2019 realisasi produksi di blok Mahakam mulai membaik", kata Dwi Soetjipto. 

Berdasarkan data yang tercatat di SKK Migas, sepanjang tahun 2019, Pertamina Hulu Mahakam melakukan pengeboran sebanyak 126 sumur atau lebih besar dari rencana 2019 dalam WP&B sebesar 118 sumur. Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebanyak 62 sumur.

Pada kesempatan tersebut Direktur Pertamina Hulu Mahakam Eko Agus Sardjono menambahkan, sepanjang tahun 2019 PHM telah melakukan Workover &  Well Services sebanyak 6.800 atau mencapai 104% dari WP&B  2019. Upaya maksimal ini menghasilkan produksi minyak mencapai 35,7 KBPD atau 99% dari WP&B, sedangkan gas mencapai 710 MMscfd atau 89% dari WP&B. 

"Meskipun belum mencapai target dan sempat mencapai produksi gas terendah di bulan Agustus yang mencapai 657 MMscfd, tetapi dengan berproduksinya gas dari sumur baru maka tren produksi terus meningkat dan pada bulan Nopember 2019 mencapai 740 MMscfd atau sama dengan produksi di bulan Januari 2019" kata Eko Agus Sardjono. 

Dalam upaya meningkatkan kegiatan pengeboran, PHM telah mengajukan dan mendapatkan persetujuan sekaligus dalam satu kali POD:OPLL1 untuk pengeboran 257 sumur.

"Ini pertama kalinya, SKK Migas menyetujui pengeboran sumur sekaligus dalam satu kali persetujuan dalam jumlah yang begitu besar yaitu di Blok Mahakam. Ini menunjukkan potensi hulu migas di wilayah Blok Mahakam masih potensial dan semakin memperkuat keyakinan bersama bahwa meningkatkan kembali produksi migas di Indonesia dapat direalisasikan", kata Dwi Soetjipto.

Anggota Komisi VII DPR RI Rudy Mas'ud yang ikut kunjungan tersebut memberikan apresiasi atas langkah SKK Migas untuk melakukan komunikasi yang semakin intensif dengan stakehokders, termasuk Komisi VII DPR sebagai salah satu mitra SKK Migas. Rudy Mas'ud juga memberikan apresiasi atas telah dikelolanya blok Mahakam oleh putra/putri terbaik bangsa dan upaya yang telah dilakukan sehingga dapat mengatasi decline rate.

Dan berdasarkan presentasi Kepala SKK Migas dan Dirut PHM, Dia optimis produksi migas blok ini akan kembali naik. Rudy Mas'ud menyampaikan supaya PHM dapat meningkatkan kegiatan CSR agar keberadaan PHM semakin dirasakan manfaatnya, termasuk berkontribusi dalam membangun perekonomian masyarakat di wilayah operasinya.

"Sebelum kegiatan kunjungan dalam rangka lifting 2019, SKK Migas telah melaksanakan FGD dengan Komisi VII DPR pada tanggal 16 Desember 2019 dalam upaya menyampaikan informasi yang utuh tentang hulu migas, terkait capaian dan tantangan dimasa mendatang. Serta bagaimana SKK Migas dapat mewujudkan kembali Second Golden Era 1 Million BOPD di tahun 2031, yang tentu membutuhkan dukungan para stakehokders terkait, termasuk DPR" kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher. Melalui kunjungan lapangan ini, maka informasi yang diperoleh anggota Komisi VII DPR akan semakin lengkap, ujar Wisnu.

Pelaksanaan lifting dilakukan di Terminal Senipah yang dioperatori oleh Pertamina Hulu Mahakam. Terminal Senipah digunakan lifting pula oleh KKKS Eni Muara Bakau, Mubadala Petroleum, PHSS (Unitisasi) dan PHKT (Lapangan Sapi). 

Sampai 20 Desember 2019, Terminal Senipah telah melakukan 74 kali pengapalan minyak dengan rata-rata 6-9 kali perbulan. Pada sisa bulan Desember 2019, lifting akan dilaksanakan tanggal 30 dan 31 Desember 2019.

Dalam rangka optimalisasi lifting akhir tahun terminal Senipah, PHM melakukan perbaikan manajemen reduksi deadstock, sehingga terjadi penurunan dead stock dari 316 Ribu Barels di tahun 2018 menjadi 207 Ribu Barels di tahun 2019 atau lebih besar dari target reduksi deadstock sebesar 100 Ribu Barels. Keberhasilan program reduksi deadstock memberikan manfaat kenaikan tambahan lifting PHM sehingga diproyeksikan menjadi 36,1 Ribu BOPD atau dapat mencapai target WP&B 2019. 

Selain itu, apabila dapat dilakukan dalam jangka panjang diharapkan dapat diperoleh penghematan operasional dan maintenance tangki serta fasilitas produksi lainya. Program lainnya adalah penggunaan 1 kapal untuk efisiensi pengangkutan 2 produk crude yaitu pengangkutan HMC dan BCO pada akhir tahun serta pengaturan waktu lifting yang optimal.

Tahun 2020 diyakini Program optimalisasi lifting akan semakin baik dengan telah beroperasinya integrated operation center (IOC) yang dikembangkan SKK Migas yang mencakup 4 module yaitu : production/lifting, PIMS, Vessel Tracking System, Realtime Drilling & Maintenance.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar