Gunung Argopuro, Si Cantik yang Mistis

Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Situbondo - Bagi penggemar wisata alam dan petualangan, nama Argopuro tampaknya sudah akrab di telinga. Cantik tapi mistis, obyek wisata ini wajib dicoba.

Gunung Argopuro secara administratif terletak di 5 kabupaten. Yakni Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, dan Probolinggo. Kawasan yang memiliki luas 14.177 hektar ini masuk dalam pengelolaan Suaka Margasatwa (SM) Dataran Tinggi Iyang.

Ada 2 jalur untuk masuk kawasan ini. Yakni jalur timur via Baderan, Situbondo dan jalur barat melalui Bremi, Probolinggo. Kedua jalur ini memiliki kekhasan masing-masing. Baik trek, bentang alam, maupun vegetasinya.

Untuk menyusuri pegunungan dengan puncak favorit bernama Puncak Rengganis ini, dibutuhkan waktu setidaknya 5 hari perjalanan pulang pergi. Baik via jalur Baderan maupun jalur Bremi.

Oleh sebab itu, pegunungan ini disebut trek pendakian terpanjang di pulau Jawa. Panjangnya sekitar 60-an km. Itu pun dengan medan bervariasi. Naik turun jalan setapak diantara belantara, tubir jurang, serta ragam medan lainnya.

Namun, perjalan panjang di trek pendakian yang tentu menguras tenaga tersebut akan terbayar dengan sajian bentang alam yang eksotik dan mempesona. Dipadu dengan sejuknya alam gunung.

Jika beruntung, di perjalanan akan menjumpai beberapa jenis satwa liar. Misalnya Lutung Jawa (tracypithecus auratus), Rusa Timor (cervus timorensis), Babi Hutan (sus scrofa), Kijang (muntiacus muntjak), Kucing Hutan (felis bengalensis).

Bukan cuma itu. Keragaman ekosistem di pegunungan ini juga tak kalah menarik. Tipe ekosistem ini memiliki vegetasi hutan tropis. Diantaranya Jamuju (podocarpus imbricatus), Sapen (engelhardia spicata) dan Cemara Gunung (casuarina junghuhniana ), serta jenis vegetasi lainnya.

Ada beberapa objek dan tujuan sangat menarik di dua jalur pendakian Gunung Argopuro. Yakni sabana luas nan eksotis Cikasur jika lewat jalur Baderan, Situbondo, dan danau Taman Hidup kalau lewat Bremi, Probolinggo.

Kalau menggunakan jalur timur, dengan start dari Pos Baderan pukul 7 pagi akan tiba di Cikasur sekitar pukul 5 sore. Di jalur ini beberapa pos istirahat yang terdapat sumber air. Yakni Mata Air I dan Mata Air II. Pun Jambangan.

Lelah seharian berjalan, Cikasur biasanya jadi jujukan untuk bermalam yang ideal. Karena dekat sungai atau mata air. Pun banyak sekali selada air (arnong: bahasa lokal) yang bisa dijadikan sekadar variasi menu tambahan untuk dikonsumsi.

Setelah bermalam di Cikasur, perjalan dilanjutkan pagi harinya ke pos berikutnya, Cisentor. Tentu saja setelah lebih dulu menikmati keindahan sabana. Untuk menuju Cisentor, tak begitu jauh. Hanya sekitar 3 jam perjalanan. Medannya pun tak begitu banyak tanjakan. Meski tetap berupa jalan setapak.

Cisentor merupakan persimpangan bertemunya jalur timur (Baderan) dan jalur barat (Bremi). Tempat ini juga tak jauh dari sungai berair jernih. Sehingga dapat dijadikan tempat menambah stok air.

Etape selanjutnya, yakni menuju Puncak Rengganis. Puncak ini menyajikan panorama indah, eksotis, dan mistis. Sebab, di puncak ini terdapat batuan bekas reruntuhan keraton. Konon, tempat ini merupakan bekas keraton peninggalan Dewi Rengganis.

Salah seorang pegiat alam bebas senior asal Jember, Nur Hidayat, mengaku bahwa pendakian ke Argopuro memang memiliki kepuasan tersendiri. Yakni terdapat perpaduan antar wisata petualangan, konservasi lingkungan, serta edukasi.

"Banyak sekali yang kita dapatkan dari sini. Selain eksotisme, petualangan, serta edukasi. Pun ada nuansa mistis dan magis," akunya, saat berbincang dengan detikcom, Minggu (26/9/2021).

Untuk masuk kawasan ini memang harus menggunakan Simaksi (surat ijin masuk kawasan konservasi). Karena Suaka Margasarwa (SM) Dataran Tinggi Iyang masuk dalam pengelolaan Bidang KSDA Wilayah III Jember.

Bagaimana, Anda berminat berwisata petualangan dan mistis ?



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar