Ilmuwan China di Lab Wuhan Diklaim Berkhianat ke AS
Nusaperdana.com, Jakarta - Mantan penasihat keamanan presiden Amerika Serikat, Steve Bannon, melontarkan pernyataan kontroversial. Ia mengklaim bahwa ada ilmuwan di laboratorium Wuhan Institute of Virology telah berkhianat ke Amerika Serikat.
Dikutip detikINET dari New York Post, ilmuwan itu menurut Bannon bekerja sama dengan intelijen AS untuk mencari bukti bahwa virus Corona berasal dari laboratorium bersangkutan.
"Mereka belum berbicara pada media, namun ada orang keluar dari lab Wuhan dan lab lainnya yang datang ke Barat dan menyerahkan bukti kesalahan China. Saya pikir orang-orang akan terkejut," klaimnya.
Tak hanya berbicara pada agen AS, pembelot itu juga berkomunikasi dengan lembaga terkait di Eropa dan Inggris.
"Orang-orang di sekitar laboratorium itu meninggalkan China dan Hong Kong sejak pertengahan Februari. Inteljen AS bersama MI5 dan MI6 sedang berusaha membuat kasus legal menyeluruh yang membutuhkan waktu lama. Tidak seperti James Bond," klaim dia.
Namun memang tidak ada bukti dari Bannon soal pernyataannya itu. Beberapa waktu silam, Trump dan Menlu AS Mike Pompeo juga menyatakan punya bukti virus Corona bocor dari lab Wuhan, tapi mereka tidak menunjukkannya.
Direktur Wuhan Institute of Virology, Yuan Zhiming, menyatakan di awal Juni bahwa studi terpercaya di seluruh dunia soal genom coronavirus tidak menunjukkan bukti modifikasi oleh manusia. Virus itu juga berbeda dari virus apapun yang sudah diketahui, sehingga tak mungkin dikembangkan dari virus yang sudah ada.
"Mendesain dan menciptakan sebuah virus yang benar-benar tidak diketahui sebelumnya adalah di luar kapabilitas laboratorium eksisting apapun di institut kami," kata Zhiming.
"Kami tidak pernah berpartisipasi dalam mendesain atau menciptakan sebuah virus baru dan tidak akan pernah melakukan hal tersebut," tegasnya.
Dia menyinggung bahwa mencari asal COVID-19 adalah pekerjaan ilmiah sukar dan takkan ditemukan jawabannya dalam waktu singkat. "Saya harap tiap orang bisa mengesampingkan prasangka dan yakin pada sains dan bukti untuk menciptakan lingkungan riset rasional untuk melacak asal virus ini," pungkas Zhiming.
Berita Lainnya
Ini Delapan Negara yang Tolak Kecam Malah Mendukung Serangan Rusia ke Ukraina
Cerita Drama Ibu-ibu yang Kerja dari Rumah Sekaligus Urus Anak
Pilpres AS, Joe Biden Dinilai Lawan Sepadan Donald Trump
Kondisi Kim Jong-Un Masih Belum Jelas
Setelah Terpeleset di Kamar Mandi, Presiden Brazil Alami Amnesia
Menlu RI: 2020 Momentum Penting Hubungan Diplomatik RI-RRT untuk Tingkatkan Kemitraaan Strategis Komprehensif
Kisah 'Iron Man' Bangun SpaceX Hingga Bawa Manusia ke Antariksa
Isi Perut Dinosaurus Berusia 110 Juta Tahun Terungkap