Ternyata, Warga Riau Juga Turut Terisolasi di Wuhan China


Nusaperdana.com, Pekanbaru - Otoritas Cina telah melakukan isolasi terhadap Kota Wuhan di Provinsi Hubei. Itu setelah merebaknya virus 2019-nCoV, atau yang biasa disebut Virus Corona.

Seluruh masyarakat yang berada di Wuhan, saat ini tidak bisa keluar dari daerah asal virus mematikan tersebut. Termasuk enam orang warga Riau yang saat ini masih terjebak di Wuhan.

Seorang mahasiswa S2 asal Pekanbaru, Rio Alfi saat dihubungi wartawan, Ahad (26/1) menyampaikan bahwa dirinya bersama lima warga Pekanbaru lainnya dalam keadaan sehat.

Meski begitu, dirinya tetap merasa waswas dan khawatir. Karena saat ini belum bisa keluar dari Kota Wuhan.

"Saat ini saya berada di Kota Wuhan. Belum bisa balik ke Indonesia," ucap Rio.

Iapun menggambarkan sedikit kondisi Wuhan saat ini. Di mana jalan raya yang biasanya sangat padat, saat ini sudah mulai kosong.

Bahkan aktivitas transportasi umum sudah dihentikan seperti bus, subway dan kereta api.

Jalan yang biasa digunakan pejalan kaki juga terlihat sepi. Sekalipun ada yang berjalan, masyarakat di sana diharuskan untuk mengenakan masker.

"Orang pakai masker semua. Salah satu untuk mengatasi dampak virus. Pemerintah Wuhan menganjurkan agar memakai masker," tuturnya.

Menurut dia, ada sekitar 80 pelajar Indonesia yang sedang belajar di Wuhan. Lima di antaranya berasal dari Riau termasuk dirinya.

Kelimanya yakni Rizo Budi Prastowo, Langen Nidhana Meisyalla, Riza Delviani dan Rifqa Gusmida.

"Terus saya sendiri dan anak saya Raffifatu Rayya Rabbani. Kami sebetulnya ada lima orang. Satu lagi sudah lebih dulu kembali ke Riau untuk penelitian," ucapnya.

Saat ini, seluruh pelajar di Wuhan telah menjalin komunikasi dengan pihak KBRI di sana. Anjurannya, para pelajar diminta menghindari tempat yang ramai.

Sehabis dari luar harus mencuci tangan, termasuk sebelum makan dan tetap jaga kesehatan fisik.

Dari informasi yang ia dapat, masyarakat diharuskan menyetok makanan di rumah agar tidak keluar.

"Sejauh ini penanganan kasus sudah cukup baik. Kota Wuhan sudah di isolasi tidak bisa keluar maupun masuk ke Wuhan," tambahnya.

Saat ditanya apakah Pemerintah Provinsi Riau sudah menghubungi dirinya, maupun rekan lainnya, Rio memastikan belum ada.

"Dari Pemprov Riau kemungkinan tidak dapat berita kalau ada kami yang dari Riau," ucapnya.

Rio mengharapkan agar segenap masyarakat Riau dapat mendoakan dirinya bersama warga lainnya di Wuhan. Sehingga bisa kembali ke tanah air dengan kondisi yang aman.

Sementara itu, mahasiswa asal Pekanbaru lainnya Langen Nidhana Meisyalla menjelaskan kekhawatiran mereka alami.

Namun, untuk menjaga psikologis teman-teman yang bertahan di Wuhan, dirinya mengajak agar bersama-sama memberikan dukungan moril.

"Tidak menambah hoaks yang beredar merupakan langkah yang sangat membantu kami menjaga mental untuk bertahan di sini," kata Aleph melalui layanan WhatsApp kepada wartawan, Ahad (26/1).

Untuk memberikan kepastian kepada sanak saudara serta masyarakat Indonesia, Aleph memastikan bahwa hingga hari ini (kemarin, red) belum ada masyarakat Indonesia di Wuhan yang terinfeksi.

Pemerintah Indonesia melalui KBRI Beijing juga tetap berkoordinasi ke seluruh ranting kampus di Wuhan.

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Cina cabang Wuhan, Nur Musyafak menjelaskan bahwa sejak tiga hari yang lalu transportasi di Wuhan telah ditutup, dan kendaraan sepeda listrik tidak boleh digunakan.

"Alhamdulillah, hingga saat ini, teman-teman WNI di Wuhan hingga saat ini tidak ada terjangkit. KBRI, pemerintah setempat dan kampus selalu memantau semua orang yang stay di Wuhan dan WNI diimbau untuk selalu waspada. Jika keluar pake masker, jaga kesehatan, makanan juga," jelasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPRD RiauAde Hartati meminta dengan tegas agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riaumelakukan pendataan terhadap warga Riauyang masih berada di Wuhan.

Sebab, dari informasi yang ia terima ada beberapa mahasiswa asal Riau yang masih berada di Wuhan.

"Informasi yang saya terima ada enam orang warga Riau yang masih berada di sama," sebut Ade, Ahad (26/1).

Menurut dia, pemprov seharusnya memiliki peran dalam memastikan keamanan warganya yang sedang mengalami persoalan serius di luar negeri.

Ia mengambil contoh beberapa provinsi yang telah mengambil tindakan untuk melindungi warganya di Wuhan.

Seperti Aceh, yang memastikan bakal menanggung seluruh biaya yang dikeluarkan warganya selama masa darurat di Wuhan.

"Saya juga mendapat informasi dari seorang saudara di sana, di mana kondisi kota Wuhan terkini sangat sepi. Bahkan stok makanan hampir habis. Tentunya peran pemerintah kita harus aktif," sebut Ade.

Ade menambahkan, Pemprov Riau seharusnya tidak menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada KBRI di sana.

Setidaknya, ada upaya untuk menjalin komunikasi dengan warga Riau disana sebagai bentuk perhatian nyata.**



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar