KSOP Bengkalis Soroti Masalah Keselamatan Pelabuhan Roro Air Putih


Nusaperdana.com,Bengkalis--Sejumlah permasalahan terkait infrastruktur dan keselamatan pelayaran di Pelabuhan Roro Air Putih, Bengkalis, menjadi perhatian serius Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bengkalis. Kondisi ini dinilai krusial, terutama menjelang pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-43 tingkat Provinsi Riau yang akan digelar di Kabupaten Bengkalis.

Berdasarkan Instruksi Menteri Perhubungan Nomor 3 Tahun 2025 tentang tugas dan fungsi keselamatan pelayaran, per 30 April 2025 yang sebelumnya di kelola oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) wilayah II Riau, seluruh aspek keselamatan pelayaran telah resmi diserahkan ke masing-masing KSOP atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lokasi pelabuhan.

"Sejak 30 April, sesuai Instruksi Menteri, tugas keselamatan pelayaran sudah menjadi tanggung jawab KSOP atau UPT masing-masing. Ini hasil evaluasi dari pusat dan sejauh ini pelaksanaan di lapangan sudah cukup baik, tinggal melengkapi beberapa hal,” ungkap Hariyanto, Koordinator Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Bengkalis, saat ditemui di Bengkalis, Senin (5/5/2025).

Namun, menurut Hariyanto, permasalahan yang paling mendesak saat ini adalah kondisi infrastruktur di Pelabuhan Roro Air Putih. Salah satu titik krusial berada di area Moveable Bridge  (MB) dermaga A yang dilaporkan tidak lagi berfungsi. Ketika air pasang surut, MB tidak dapat bergerak, menyebabkan kondisi pelabuhan stagnan dan berpotensi mengganggu aktivitas bongkar muat.

“Masalah paling krusial itu di MB Dermaga A yang tidak bisa bergerak saat pasang surut. Ini sudah berlangsung lama dan sangat menyulitkan. Kami sudah menerima laporan dari ABK kapal bahwa MB ini bahkan sudah tidak difungsikan hampir setahun,” jelas Hariyanto.

Kondisi memburuk pula terjadi di dermaga B. Di sana terdapat lubang pada jalur naik penumpang, yang sangat membahayakan, apalagi dalam momentum persiapan MTQ tingkat Provinsi.

"Di Dermaga B ada lubang di jalan penumpang. Ini sangat membahayakan, apalagi dengan event besar seperti MTQ Riau yang akan melibatkan banyak pengunjung,” tambahnya.

Masalah lainnya adalah ketiadaan lampu sorot di ujung pelabuhan yang sebelumnya hanya mengandalkan pencahayaan dari kapal yang sandar. Hal ini tentu tidak ideal dalam mendukung keselamatan pelayaran pada malam hari. Namun, beberapa hari terakhir, lampu-lampu tersebut mulai dipasang kembali meski belum optimal.

"Memang lampu sorot sebelumnya tidak ada, hanya bergantung pada lampu kapal. Tapi sekarang sudah mulai dipasang walau belum sempurna, karena kita maklumi kondisi keuangan Pemda Bengkalis," ujar Hariyanto.

Meski demikian, ia mengakui bahwa untuk aspek teknis ketahanan dermaga dan konstruksi, harus melibatkan pihak yang lebih ahli. “Kalau dengan kasat mata, untuk kendaraan yang tidak terlalu berat masih bisa lewat. Tapi untuk penilaian teknis, tentu butuh ahlinya,” ujarnya.dikutip dari KBRN 

Seluruh poin penting ini akan disampaikan dalam rapat resmi sebelum Kamis mendatang, sebagai bentuk tindak lanjut dari instruksi kementerian dan antisipasi menjelang gelaran MTQ.

Dengan berbagai persoalan ini, KSOP Bengkalis berharap adanya kolaborasi lintas sektor, termasuk dari pemerintah daerah, guna segera memperbaiki fasilitas pelabuhan demi menjamin keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa pelayaran.(Donni)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar