Rusia Berikan Peringatan Keras Pada Israel Karena Hal ini..

Rusia Berikan Peringatan Keras Pada Israel Karena Hal ini..

Nusaperdana.com, Internasional - Pemerintah Rusia memberikan sebuah peringatan keras pada Israel. Ini terkait perang Negeri Beruang Putih dengan Ukraina.

Sebelumnya, seorang sumber menyebut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Tel Aviv tidak mengesampingkan pengiriman teknologi Iron Dome kepada Ukraina .

Ini dikatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN International. Hal ini dibalas keras oleh Moskow. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menanggapi hal ini dengan mengatakan wacana tersebut dapat meningkatkan eskalasi perang antara negaranya dengan Kyiv.

"Semua negara yang memasok senjata (ke Ukraina) harus memahami bahwa kami akan menganggap (senjata) ini sebagai target yang sah untuk angkatan bersenjata Rusia," kata Zakharova kepada wartawan Russia Today di Moskow, dikutip Kamis (2/2/2023).

"Setiap upaya yang diterapkan atau bahkan tidak direalisasikan tetapi diumumkan, untuk pasokan senjata tambahan, baru atau lainnya telah menyebabkan dan akan mengarah pada eskalasi krisis ini. Dan semua pihak harus menyadari hal ini," tambahnya.
Meski begitu, pernyataan Netanyahu terkait potensi pengiriman Iron Dome ini tidak ditampilkan dalam cuplikan wawancara CNN. Tercatat, figur politik Israel itu hanya berbicara terkait potensi Israel sebagai penengah konflik Rusia-Ukraina serta serangan pesawat tak berawak baru-baru ini terhadap industri militer Iran.

"Saya tidak pernah berbicara tentang operasi tertentu. Dan setiap kali ledakan terjadi di Timur Tengah, Israel disalahkan atau diberi tanggung jawab. Terkadang kami, terkadang tidak," kata Netanyahu kepada wartawan CNN, Jake Tapper.

Iron Dome adalah sistem jarak pendek yang digunakan Israel untuk melawan roket yang diluncurkan oleh Hizbullah dan Hamas. Teknologi ini diketahui juga mendapatkan pendanaan dari Amerika Serikat senilai US$ 1 miliar (Rp 15 triliun) per tahun.
Pemerintah Israel sebelumnya menolak permintaan Ukraina untuk mengirim sistem pertahanan itu pada Oktober lalu. Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz pada November menyatakan Israel tidak memiliki 'basis produksi yang cukup besar' untuk memenuhi kebutuhan Ukraina.

Namun, seorang penasihat militer senior mengatakan Israel enggan memusuhi Rusia. Pasalnya, Moskow memiliki kehadiran militer yang besar di negara tetangga Israel, Suriah.
"Bom" Baru AS
Di sisi lain, dimuat Reuters Rabu, dua pejabat AS mengatakan pemerintah Joe Biden akan menawarkan Kyiv paket bantuan militer senilai US$2,2 miliar. Ini termasuk rudal jarak jauh.

Rudal yang dimaksud adalah roket Ground Launched Small Diameter Bombs (GLSDB), senjata baru yang dirancang oleh Boeing. Jika dipasok ke Ukraina pada 2023, ini akan menandai ekspor dan penggunaan senjata pertama dalam pertempuran.

GLSDB dapat meluncur ke target lebih dari 150 kilometer. Ini diyakini akan makin merubah "wajah perang" setelah sebelumnya penggunaan sistem HIMARS AS yang mampu menembak roket hingga 80 km, membuat kekalahan pasukan Rusia.

"Itu akan menempatkan semua wilayah yang diduduki Rusia di daratan Ukraina, serta bagian dari semenanjung Krimea yang direbut oleh Moskow pada tahun 2014, berada dalam jangkauan pasukan Kyiv," tulis media itu mengutip sumber.

Pertempuran antara Rusia dan Ukraina sendiri dimulai pada 24 Februari lalu, Ini diawali oleh pengumuman Presiden Rusia Vladimir Putin yang memerintahkan militernya untuk menyerbu wilayah Ukraina demi memenangkan kelompok pro-Moskow di area Timur negara itu.

Putin mengatakan bahwa sangat penting bagi Rusia untuk menyerang Ukraina dan membantu kelompok pro-Moskow. Ia menyebut etnis Rusia di Ukraina sering mendapatkan persekusi dari kelompok ultranasionalis.

Selain itu, niatan Ukraina untuk bergabung dengan NATO meningkatkan ancaman keamanan di sekitar wilayahnya. NATO muai menancapkan pengaruh kuatnya beberapa tahun terakhir.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar