Kisah Perjuangan Pengembangan Wisata Bukit Pendam

Panorama Bukit Pendam Di Waktu Pagi

Nusaperdana.com - Tak banyak yang tau, terutama generasi muda saat ini mengenai Bukit Pendam. Bagi Andes, Pemuda Desa Batu Ampar yang terbilang sering keluar masuk hutan, Bukit ini mempunyai keunikan dan pesona yang berbeda dari wisata lainnya. Mulai dari sejarah, keindahan, hutannya yang masih alami, hingga hewan dan tumbuhan yang masih terjaga terdapat di kawasan Bukit Pendam ini.

Usai rapat malam itu, para pemuda Desa Batu Ampar sepakat untuk mengembangkan dan membangun sektor wisata Bukit Pendam, dengan beranggotakan 7 orang yang 2 diantaranya perempuan berangkat menuju Bukit Pendam untuk melakukan survei dan mendokumentasikan keindahan bukit untuk bahan promosi. Andes yang memimpin rombongan kala itu menceritakan perjuangan mereka untuk dapat sampai ke puncak bukit dengan penuh perjuangan.

“Saat dekat Maghrib, hujan turun cukup deras. Karena terpal kami tertinggal, jadi kami berteduh menggunakan daun-daun. Basah dan kedinginanpun tak bisa kami hindari, dan itu kami masih berada di kaki bukit” ujar Andes.

“Kami sampai dipuncak Bukit sekitar jam 23.30 malam, dengan kondisi kami harus membersihkan sedikit area puncak bukit agar pemandangan dapat terlihat jelas saat pagi harinya” lanjut Andes bercerita. 

Sungguh pemandangan yang luar biasa, keindahan alami hutan dengan aliran kabut putih diantara pepohonan ditambah segarnya udara pagi melengkapi keindahan sebuah Bukit Pendam yang masih alami. Keindahan inipun didokumentasikan untuk jadi bahan promosi nantinya. 

Usai puas dengan keindahan puncak bukit, Andes beserta rombongan melanjutkan turun ke Sungai Rateh untuk menangkap ikan dengan cara menyelam di sungai yang terkenal akan kejernihan airnya ini. Tradisi ini juga nantinya akan menjadi salah satu rangkaian wisata yang disajikan di Bukit Pendam. Bukan itu saja, merekapun melanjutkan dengan Arung Jeram di Sungai Merayo dengan menggunakan ban yang telah disiapkan. 

Rangakaian wisata Bukit Pendam yang luar biasa tersebutpun dipublikasikan ke media sosial dan mendapat respon luar biasa dari banyak orang. Hal ini membuat pemuda setempat kembali bersemangat, anggota yang awal mulanya 7 orang kini bertambah menjadi 14 orang. 

4 bulan dilalui Andes bersama anggota dalam melakukan pembersihan area puncak dan akses jalan. Proposal permohonan pengelolaan untuk wisata ini pun sudah dibuat dan ditujukan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan syarat harus ada legalitas dari Balai. Hal inilah yang menjadi kendala bagi Andes.

“Surat permohonan sudah kami layangkan ke Balai, namun setelah menunggu hingga berbulan-bulan tidak juga ada balasan. Sampai anggota kami mengundurkan diri satu per satu hingga bersisa 4 orang anggota saja. Meski begitu kami tetap selalu melanjutkan pekerjaan seminggu sekali ke Bukit Pendam” ucap Andes.

Tak lama berselang, kabar baik datang dari perusahaan yang telah menyetujui peminjaman alat berat untuk pembersihan akses jalan menuju Bukit Pendam yang juga sebagai akses masyarakat ke kebun. Angin segar ini membuat Andes mengajak kembali anggota yang telah mengundurkan diri untuk kembali bergabung, namun hal tersebut ditolak  dengan alasan sudah ada kesibukan lain. 

“Meski empat orang saja, kami akan tetap melanjutkan perjuangan ini. Dari awal hingga saat ini, kami bergerak murni dengan swadaya kami sendiri, baik itu waktu, tenaga dan sedikit banyaknya biaya yang dikeluarkan dari hasil iuran kami. Semoga apa yang kami lakukan ini kelak akan memberikan senyuman yang indah bagi sluruh pengunjung dan membawa dampak positif untuk kampung kami tercinta, Desa Batu Ampar” harap Andes. (Adv)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar