Kementerian PUPR Siapkan Langkah Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Lebak Banten


Nusaperdana.com, Banten - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan penanganan  rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak Banten, pada 1 Januari 2020 lalu. Bencana tersebut melanda 6 Kecamatan yakni Sajira, Cipanas, Lebak Gedong, Curugbitung, Maja, dan Cimarga. 

Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin mengatakan Kementerian PUPR telah melakukan penanganan pasca bencana di Kabupaten Lebak termasuk 12 jembatan putus yang ditargetkan selesai dalam waktu 3 bulan ke depan.

"Saya sudah mendapat laporan dari Menteri PUPR bahwa penanganan infrastruktur sudah dimulai yakni pembangunan jembatan dan gedung sekolah seperti Pesantren La Tanza," kata Wapres Ma'ruf Amin saat meninjau pengungsian warga di Aula Sudirman Dodiklatpur Rindam III Siliwangi, Rangkasbitung, Kamis (30/1/2020). 

Turut mendampingi Wapres, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar serta Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo. Kunjungan kerja dilakukan dengan menggunakan Kereta Inspeksi 4 dari Stasiun Kebayoran Lama pukul 09.00 WIB, menuju Stasiun Rangkasbitung di Lebak. 

Wapres Ma'ruf Amin menambahkan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana juga dilakukan dengan menyiapkan program relokasi warga terdampak yang rumahnya berada pada kawasan rawan bencana. "Pemerintah sudah menyiapkan relokasi bagi warga yang sudah tidak bisa menempati rumah yang lama. Nantinya warga tersebut akan diberikan dana bantuan untuk pembangunan kembali rumahnya. Untuk yang rusak berat sebesar Rp 50 juta, rusak sedang sebesar Rp 25 juta, dan rusak ringan sebesar Rp 10 juta, termasuk uang tunggu sebesar Rp 500 ribu per bulan, "tutur Wapres. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam masa tanggap darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi.

“Kami sangat memperhatikan kebutuhan air bersih di tempat-tempat pengungsian. Kita manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk menyediakan air bersih, khususnya ke posko pengungsian”, kata Menteri Basuki.

Pada masa tanggap darurat, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah  (BPPW) Banten telah menyalurkan  bantuan berupa logistik dan sarana prasarana tanggap darurat di beberapa titik posko pengungsi di Kabupaten Lebak yakni di Kecamatan Sajira dan Lebak Gedong yang meliputi 4 unit mobil tangki air berkapasitas 4.000 liter/detik, 12 unit Hidran Umum berkapasitas 2.000 liter/detik, 3 unit tenda pleton pengungsi, Toilet Mobil sebanyak 3 unit, 1 unit Dump Truck, serta personil 15 orang.

Dukungan penanganan infrastruktur tanggap darurat juga dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian dengan menyusun kantung pasir di titik-titik dinding sungai yang jebol akibat banjir seperti di Desa Banjar Irigasi sebanyak 3.000 kantung, di Pesantren La Tansa sebanyak 6.000 kantung, di Desa Sajira 3.000 kantung. 

Warga terdampak longsor di Kampung Sigobang, Kecamatan Lebak Gedong, Abah Epa mengucapkan terima kasih atas bantuan Kementerian PUPR khususnya dalam penyediaan air bersih di lokasi pengungsian Dodiklatpur Rindam III Siliwangi, Rangkasbitung. 

"Selama hampir satu bulan kami di sini, Alhamdulillah untuk air bersih sangat membantu, setiap saat tersedia. Jadi untuk konsumsi setiap hari kami tidak kekurangan, terima kasih," kata Epa.

Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Hari Suko Setiono, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian Tris Raditian, dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten (BPPW) Rozali Indra Saputra.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar