Sidang Majelis PBB Ke-74, Para Pemimpin Dunia Bicara Soal Kopi


Nusaperdana.com, New York - Pertemuan-pertemuan di Sidang Majelis Umum PBB Ke-74 tak melulu membahas masalah keamanan atau lingkungan. Ada kalanya para pemimpin dunia bicara soal kopi. Pembicaraan itu dilakukan dalam diskusi bertajuk 'Aksi Bersama Mengatasi Krisis Harga Kopi Dan Mencapai Produksi Kopi Berkelanjutan'. Diskusi tersebut berlangsung pada Rabu (25/9/2019) di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, seperti dilansir dari Detik.com. Diskusi ini membahas harga kopi yang terus menurun di pasar internasional. Indonesia, yang diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bersama-sama dengan kepala negara dan pejabat tingkat tinggi negara penghasil kopi lainnya, mendiskusikan penyusunan strategi dan langkah yang perlu ditempuh guna mengatasi krisis harga kopi dunia saat ini. Indonesia merasakan dampak dari penurunan harga kopi yaitu menurunnya volume ekspor. Wapres JK mengatakan penurunan harga jual kopi di pasar global berdampak langsung terhadap penghidupan 1,8 juta jiwa petani kopi di Indonesia maupun petani di seluruh dunia yang diperkirakan berjumlah 25 juta jiwa. JK lalu menawarkan dua langkah untuk memperbaiki harga jual kopi di tingkat internasional. Langkah pertama yaitu melalui pengendalian jumlah pasokan kopi ke pasar global. Hal ini diharapkan akan mempengaruhi faktor fundamental harga kopi. Tapi, JK menegaskan langkah ini perlu dilakukan secara terstruktur melibatkan negara-negara penghasil kopi utama dunia. Langkah kedua yaitu melalui penambahan nilai produk-produk kopi yang didapat melalui program pengembangan kapasitas petani maupun tambahan kucuran dana investasi untuk peningkatan produktivitas kopi oleh Pemerintah. Diskusi ini juga dihadiri oleh negara-negara penghasil kopi di antaranya Kolombia dan Guatemala. Dua usul yang diajukan JK pun menjadi topik pembahasan. Para pemimpin negara sepakat membicarakannya secara lebih mendalam pada pertemuan lanjutan. "Pak wapres menyampaikan perlunya kerja sama yang erat antara negara-negara penghasil kopi," kata Wakil Tetap Indonesia untuk PBB di New York, Dubes Dian Triansyah Djani. Kerja sama antara petani kopi dengan pelaku industri perlu dilakukan. Salah satu peserta diskusi mengatakan dari harga segelas kopi $4, para petani hanya mendapat masukan 50 cent Menurut Dubes Djani, pertemuan membahas krisis harga kopi ini membuktikan bahwa sidang Majelis Utama PBB tidak hanya menyinggung soal perdamaian atau keamanan. Pertemuan ini memberi warna tersendiri. "Sidang majelis umum bukan hanya membahas isu perdamaian, isu keamanan, tapi juga masalah-masalah konkret yang terkait situasi perdagangan," ucap Dubes Djani.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar