Mengenal Dr. Yaman D. Mappe SH, MH, Lelaki Multitalent Yang Mencintai Sepak Bola

Mengenal Dr. Yaman D. Mappe SH, MH, Lelaki Multitalent Yang Mencintai Sepak Bola

Nusaperdana.com - Seperti peribahasa "Pucuk di Cinta Ulampun Tiba" begitulah kisah hidup perjalanan seorang Yaman D Mappe dalam menapaki kewajibannya sebagai seorang muslim. Menuntut ilmu bagi Yaman bukan hanya suatu kewajiban melainkan ketetapan yang melebihi kewajiban.

Tidak di sangka kemauan keras seorang anak petani yang lahir di desa Pigaraja Bacan Timur Halmahera Selatan Maluku Utara 45 tahun lalu itu, kini telah menyandang gelar doktor.

Yaman kecil memulai studinya di Sekolah Dasarnya (SD) Pigaraja. Lalu melanjutkan Sekolah menengahnya di Madrsah Tsanwiyah Bibunoi Bacan Timur dan Sekolah Menengah Atas di Lappariaja Kabupaten Bone.

Dengan segala kehausannya dalam mendapatkan keilmuan yang di cita-citakan, Yaman melanjutkan kuliah di Universitas 45 Makssar dan kemudian bergelar sarjana Hukum (SH) pada tahun 2003 dengan bermodalkan hasil tani siri dan pinang yang di jual ke pasar.

Yang menarik dari kisah Yaman kecil adalah ketika ia masih kelas 3 SD. Kala itu, Yaman sering di ejek oleh teman sekolahnya.

"Waktu kelas 3 SD, setiap pagi mau ke sekolah saya selalu di olok-olok teman. Saya di katai "Cafarune" (Jorok) karena jari tangan dan telapak tangan saya warnanya kuning. Itu akibat sebelum ke sekolah saya harus menyiapkan hasil tani bapak saya" Yaman bercerita.

"Buah cokelat itu kalau waktu panen, itu di biarkan semalam dalam karung. Air dari buah cokelat itu yang membuat tangan saya kuning. Karena kalau mau ke sekolah saya harus memisahkan biji dengan kembangnya. Apalagi cokelat agak busuk. Itu membuat tangan saya kuning" Sambung Yaman sambil tertawa.

Selain cerita itu, Yaman yang pernah mengecap manis pahitnya menjadi seorang pengacara ini pernah membakar seragam sekolahnya lantaran kesal dengan sekolahnya. Namun, Yaman tak dapat mengelak dari nasihat seorang Ibu. Dengan diam Ibunya menjual dua (2) ekor ayam yang sementara menggeram telurnya untuk membelikan seragam sekolah Yaman.

Sejak saat itu, tertanam motivasi yang tertancap dalam palung hati paling dalam. Bahwa Ia harus jadi manusia yang tak sembarang manusia.

"Semenjak 2 ekor ayam itu di jual oleh mama, sejak saat itu air mata ini bercucuran. Berkata saya dalam hati kalau saya harus sekolah dan menjadi orang yang bisa mempekerjakan orang lain. Jangan kalian main-main dengan doa Ibu. Itu lebih dari segalanya" Ujar Yaman sembari menanak air di matanya mengenang masa kecil.

Bergelut lama di dunia pengacara, setelahnya Yaman lolos sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Punyai ayah Bersuku Bugis dan Ibunya bersuku Tobelo Galela, Yaman di anugerahi beberapa putera dan puteri dari istrinya bersuku Makian Kayoa (Soma) yang juga adalah seorang sarjana hukum.

Selama menjadi PNS di birokrasi pemerintah daerah Halmahera Selatan. Yaman adalah salah satu PNS yang di percaya mengurusi masalah hukum di daerah. Salah satunya, ia di percaya menyelesaikan masalah sengketa Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) kala itu.

Ketika di daulat sebagai ketua penyelesaian sengketa Pilkades waktu itu, Yaman di terpa isu tak sedap. Bahkan fitnah dan cacian hinggap di setiap namanya di sebut. Ini di karenakan Yaman di anggap berpihak memenangkan calon kepala desa yang saat itu bermasalah soal perolehan suara.

Akibat dari tanggung jawab yang pemerintah daerah embankan kepadanya, sampai-sampai perselisihan dan permasalahan sengketa kepala desa tersebut sempat di istilahkan sebagai pengadilan Yaman oleh berbagai kalangan. Hal ini di akibatkan karena keputusan yang di ambil seorang Yaman di anggap kontroversi.

Meski demikian, sebagai orang yang di beri tanggung jawab, Yaman menampik tudingan tersebut dengan tetap berkepala dingin kala itu. Meski hak sepenuhnya masalah saat itu ada di tangan kepala daerah saat itu, Yaman tetap melakukan tugasnya sebagai orang yang di percaya.

"Sebagai yang di tunjuk, saya hanya menjalankan tugas sebagai pimpinan sidang saat itu. Soal hukum, saya memutuskan perkara dengan kepala dingin dan tetap pada proses hukum yang berlaku kala itu. Jadi saya tidak asal putuskan. Semuanya melalui data dan bukti" ungkap Yaman.

Yaman menyadari keputusan yang di ambilnya akan berakibat lain terhadap pihak-pihak tertentu. Namun alasannya terlalu kuat untuk di beberkan ke publik. Yaman tau bagaimana menempatkan diri. Dirinya menolak untuk bercerita jauh ke dalam soal masalah yang kerap menggait namanya tersebut.

"Saya tidak ingin bercerita jauh mengenai masalah tempo hari yang lalu. Biar saja orang mau bilang apa. Yang jelas saya telah sukses menyelesaikan masalah waktu itu" Ujar Yaman Minggu (4/6/2023)

Kini, pria yang punyai pergaulan mentereng ini baru saja menyelesaikan studinya. Setelah S1 dan S2, Yaman kini telah bergelar Doktor setelah menyelesaikan S3nya di Universitas Muslim Indonesia Makassar beberapa bulan lalu.

Bagi seorang Yaman. Meraih gelar Doktor tak terlepas dari pengalaman dan kemauan kerasnya sedari kecil. Meski kesulitan kerap kali berbarengan dengan kehidupannya, pengalaman-pengalaman di birokrasipun ikut serta dalam menjelaskan siapa dirinya dan bagaimana pribadinya.

Tak di sangka, selain piawai dalam mengawal kasus hukum. Yaman juga adalah pecinta sepak bola. Tak heran, ia sering terlibat dalam sepak bola di manapun ia berada. Selain itu, DR. Yaman D. Mappe adalah seorang yang mempunyai keahlian di bidang pertukangan. Terbukti dua rumah miliknya di bangun dengan tangannya sendiri.

Dengan gelar Doktornya sekarang, seakan memberi jawaban atas cemohan orang kepadanya. Yaman kini telah memberi isyarat bahwa akan ada hal-hal besar yang di lakukanya ke depan.

"Saya akan buktikan, bahwa cemohan lalu, dan tudingan apapun dulu terhadap saya akan berbuah kebaikan. Yang jelas saya akan buktikan bahwa saya selalu berpikiran positif untuk ke depan yang lebih baik." Ucap Yaman.

"Barangkali saat ini saya akan memulainya dengan hal-hal kecil. Tapi dalam beberapa bulan ke depan kita lihat. Ada hal baru yang insha Allah menjadi kebaikan buat masyarakat Saruma. Itu karena secara terang, dalam diri saya telah mengalir darah berbagai suku. Mulai dari Togale, Bugis, Makian, dan Kayoa." Sambung Yaman mengakhiri. (M)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar