LAMR Mandau Gelar Peringatan Negeri Junjungan Melayu Bertajak


Nusaperdana.com, Mandau - Jajaran pengurus Lembaga Adat Melayu Riau ( LAMR) Kecamatan Mandau  menggelar kegiatan peringatan Negeri Junjungan Bertanjak Serumpun Negeri, Rabu (16/09/2020) Siang

Kegiatan tersebut adalah dalam rangka memperingati  tahun kedua tentang bertanjak dunia  dengan judul negeri Junjungan Melayu  Bertanjak. yang dilaksanakan di halaman Balai Adat LAMR Mandau, dihadiri Ketua MPA LAMR Mamdau H Arwan  Mahidin, Ketua DPH LAMR Mandau H Revolisa, SH, Panglima Laskar Hulu Balang El Citra  dan juga pengurus LAMR kelurahan dan desa yang ada di Kecamatan Mandau.Juga hadir Camat Mandau diwakili Kasi Kesosbud Yoan Dema.

"Kegiatan ini serentak dilaksanakan di wilayah semenanjung Melayu yang ada di Dunia ini dengan judul negeri Junjungan Melayu  Bertanjak,", Kata Ketua DPH LAMR Mandau H Revolisa saat membuka acara tersebut.

Dikatakannya tanjak pertama berdasarkan buku Destar Alam Melayu karya Johan Iskandar sudah ada sejak tahun 1400. Tanjak pertama bernama takur tukang besi atau disebut juga dengan istilah ibu tanjak.

Penggunaan Tanjak terbagi menjadi tiga, pertama berdasarkan adat, yakni kebiasaan sehari-hari kehidupan masyarakat setempat. Kedua adat istiadat, yakni memiliki protokoler yang lebih mengarah pada ketetapan yang disepakati secara bersama-sama dalam suatu majelis. Ketiga adab, yakni menjunjung tinggi nilai-nilai penggunaan tanjak

" Sekarang  tanjak sudah berkembang  secara mendunia . Pakai tanjak sebagai pertanda Melayu.Semoga kedepan tanjak diwariskan ke genarsi  muda.Kita sangat mendukung acara ini terlaksana dengan baik sesuai dengan protokol kesehatan..

Dan tahun ini kegiatan sudah semakin meningkat dibanding tahun sebelumnya,", terang H Revolisa.

Mewakili Camat Mandau Yoan Dema menyampaikan sangat mengapresiasi kegiatan karena memberikan pengetahuan yang luas kepada masyarakat.

" Hanya saja sebagai masukan kepada seluruhnya terkait Covid-19  yang saat ini semakin meningkat dan diharapkan mematuhi protokol kesehatan.Semoga kegiatan ini dapat mewariskan budaya Melayu kepada generasi muda,", harapnya.

Dalam kegiatan tersebut wajib memakai tanjak dan berbusana Melayu dan membawa kain sarung penutup kepala ( perempuan).Selain itu wajib memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan dan No politik.

Berbagai kegiatan dalam acara tersebut diantaranya pembacaan syair,edukasi tanjak,edukasi tapak sirih, edukasi tepuk tepung tawar, akustik Melayu , penampilan pencak silat dan juga kompoi tanjak. (putra)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar