Rusia Kesal Amerika Ejek Program Antariksanya

Penerbangan Crew Dragon. Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Moskow - Setelah lama nebeng pesawat antariksa Soyuz milik Rusia, astronaut NASA akhirnya bisa terbang dengan Crew Dragon buatan perusahaan dalam negeri, SpaceX. Namun pihak Rusia jadi kesal karena menganggap AS terlalu berlebihan dalam peluncuran Crew Dragon, bahkan cenderung mengejek.

Presiden AS, Donald Trump, langsung mengatakan momentum itu membuat Amerika kembali memimpin di antariksa. Bos lembaga antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin, menganggapnya histeria yang tidak perlu disombongkan.

Kemudian beberapa saat setelah peluncuran, Elon Musk selaku pemilik SpaceX juga menyindir Rusia. "Trampolinnya berhasil," cetusnya.

Pernyataan itu merujuk pada kalimat yang pernah diutarakan Rogozin pada tahun 2014. Karena terlalu bergantung pada Rusia, Rogozin bercanda bahwa AS mungkin dapat mengantar sendiri astronautnya ke International Space Station menggunakan trampolin.

Rogozin kecewa dengan hal tersebut. "Ketika mitra kami pada akhirnya bisa melangsungkan tes sukses di pesawat antariksa mereka, tidak ada yang lain kecuali candaan dan ejekan yang ditujukan pada kami," tulisnya, dikutip detikINET dari Independent.

"Negara kami adalah yang pertama mengirimkan manusia ke antariksa. Kami tetap yang pertama sampai hari ini," imbuhnya.

Rusia meminta ongkos pada NASA USD 90 juta per kursi untuk setiap astronaut yang dikirimkan ke ISS. Kini NASA bisa jadi akan terus memakai pesawat SpaceX karena biayanya jauh lebih murah, sekitar USD 55 juta per kursi.

Hal itu juga menjadi sasaran kritik Rogozin. Ia menuding SpaceX melakukan dumping harga untuk menekan biaya semurah mungkin dalam rangka mendepak kompetitor.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar